Perkenalkan, namaku Clarissa Phryne de Aquitane. Kalian bisa memanggilku Clair. Aku adalah putri pertama dari kerajaan Aquitane.
Beberapa hari yang lalu saat aku menjalankan ekspedisi untuk berburu monster dihutan bagian barat, aku mengalami luka berat yang membuatku pingsan selama beberapa hari.
Tebak apa yang kudapatkan! Ya, aku mengingat kehidupanku yang lalu.
Haah. Omong omong bagaimana keadaan Fiona saat itu ya? Apa dia terluka karena aku melemparnya dengan keras?
Tapi sebelum itu, sepertinya aku harus menenangkan kakak dan adikku ini.
"Kak Leon, Lean. Aku baik baik saja, bahkan luka luka ditubuhku juga sudah sembuh."
Tentu saja luka tubuhku sudah sembuh. Saat ini aku hidup di dimensi yang berbeda dengan bumi. Ini adalah dimensi dimana sihir, monster, dan ras selain manusia itu nyata.
Contohnya saja ayahku yang seorang keturunan demon dan ibu adalah putri elf ras cahaya. Jadi, aku yang campuran demon dan elf ini tak akan mudah mati sekalipun tubuhku tersayat sayat oleh pedang tajam, racun, dan serangan monster.
"Kau ini selalu bilang 'baik baik saja' disetiap ada hal buruk yang menimpamu, Clair. Bagaimana bisa kami percaya kau baik baik saja setelah diserang oleh raja elf ras gelap."
Leonard, kakakku angkat suara. Memang sih jika diperantarakan, melawan elf biasa saja setara dengan melawan belasan kesatria terlatih. Lalu saat itu aku bahkan melawan raja elf ras gelap yang kekuatannya berkali kali lipat dari elf biasa. Tentu saja akhirnya akan seperti ini.
"Hehe."
Alean, Adikku masih menggenggam tanganku dengan wajah khawatir yang sangat jelas tercetak diwajahnya.
Oh, omong omong. Kedua kakakku ini ras Demonic murni.
"Oh, ayolah Lean, aku benar benar baik baik saja. Oh iya, bagaimana keadaan kerajaan selama aku tak ada?"
"Sebenarnya, beberapa orang dari faksi bangsawan secara terang terangan memberontak kerajaan. Kak Leon marah karena mereka memanfaatkan keadaan kerajaan yang sedang kacau untuk memberontak. Kau bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya." Ucap Lean.
Hmm, baiklah. Kupikir dia pasti menyerang para pemberontak dengan membabi buta.
Tunggu, sepertinya ada yang salah.
"Dimana Raja dan Ratu?"
Lean menatap iba kearahku. Hei ada apa? Kenapa kau mengasihaniku sampai seperti ini.
"Haah. Seperti biasa, mereka hanya mengurus kerajaan tanpa sekalipun niat untuk mengunjungimu." Ucap Leon dengan dingin.
Aku hampir lupa dengan orangtua kami yang sangat dingin itu. Tapi, sebenarnya aku ingin kembali seperti dulu.
"Kalian istirahat saja. Aku juga akan beristirahat dulu."
"Baiklah."
****
Beberapa hari berlalu, hari hari yang dijalani Clair sudah tampak biasa, kecuali dengan Clair yang masih berpikir tentang siapa yang menyuruh orang untuk membunuh Giona dikehidupan sebelumnya.
Hari sudah sangat larut, semua orang sudah tertidur bahkan pengawal yang sedang berjaga didepan pintu kamar Clair sedang diam diam tidur sambil berdiri.
Hanya Clair orang yang bisa terjaga dimalam hari dengan suhu dingin sambil membaca buku politik dengan pikiran yang tidak sinkron dengan buku yang dibacanya.
"Apa Alexander yang melakukannya?! Ck. Ck. Sepertinya dia sangat dendam denganku yang menolak ajakannya untuk menikah. Lagipula siapa juga yang mau menikah dengan pria gila harta sepertinya!"