4• Kekaisaran Malveploor

385 49 2
                                    

Hari sudah malam. Setelah penyerangan tak terduga yang dilakukan oleh keseluruhan anggota fraksi bangsawan, Raja-Ayahku-dan Ratu menggelar pesta pertunanganku putri Clarissa Phryne de Aquitane dengan putra mahkota Arlando Croeix de Glaradon Malveploor.

Matahari mulai tenggelam bersamaan dengan munculnya para bintang yang cantik dan bulan indah yang bersinar terang.

Putra mahkota kekaisaran Malveploor alias tunanganku,  bersama Kaisar dan Permaisuri datang pada pesta pertunangan yang diselenggarakan oleh Raja.

Sekarang, kami sedang berbincang santai bersama sambil menunggu pesta dimulai beberapa saat lagi.

"Putri Clarissa, apa kau senang bertunangan dengan Arlando? Bagaimanapun juga, kamu akan menjadi Ratu kekaisaran Malveploor, Ratu diatas seluruh Ratu. Bersama dengan Arlando kamu akan memimpin benua Benovhen ini agar tercipta kedamaian dan kemakmuran." Ucap Kaisar.

Aku tersenyum pada Kaisar untuk menjaga etika, kulirik sekilas putra mahkota yang sedang tersenyum padaku juga.

"Tentu, yang mulia. Hal itu tidak usah dipertanyakan lagi."

Raja terkekeh pelan, sepertinya dia bahagia karena putra kesayangannya memiliki tunangan dari kerajaan terbesar di benua.

"Haha. Aku harap kalian bisa berbahagia."

Jika dibilang bahagia, tentu saja aku tidak bahagia mengingat jika aku tak mencintai Putra mahkota Arlando. Gadis mana yang bahagia menikah dan hidup bersama orang yang tak dicintainya.

Tapi, itu adalah kewajibanku 'kan? Kewajiban sebagai seorang putri untuk-

-menjadi alat pernikahan politik.

Tentu saja, sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan kasih sayang atau cinta bullshit tralala yang selalu kalian bicarakan dengan wajah merona.

Bagiku, aku bisa bahagia dengan caraku sendiri bahkan jika hidup tanpa cinta dan kasih sayang. Seperti yang sudah kulalui selama ini.

Irisku beralih memandang putra mahkota lagi. Jika kalian bertanya tanya tentang putra mahkota.

Wajahnya sangat lembut, terlihat seperti soft boy-soft boy yang diidamkan oleh Fiona dikehidupanku yang lalu.

Rambutnya berwarna hitam legam bak langit malam yang sedang terpampang indah hari ini.

Warna matanya berwarna fuchsia terang, entah kenapa matanya mengingatkanku dengan pria bersurai merah muda kemarin malam.

Pria itu-Rion- manusia pertama yang tidak takut denganku yang seorang campuran demon dengan elf, manusia pertama yang berhasil membuatku tersenyum saat mengingatnya-padahal kami baru bertemu sekali.

Aku benar benar ingin bertemu lagi dengannya dan membuatnya kesal seperti halnya yang kulakukan saat itu.

Tunggu- topiknya melenceng! Bukankah tadi kita sedang membahas putra mahkota? Ah sudahlah, aku tidak mengerti lagi dengan manusia ini, Arlando terlihat sangat sangat sangat tampan.

Saat aku pertama kali melihatnya aku hampir saja menyangka jika Arlando adalah seorang demi-god. Dilihat dari fisik dan pemikirannya yang sangat sempurna.

Sepertinya dia merasa dilerhatikan, iris fuchsia-nya bertatapan dengan mataku.

Ukh- lihatlah senyumannya yang sangat manis itu.

Aku yakin wajahku sudah memerah karena malu saat ini, dari pada tambah malu lebih baik aku menundukan kepala saja.

Tapi. sepertinya Permaisuri menyadari interaksi kami.

"Ohoho. Lihatlah interaksi manis mereka, wajah Putri Clarissa memerah malu saat melihat senyuman Arlando. Bukankah itu sangat manis? Mereka terlihat serasi."

Ratu melirikku pelan. Mungkin Ratu berpikir jika aku akan menangis atau murung karena dijodohkan dengan pria yang sama sekali tak kukenal. Seperti kebanyakan putri bangsawan.

Tapi nyatanya aku malah bertingkah sebaliknya.

"Ha-haha. Itu benar, aku turut senang jika putri Clarissa dan putra mahkota bahagia."

Tapi, ada apa dengan kalian Kak Leon? Lean? Kenapa wajah kalian terlihat sangat masam seperti itu? Pfft- sepertinya kalian berpikir aku hanya pura pura bahagia dan akan menangis semalaman dikamar nanti.

Tapi nyatanya memang begitu kok, kecuali untuk menangis. Aku tidak pernah menangis lagi semenjak kepergian ibuku, Sang permaisuri kerajaan Aquitane.

"Kami sangat menantikan saat saat kalian menikah nanti, Arlando, putri Clarissa." Ucap Permaisuri.

"Membutuhkan waktu yang lama untuk menantikan saat itu, Ibunda." Ucap Arlando.

Benar benar! Suaranya itu sangat halus dan terdengar manis sekali ya ampun! Aku bisa gila jika terus seperti ini. Kyaa.

Tunggu. Bukankah itu tidak terdengar sepertiku? Kemana perginya Clarissa Phryne de Aquitane yang kaku itu? Mengapa aku menjadi sangat kekanakan dan bersikap layaknya seorang gadis yang sedang jatuh cinta?

"Clarissa, tampaknya kau telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan putra mahkota." Ucap Raja sambil tersenyum hangat padaku.

"Iya- AAH! MAKSUDKU TIDAK!"

Mulut sialan! Apa kau tidak bisa bekerja sama dengan otak untuk saat ini?

Tunggu apa yang tadi kulakukan.

"Maafkan kelancangan saya." Ucapku sambil menunduk.

"Tak apa putri." Ucap Arlando sambil menampilkan senyuman manisnya.

Dia sangat tampan, aku jadi ingin menikahinya sekarang juga. Eh? Astaga Clair berpikirlah layaknya seorang putri yang elegan dan terhormat.

Ck.ck. aku kehabisan kata kata dengan diriku sendiri.

*****

Raja, Ratu, Permaisuri, dan juga Kaisar sudah duduk disinggasana mereka yang berada pada ballroom istana.

Sedangkan Clair dan Arlando berdiri didepan pintu masuk ballroom. Mempersiapkan diri untuk mempublikasikan pertunangan mereka.

Clair menggandeng lengan kiri Arlando.

"Apa kau sudah siap, putri?" Tanya Arlando.

"Tentu, yang mulia." Jawab Clair sambil tersenyum.

Arlando segera memberi intruksi kepada penjaga pintu agar segera mengumumkan kedatangan mereka.

Akhirnya, pintu telah terbuka lebar. Menunjukan wajah orang orang yang sedang menatap kagum pada pasangan muda yang baru saja masuk kedalam ballroom yang sudah disiapkan dengan indah dan mewah.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA ARLANDO CROEIX DE GLARADON MALVEPLOOR DAN YANG MULIA PUTRI MAHKOTA CLARISSA PHRYNE DE AQUITANE MEMASUKI RUANGAN "

****


Yaay update juga akhirnya nih.

Tunggu update chapter selanjutnya hari kamis nanti yap :>

Babai. Jangan lupa vote

Princess In The Novel : ReinkarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang