Aku sedang tiduran di kamar tidurku yang berdinding pink itu sambil membaca novel kesukaanku. Terbebas dari ribetnya tugas kuliah selalu aku manfaatkan untuk menumbuhkan kembali suasana baru dalam keseharianku. Dengan aku sering menuruti hobiku sendiri, itu sama seperti aku merawat semangat yang bisa saja runtuh tanpa aba-aba.
Saat aku terlena dengan semua kata-kata indah yang menghipnotisku, tiba-tiba dentingan suara dari handphone-ku terdengar sebagai pertanda ada pesan yang masuk.
"Hai, Dit. Ini Gio, save yaa nomerku."
Sudah tertebak dari mana Gio mendapatkan nomorku. Faza adalah orangnya. Hal itu semakin membuat aku kesal kepada Faza. Bagiku, nomor handphone itu sesuatu hal privasi yang tidak bisa sembarangan orang memilikinya. Apalagi tidak ada izin dariku.
"Hei Faza. Kenapa sembarangan ngasih nomer aku ke Gio?"
Begitulah isi pesan singkatku untuk Faza saat itu juga. Sementara, pesan dari Gio belum aku tanggapi sama sekali.
"Dia suka sama kamu sejak lama, Dit. Gausah marah-marah bisa gak sih?" Faza membalas kemudian.
Suka aku sejak lama? Kenal aja belum pernah kenapa dia bisa punya rasa?
"Jangan ngarang deh kamu. Jelas aku belum pernah ketemu apalagi kenal sama dia, gak mungkin dong bisa suka." Satu pesan lagi yang aku kirim ke Faza.
Tiba-tiba Faza menelponku, tidak seperti biasanya.
"Aku mau jelasin semuanya sama kamu, Dit." Ucap Faza.
"Iya, apa? Dia kenal aku dari mana?"
"Gini. Waktu lebaran taun kemaren kan kita ada bikin video bareng tuh, yang aku upload ke instagram. Jadi gatau kenapa tiba-tiba dia nanyain kamu seminggu abis itu. Dan kebetulan instagram kamu juga gak private kan? Nah dari sana dia selalu perhatiin kamu setiap hari. Katanya dia gak berani deketin kamu duluan, takutnya kamu gamau. Soalnya aku pernah cerita juga kalo kamu udah lama gak pacaran gitu." Begitulah Faza mulai menjelaskan awalnya bagaimana.
" Terus kenapa dia bisa dateng ke acara keluarga kita kemaren?"
"Yaa buat nemuin kamu dong. Katanya dia bakalan mulai deketin kamu gitu. Aku bukannya jodoh-jodohin kamu ya, tapi dia sendiri kok yang cari tau tentang kamu."
"Kenapa dia bisa suka sama orang yang belum pernah dia kenal?"
"Aku juga gak habis pikir sih, Dit. Tapi katanya dia ngerasa yakin aja kalau kamu itu jodohnya."
Ya Tuhan. Apa yang Gio rasakan persis sama seperti yang aku rasakan untuk Dimas. Kita mencintai seseorang tanpa perlu orang itu diberi tahu. Seharusnya aku tidak merasa aneh lagi kalau ada manusia seperti Gio. Karena sejujurnya, akulah orang yang satu jalur dengannya.
" Seyakin itu dianya?"
"Yoi. Dia selalu bangun dini hari cuman buat doain kamu, Dit. Padahal awalnya aku gak pernah liat dia tahajud. Baru setelah liat kamu, dia rajin banget buat tahajud. Aku sih setuju banget kalo kamu sama dia jalan gitu. Dia baik banget, Dit. Aku jamin kamu gabakalan disakitin sama dia."
Ternyata ada orang di luar sana yang mendoakan aku di sepertiga malamnya. Seperti yang aku lakukan untuk Dimas selama ini. Tapi bagaimanapun juga, aku tetap tidak bisa beralih begitu saja. Karena aku juga sudah diyakinkan Tuhan untuk bertahan demi Dimas.
![](https://img.wattpad.com/cover/243808497-288-k576448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam Kita Bertemu
Teen FictionCerita ini tentang seorang perempuan bernama Dita yang jatuh cinta diam-diam pada sosok lelaki yang menjadi idamannya sejak lama. Selama perjalanan hidupnya, laki-laki beruntung itu selalu dicintai dengan kuat dan dijaga dengan bantuan Tuhannya. Ke...