CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENGETIK.
MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.
TERIMA KASIH.
---------------------------------------------------
Dante mencium Vale dengan mata terbuka, begitu juga dengan Vale seolah mereka sedang mengukur kekuatan masing-masing. Menurut apa yang pernah Dante dengar, Vale tidak pernah berkencan dengan laki-laki manapun tapi wanita ini jago berciuman. Sesekali Dante menyeringai karena Vale berusaha berontak dari kungkungannya. Harus Dante akui jika Vale adalah petarung yang hebat, berulang kali wanita cantik nan seksi itu mencoba menggigit bibirnya namun gagal. Malahan pergulatan mereka semakin bertambah panas.Posisi mereka kali ini membuat handuk Vale melorot dan menampilkan puncak payudaranya yang menegang. Belum lagi gesekan dari selakangan Dante. Dante mencium dan menjilat pipi Vale lalu turun ke leher dan memberi banyak kissmark disana. Ia mengerang saat melihat puting kecil milik Vale yang menggoda minta dikulum. Dan Dante mengabulkan permintaan sang puting.
Dante bersumpah bahwa erangan Vale adalah suara terseksi yang pernah ia dengar. Ia mengulum, menjilat dan menggigit puting itu dengan penuh nafsu. Tubuh Vale memang mungil, tapi wanita itu memiliki sepasang payudara yang kencang dan indah.
Tangan Dante melepas tangan Vale, ia tidak peduli apakah Vale akan menghajarnya setelah ini, yang penting Dante butuh melepas pakaiannya segera. Dengan tidak sabar ia merobek kemejanya dan melepas kait celananya. Bersamaan dengan itu ia juga menarik lepas handuk Vale agar ia lebih leluasa memandangi tubuh telanjang wanitanya.
Bukannya mendorong Dante menjauh, tangan Vale justru memeluk Dante semakin erat. Ia bahkan membantu Dante melepas celana pria itu beserta boxer yang membungkus senjatanya.
Mereka kembali berciuman dengan panas. Kali ini tangan Dante menjelajah kemanapun yang ia suka termasuk pada lembah panas yang ada di kedua paha Vale. Dante mengerang saat tahu betapa basahnya Vale disana, ia menemukan sebuah tonjolan dan mengusapnya perlahan. Hasilnya sungguh diluar dugaan. Vale tersentak dan mengerang lebih keras.
“Dante….”
Ya… Dante menyukai bagaimana Vale menyebut namanya. Karena itu ia mengusap lebih keras untuk memancing gairah Vale kembali. Vale yang memegang pistol dan Vale yang mengerang nikmat sama-sama membuat Dante kehilangan akal sehat.
Karena itu Dante menarik wajahnya dari wajah Vale yang terangsang dan menempatkannya di antara kedua paha Vale. Dante meletakkan kedua kaki Vale diatas bahunya dan menghirup aroma kewanitaan Vale. Ia sudah tidak sabar dan langsung menjilatinya.
“Aakkh..”
Dante langsung kesetanan dan melahap rahasia Vale dengan penuh nafsu. Ini pertama kalinya ia melakukan oral pada seorang wanita. Bahkan dengan Naiya sekalipun tidak pernah ia lakukan, menurut Dante mengoral bagian tubuh wanita adalah hal yang paling intim dan memerlukan perasaan lain saat melakukannya. Karena itu Dante tidak pernah mempraktekkannya pada Naiya. Tapi berbeda rasanya jika dengan Vale, Dante merasa bahwa ini adalah tepat dan benar.
Vale mengejang dan menyemburkan cairan orgasme yang langsung Dante telan. Saatnya ke menu utama.
Dante bisa melihat wajah Vale yang semakin cantik akibat orgasme dan bersumpah bahwa wajah itu hanya ditunjukkan padanya sampai mati. Ia kembali melumat bibir Vale yang merekah dan semakin memerah. Tangannya memposisikan kejantanannya yang sudah tidak sabar masuk ke dalam sarangnya.
Dante suka bagaimana Vale membalas tatapannya. Satu dorongan, dua dorongan, Dante berhenti karena ada yang menghalangi. Sudah ia duga Vale masih perawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT WOMAN [END]
RomanceValerie Whitlaw, adalah seorang cucu perempuan dari pemilik perusahaan pembuat senjata api di Amerika Serikat. Valerie harus menerima perjodohan dengan Dante Bloodstone, CEO Stone Sky perusahaan pembuat rudal dan pesawat tempur. Agar akuisisi antar...