CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENGETIK.
MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.
TERIMA KASIH.
---------------------------------------------------
Vale belum pulang sejak semalam, ponselnya juga tidak bisa ku hubungi.
Dante melempar ponselnya ke atas ranjang dan bergegas membasuh tubuhnya di kamar mandi. Ia kembali ke GM hotel bersama Merry setelah sampai jam sepuluh malam berada di rumah Vee hanya untuk menunggu Vale. Tapi wanita cantik itu tidak terlihat sama sekali.
Setelah berpesan pada Vee agar menghubunginya kalau-kalau Vale pulang, barulah Dante mengikuti Merry menuju GM. Tapi ternyata Vale tidak pulang sama sekali. Red, orang yang paling Dante percayai dalam mencari informasi juga tidak bisa di hubungi sejak semalam. Padahal Dante butuh informasi tentang Vale secepatnya.
Dante merasa ada yang aneh dengan wanita itu. Jika Vale pikir kelakuannya semalam membuat ia mundur, Vale salah. Apalagi setelah pergulatan mereka yang panas, Dante tidak mungkin melepas Vale semudah itu. Ia justru semakin merasa tertantang untuk mendapatkan hati Vale, dan mengekspolitasi lebih lagi tentang jati diri Vale. Siapa wanita itu sebenarnya?
Wanita acuh yang ia temui di basement hotel? Atau wanita panas dan bergairah yang sempat menunggangi tubuhnya? Atau wanita dingin kejam yang memukulnya semalam? Atau masih ada lagi Vale yang lain?
Dante pikir setelah ia bertemu Vale lagi, dia akan membicarakan hubungan mereka baik-baik, tapi Vale malah menghilang. Satu-satunya cara untuk tetap mempertahankan Vale adalah dengan melanjutkan perjodohan itu. Karena itu Dante harus bergegas pulang dan membicarakannya dengan kedua orang tuanya.
"Yoi Blood..."
Red kembali menghubungi Dante saat pria itu dalam perjalanan menuju bandara.
"Apakah yang kau sampaikan padaku tentang Valerie sudah semua?"
"Huh?"
"Jangan membohongiku Red."
"Woah easy man. Aku tidak bermaksud membohongimu, tapi info yang ini belum pasti kebenarannya."
"Info apa?"
"Hmmmm sedikit rumit menjelaskannya."
"Red!!"
"Sorry Blood.... Aku janji akan menghubungimu setelah yakin bahwa ini benar."
"Katakan saja sekarang." decak Dante tidak sabaran.
Terdengar suara helaan nafas Red diseberang sana.
"Kau tahu snow white?"
"Snow... apa?"
"Ini bukan tentang kisah snow white dari disney, Blood. Snow white... kelompok pembunuh bayaran wanita yang menggunakan senapan. Sebagai CEO stonesky harusnya kau tahu."
Dante memang pernah mendengar nama itu, tapi tidak pernah ia pikirkan terlalu dalam. "Lalu ada hubungan apa mereka? Jangan bilang dia anggota...?"
Dante terpaksa menggunakan kata mereka karena ia tidak sedang sendirian dalam mobil itu. Ada salah satu sopir Gabe yang mengantarnya menuju bandara.
"Ini yang aku tidak tahu Blood. Snow white terkenal dengan sistem keamanan yang canggih, aku tidak bisa menembusnya. Tapi tidak sekali dua kali aku melihat calon tunanganmu bertemu dengan salah satu anggota snow white. Mereka bahkan sering makan bersama seperti teman lama. Melihat kemampuan menembak Valerie hal itu bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Belum lagi wajahnya yang cantik. Ngomong-ngomong kalau aku dibunuh oleh anggota snow white aku juga rela. Syarat utama untuk masuk menjadi anggota selain jago menembak adalah harus cantik. Makanya jarang sekali target pembunuhan snow white bisa lolos, sudah pasti mereka terpesona pada wajah si pembunuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT WOMAN [END]
RomanceValerie Whitlaw, adalah seorang cucu perempuan dari pemilik perusahaan pembuat senjata api di Amerika Serikat. Valerie harus menerima perjodohan dengan Dante Bloodstone, CEO Stone Sky perusahaan pembuat rudal dan pesawat tempur. Agar akuisisi antar...