---Part 3---

5.1K 546 154
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENGETIK.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

TERIMA KASIH.

---------------------------------------------------
Ada yang kangen Vale dan Vee??

Selamat membaca,

Vee terlihat menyeringai dibalik lima kartu yang tengah ia pegang, dengan percaya diri ia menunjukkan kartunya dan berkata, “full house.”

“Straight flush.” Vale melempar kelima kartunya dan membuat Vee meraung tidak terima. Vee kalah lagi dan ini sudah ke tiga kalinya dalam pagi ini.

“Sial… kapan aku bisa mengalahkanmu? Kalau seperti ini terus aku tidak bisa menantang Maximilan.”

“Aku hanya beruntung saja. Maximilan tidak mungkin seberuntung ini.”

“Tetap saja setidaknya aku harus mengalahkanmu dulu sebelum bertarung dengan pria brengsek itu di casino nya.”

Itulah rencana Vale dan Vee untuk membalas sakit hati Vee dulu, mengalahkan Erick diatas meja judi. Erick tidak akan menyangka bahwa mantan istrinya yang polos dan ia injak-injak dulu, ternyata bisa bermain judi.

“Kita bisa mencoba blackjack atau baccarat.”

Vee menggeleng, “Sudah cukup hari ini, aku ada wawancara dengan salah satu stasiun radio jam sebelas.” wanita cantik bermata sipit itu melirik keberadaan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. “Kemana kakakmu membawa Denise?”

“Aku tidak tahu. Seb bilang akan mengembalikan Denise pagi-pagi, tapi ternyata sampai sekarang belum datang juga. Kau sudah menghubungi ponselnya?”

“Hmmm ponselnya dimatikan.”

“Kau ingin mengalahkan Maximilan kan? Bagaimana kalau nanti malam kau ikut denganku?”

Vee yang hendak menuju kamar pun menoleh, “Kemana?”

“Ke meja judi yang sesungguhnya. Kita tidak pernah tahu kemampuanmu yang sebenarnya kalau kau tidak pernah mempraktekkannya langsung.”

“Dan besok namaku akan muncul di surat kabar dengan judul ‘janda Maximilan turun ke meja judi juga.’ No.. thanks.”

“Percaya padaku, namamu aman, kedatanganmu aman, kemampuanmu bertambah.”

Vee menatap Vale cukup lama hingga akhirnya berkata, “Satu-satunya orang yang paling kupercaya di dunia ini adalah kamu. Jam berapa kita pergi?”

Vale tersenyum lebar mendengar hal itu, “Jam sepuluh.”

Bersamaan itu mereka mendengar pintu rumah mereka terbuka, dan muncullah sosok Denise dari sana.

“Maaf aku terlambat.” kata Denise.

“Bersiaplah Den.. kita langsung berangkat.”

“Kau tidak diantar Seb?” tanya Vale karena tidak mendengar suara mobil kakaknya tadi.

“Seb bertemu teman lama, aku pulang naik taksi. Aku siap-siap dulu.”

###THAT---WOMAN---3###

Naiya sedang menunggu berkas-berkas yang sedang Dante tanda tangani saat pria itu datang.

“Oops… sorry kukira kau sedang sendiri.” ujar pria yang setahu Naiya sudah tiga kali datang menemui bosnya tersebut.

THAT WOMAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang