13• Aris

77 13 8
                                    

Pagi hari sekali, tepat saat matahari baru saja menampakan dirinya Clair, Aris, Iris, dan Bella sudah bersiap didepan gerbang akademi.

Mereka memasukan barang barang yang diperlukan dalam misi mereka pada penyimpanan barang kereta kuda. Aris hanya membawa pedang yang dilampirkan pada pinggangnya, Iris membawa beberapa baju ganti untuk mereka berempat.

"Mereka kan bodoh. Lihat! mereka tidak ada yang membawa baju ganti." Pikir Iris.

Dan yang terakhir, Clair membawa pedang pemberian Raja didalam cincin ruang miliknya. Simple, hanya memakai cincin.

Yang paling berlebihan disini adalah Bella. Iya Bella, dia membawa buku dan pena. Ribet sekali bukan?

Dia bilang "aku bagian dokumentasi saja."

Beban.

Sekarang mereka semua sudah berada didalam kereta kuda yang sudah berjalan menuju portal teleportasi umum dipusat kota. eh tidak semua deh-

-mereka mengusir Aris dari dalam kereta, jadi Aris berpisah dan menaiki kuda tepat disebelah kiri kereta atas usulan Clair, yang lain hanya menyetujui saja. Bagaimanapun juga Aris-lah sumber masalahnya. Sekalian mengawal juga.

Haha.

Mereka bahagia melihat Aris yang menderita, dia harus susah payah menaiki kuda dengan menjaga keseimbangan dan mengontrol kecepatan juga arah laju kudanya. Sedangkan mereka didalam kereta kuda bisa bersantai sambil tidur dengan hangat dan nyaman.

Dan disini Iris yang paling senang. Dia senang melihat kembaran yang bodohnya sudah mendarah daging itu menderita.

======

'Swoosh

"Ugh-pusing." Gumam Clair.

'Jadi begini rasanya teleportasi tanpa mana sendiri. Kepalaku pusing, perutku juga sedikit mual.' Batin Clair

"Kapan kita sampai sih? Lama sekali!" Clair mencebikan bibirnya kesal. Jika saja sihir diperbolehkan dalam tes ini, maka mereka akan sampai dalam waktu beberapa detik.

"Oh ayolah Clair! Kita baru saja menempuh perjalanan selama lima menit! Cih, mentang mentang biasanya kau teleport." Ledek Iris.

"Apa?! Iri ya? Huh!" Balas Clair dengan nada yang mengatakan 'ribut yok'

"Aku? Iri denganmu? HAHAHA! Jangan mimpi dasar sombong!" Balas Iris dengan nada iklas shampo p*nteene

Clair yang tidak mau berdebat dan lebih memilih mengalah karena sedang mengantuk, lebih memilih untuk masuk kedalam cincin dimensi dan tidur diatas kasur yang empuk. Tidak seperti Iris dan Bella yang hanya duduk, apalagi Aris yang duduk diatas kuda.

'CTAK

"CLAIR PAKAI SIHIR! NILAI KITA AKAN DIKURANGI. HIKS"

Beberapa jam kemudian.

"Clair? Clair? CLAIR SUDAH SAMPAI!"

'CTAK

"Sudah sampai?" Clair keluar dari dimensi cincin dan menolehkan kepalanya keluar jendela kuda untuk melihat suasana luar.

"Iya, ayo kita buat tenda untuk bermalam." Ucap Iris.

"Memangnya kita akan disini berapa hari?" Tanya Clair.

"Hanya satu malam kok. Pak kusir kita suruh tidur didalam kereta kuda saja." Ucap Iris dengan wajah tanpa dosa-nya.

"Tidak sopan, kita cari penginapan saja." Ucap Clair.

"Heh! Sejak kapan kau belajar tentang sopan santun huh?" Sahut Iris dengan sinis.

"Nyenyenye."

"Omong omong. Mana Aris?" Tanya Bella yang akhirnya angkat suara.

"...."

"Tidak usah pikirkan dia."

"....."

"Bodoh."

"...."

=======

Sekarang Clair, Bella, dan Iris telah berkumpul disalahsatu kamar yang berada dipenginapan, hari sudah sore dan waktu mereka terbuang secara sia sia hanya karena mencari penginapan mewah yang se-level dengan mereka. Iris bilang "Masa aku yang cantik dan elegan seperti ini menginap dipenginapan rakjel."

Jadilah mereka menginap dipenginapan bintang tujuh, tentunya atas saran Iris. Sampai sampai mereka lupa dengan seseorang yang sedari tadi sedang mencari mereka hingga berkelimpungan.

Hitung hitung sekalian balas dendam.

"Dimana tempat gunung berapi-nya?" Tanya Bella.

"Mana putri tau, putri kan bukan peta dora." Balas Iris.

"Tak usah temani dia, ayo kita saja yang cari." Ajak Clair sambil merangkul bahu Bella.

"Dimana Aris?" Tanya Bella kembali.

"KENAPA SIH KAU ITU MENANYAKAN DIA TERUS? KAU MENYUKAINYA YA?" Teriak Iris dengan nada yang dibuat buat.

"Bukan seperti itu, masalahnya persediaan makanan kita berada pada dia. Penyimpanan kereta kuda sudah tidak cukup." Ucap Bella sambil memutar bola matanya malas. "Jika bukan karena itu, untuk apa aku mencari mahkluk bodoh itu? Dia kan tidak berguna"

Aris tidak berguna.

Sedangkan itu disisi lain.

"Aduh telingaku panas. Omong omong--AKU ADA DIMANA INI?!"





























Princess In The Novel : ReinkarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang