Sekarang disinilah Clair berada. Diruang makan keluarga kerajaan yang mewah dengan wajah kusam dan mata panda yang tebal.
Alean yang menyadari perbedaan wajah Clair, menampilkan raut wajah khawatir dan segera angkat suara untuk menanyakan keadaannya.
"Em, kak Clair. Apa yang terjadi denganmu? Wajahmu terlihat kesal dan kusam."
Clair menghela napas dalam dalam. Hah, tentu saja wajahnya menjadi kusam dan muncul mata panda. Rion bajingan itu, dia berceloteh menceramahi Clair agar hidup dengan sedikit bersenang senang dan tidak kaku. Tapi Clair membantahnya, dan terjadilah perkelahian argumen antara si pembunuh dan si putri-
-sampai pagi
"Tak apa apa."
Raja dan Ratu sudah menghabiskan sarapan mereka, mereka saling lirik kemudian sang Ratu mengangguk yakin kearah Raja.
"Clarissa, apa kau sudah baikan?" Tanya Raja dengan gugup.
"Saya tidak apa apa, Yang mulia."
Raja nampak kecewa dengan jawaban Clair, ia tidak tahu pasti sejak kapan senyuman diwajah Clair menghilang dan sejak kapan Clair mengubah panggilannya menjadi 'Yang mulia' tak ada suara hangat yang selalu memanggilnya 'papa' lagi yang berlari menggenggam bunga. Raja merindukan saat saat dimana Clair dan dirinya mengobrol sambil bercanda ria dengan santai dan bahagia.
"Putra mahkota Arlando kemarin datang melamarmu." Raja tampak memberi sedikit jeda ucapannya sembari melirik pelan Clair.
"Sekarang kau sudah resmi bertunangan dengan putra mahkota Arlando, dan saat umurmu sudah mencapai dewasa, upacara pernikahanmu dengan putra mahkota akan segera dilaksanakan." Raja menundukkan pandangannya. Enggan melihat reaksi yang akan ditunjukan oleh putri kesayangannya itu.
Sementara itu, Clair yang terkejut berusaha mengendalikan raut wajahnya, ia berpikir sejenak dan mengangguk dengan pasti.
"Dengan senang hati. Yang mulia."
'Braak
Leon menghentak meja dengan keras sehingga minuman yang berada diatas meja jatuh bertumpahan.
"AYAH! AKU TIDAK SETUJU DENGAN HAL INI. PUTRI CLARISSA BAHKAN MASIH BERUMUR 15 TAHUN DAN BELUM MELANGSUNGKAN PESTA DEBUTANTENYA! APA AYAH TEGA MENGIRIMNYA UNTUK MENIKAH!"
"Pangeran Leonard. Jaga ucapan dan perilakumu." Ucap Clair dengan dingin tanpa embel embel 'kakak' saat menyebut nama Leon.
Leon sontak mendudukan dirinya kembali, ia menatap tak percaya kepada Clair yang masih dengan tenang meminum air mineral yang sedari tadi dipegangnya.
"Clair!"
"Aku tak bisa apa apa, Leonard. Ini adalah titah kaisar, dan titah kaisar itu mutlak. Kau tahu jelas akan hal itu." Ucap sang Raja masih dengan kepalanya yang menunduk.
"Yang mulia tolong angkat kepala anda. Saya benar benar dengan tulus menerima lamaran putra mahkota Arlando."
"Clarissa, tak bisakah kamu memanggilku 'papa' lagi? Seperti- dulu." Tanya raja dengan ragu.
Belum sempat Clair menjawab, pintu ruang makan itu didobrak kencang oleh Prist, tangan kanan raja.
"Yang mulia Raja, gawat. Seluruh Fraksi Bangsawan memberontak kerajaan dengan dipimpin oleh marquees Raimond. Kerajaan sudah dikepung sepenuhnya, setengah kesatria kita sudah tumbang, dan beberapa diantara mereka yang tersisa menderita luka parah." Teriak Prist yang sekujur tubuhnya sudah mengalami luka cedera cukup serius.
Raja menggeram marah, belim selesai urusan dengan keluarganya sekarang para bajingan pemberontak itu sudah melancarkan aksi mereka kembali.
Raja segera berlari meninggalkan ruang makan disusul oleh Leon dan Lean untuk melawan para pemberontak itu.