CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENGETIK.
MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.
TERIMA KASIH.
---------------------------------------------------
Biasanya kalau jam segini up 😄😄Valerie Whitlaw
“Kirimkan bunga untuknya.”
“Gio.” tegur Ian.
“Tenanglah kak, hanya bunga semoga lekas sembuh.”
“Jangan main-main Gio. Kau harus ingat ada siapa di belakang wanita ini.”
Gio menyeringai kecil, “Sebagai anggota Lionis, seharusnya kita memberi salam perkenalan pada calon nyonya Facinelli kan Ian?”
Ian menghela nafas, “Dia calon nyonya Bloodstone.”
“Kalau Rei menyuruh kita merebutnya dari Bloodstone bagaimana?”
Ian mengusap wajahnya dengan kasar. Hal itu memang mungkin saja terjadi, tidak mungkin Rei langsung setuju masuk sebagai anggota Lionis kalau tidak dengan pemikiran yang matang. Rei pasti punya tujuan tertentu. Entah untuk merebut Valerie dari Bloodstone atau memang ingin menggulingkan Red Blood, yang manapun itu kalau Rei menjadi ketua Lionis Ian dan Gio harus menuruti semua keinginan pria itu. Termasuk melawan Dante Bloodstone sekalipun.
Sebenarnya Ian menghindari hal ini, bukan karena ia takut. Tapi Bloodstone lebih cocok dijadikan teman dibanding lawan.
“Urungkan saja niatmu itu, Rei belum mengatakan apa-apa pada kita. Jangan mencari masalah.” kata Ian.
Gio memang suka mencari masalah, jadi dia tetap mengirim bunga itu hanya untuk melihat reaksi Dante. Dan Gio langsung mendapatkannya sore itu, kunjungan Redmond Ghani di penthouse mewahnya.
“Aku selalu bertanya bagaimana kau bisa masuk kesini Red?” tanya Gio yang sedikit kaget dengan keberadaan Red.
Pria berambut merah itu sedang duduk di sofa ruang santainya sambil memainkan ponsel, kakinya ia julurkan keatas meja.
“Apa yang tidak bisa Red Blood lakukan Lionel?”
Inilah yang membuat Gio membenci Red. Kesombongan pria itu.
“Ada perlu apa kau kemari?” tanya Gio sambil menuangkan segelas whiskey untuk dirinya sendiri. Gio baru sadar bahwa disebelah Red tergeletak bunga baby breath yang tadi ia kirim pada Valerie.
“Mengembalikan pemberian mu. Dante tidak suka bunga. Apalagi bunga baby breath.”
“Aku tidak mengirim bunga itu untuk Dante.”
“Benarkah? Lalu kenapa Dante menyuruhku mengembalikannya padamu? Tidak kusangka seleramu berubah, Dante memang mempesona tapi ia tidak suka pria seperti mu.”
“Brengsek kau Red. Kau pasti tahu bunga itu untuk siapa.”
“Aku tidak tahu Gio. Tapi bagaimana kalau Ian tahu jika kau pernah tidur dengan ibunya?”
Wajah Gio langsung memucat dan Red tersenyum melihat hal itu.
“Kau dan Ian memang bersaudara, tapi kalian berbeda ibu. Bagaimana reaksi Ian kalau tahu kau pernah meniduri ibu tirimu yang tidak lain adalah ibu Ian? Bukankah Liones akan terpecah?”
“Bajingan kau.”
“Kau tidak salah kan Gio? Yang bajingan itu kau bukannya aku.”
Red bangkit berdiri dan mendekati Gio, “Jangan main-main dengan Red Blood Gio. Kau tidak tahu informasi apa saja yang sudah kita punya untuk menghancurkan Lionis. Termasuk hubunganmu dengan Reiner Facinelli. Dan satu lagi, jangan pernah ikut campur dengan kehidupan Dante. Dante dan Valerie itu satu paket, kalau kau mengusik Valerie sama dengan kau mengusik Dante. Jadi pikirkan baik-baik sebelum bertindak.”

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT WOMAN [END]
RomanceValerie Whitlaw, adalah seorang cucu perempuan dari pemilik perusahaan pembuat senjata api di Amerika Serikat. Valerie harus menerima perjodohan dengan Dante Bloodstone, CEO Stone Sky perusahaan pembuat rudal dan pesawat tempur. Agar akuisisi antar...