[ohana/8]

508 115 1
                                    

"Hyung!" Ketika Jiho masuk lagi bersama yang lain, mereka juga terharu melihat Seonghwa sedang menangis dipeluk Hongjoong—dan satu-satu bergantian memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung!" Ketika Jiho masuk lagi bersama yang lain, mereka juga terharu melihat Seonghwa sedang menangis dipeluk Hongjoong—dan satu-satu bergantian memeluknya. Jiho selalu berada di sebelahnya, bahkan makan diatas ranjang menemani lelaki yang masih belum bisa turun itu. Jiho dengan antusias menceritakan harinya kepada Hongjoong, setiap detail kecilnya dan setiap hal-hal yang ia anggap spesial akan diceritakan panjang lebar.




Yunho masuk untuk membawakan makan siang bersama dengan Yeji, mereka juga ingin makan di dalam kamar sambil bercengkrama. Yeji sudah bisa sedikit-sedikit berjalan, tetapi masih sering meminta Yunho untuk menggendongnya, dan lelaki itu sangat memanjakan Yeji seperti anaknya sendiri.


"Yeji-ah, makannya pelan-pelan," Yunho mengingatkannya, karena kemarin anak itu tersedak 3 kali selama makan. "Hongjoong-hyung kapan jalan lagi?" Tanya Jiho dengan semangat. "Gak tahu sayang, doain aja semoga hyung makin cepet pulihnya." Jawab Hongjoong.





"Captain, aku membawa sedikit informasi yang kurang baik." Kata Wooyoung ketika masuk bersama dengan Kyungmin. "Spill,"

 "4 anak yang dekat dengan kita berasal dari panti yang sama—juga yang sama denganku dan San." Rautnya terlihat sedih ketika mengatakan itu. "Yang sisanya merupakan anak-anak yang selama ini telah hilang, keenam dari mereka akan secepatnya dikembalikan ke orangtua masing-masing oleh Eden-nim besok pagi." Hongjoong menghela nafasnya, dan uap air mengembun di respiratornya. Pelukannya mengerat di Jiho yang masih tertidur lelap di sebelahnya, ia tidak ingin anak itu rusak masa depannya jika dikembalikan ke panti asuhan lagi.


"Yeji-ah, mau jalan-jalan gak?" Suara bariton Mingi terdengar dari luar pintu. Yeji yang mendengarnya itu langsung turun dari sofa, dan berjalan tertatih ditolong Yunho untuk membuka pintu. "Mau! Yunho-oppa ikut Yeji juga!" "Bye guys, she needs me," Yunho pamit pada yang lain, dan keluar.


Tak lama, Yeosang masuk dengan anak yang paling diam, Saeran. Anak itu tidak banyak berbicara—ia lebih menunjukkan perasaannya lewat kontak fisik. Saeran yang setengah tertidur itu sedang menyedot jus kotaknya di gendongan Yeosang—anak itu baru bangun dari tidur siangnya.


"Hyung, I wanna keep him," Bisik Yeosang. Seonghwa hanya bisa tersenyum, belum tentu Eden akan memperbolehkan mereka yang merawat diri aja belum bisa, untuk mengadopsi 4 orang anak. "Kalau Eden-nim tidak memperbolehkan?" "Whatever it takes, I'm not going to leave him like everyone did. Kemarin malam sebelum tidur dia curhat kalau ibunya suka memukuli, neneknya juga ngga mau mengurusnya, habis itu dia ditinggal di panti." Katanya sambil mengelus lembut punggung anak itu yang masih asik menyedot jusnya.


Tak lama, dengkuran halus terdengar, dan ternyata Saeran tidur lagi di dada Yeosang sambil memegang kotak jusnya. Yeosang dengan hati-hati menaruh kotak jus itu ke meja didepan sofa, setelah itu ia membetulkan posisi Saeran agar tidurnya lebih nyaman. Seonghwa berdiri sedikit, mengecek Jiho yang masih terlelap di sebelah Hongjoong jika anak itu telah menendang selimutnya atau tidak. Ia secara tak sadar menghela nafasnya, lalu duduk lagi. "Kenapa hyung?" Tanya Yeosang. "Ah, enggak," Seonghwa memaksakan diri untuk tersenyum agar lelaki yang bertanya itu tidak menanyakannya lagi.


Mingi memasuki ruangan itu bersama Yeji, sementara Yunho sedang balik ke kamar untuk melanjutkan bagian dari laporan misinya untuk dikumpulkan sebagai berkas LOD. Anak itu sedang mengemut lolipop yang mereka telah beli di gendongan Mingi. "Yeji-ah, kamu jalan ya, oppa capek gendong kamu terus," Mingi menurunkan Yeji dengan satu helaan nafas terakhir, dan dirinya langsung mencari sofa untuk duduk. Yeji hanya perlu tiga langkah untuk jatuh—tetapi Mingi meninggalkannya untuk bangun sendiri agar anak itu kuat kedepannya—dan Mingi tahu batas dari kemampuan anak itu.


"Yeji-ah yang hati-hati ya," Mingi mengingatkannya sekali lagi agar anak itu tidak memperparah lukanya. Mereka hanya tersenyum melihat anak-anak itu, karena sebentar lagi mereka harus entah meninggalkan atau membawa anak-anak itu pulang. Kyungmin masuk bersama San, Wooyoung mengerjakan hal yang sama dengan Yunho.


Jiho akhirnya bangun dari tidurnya, dan juga ikut membangunkan Hongjoong karena sikunya mengenai tangan lelaki itu. "Hwa," Panggil Hongjoong. Seonghwa tidak sadar, lalu Hongjoong memanggilnya sekali lagi. "Park Seonghwa," Seonghwa langsung menengokkan kepalanya, dan menghampirinya. "Apa?"


Hongjoong menunjuk ke arah respiratornya, dan berkata: "Bisa aku lepas ini? Tolong tanyain dong, sakit. Thanks baby," Seonghwa mengangguk, dan langsung keluar mencari dokternya. Ia menanyakan hal yang ingin Hongjoong tanyakan, dokternya bilang ia harus mengeceknya terlebih dahulu, dan memastikan bahwa paru-paru Hongjoong telah balik bekerja dengan normal sebelum ia melepasnya.



Ketika dokter itu masuk, ia melihat para anggota Ateez masih didalam bersama para anak-anak, bahkan Jiho sedang asik mengobrol bersama dengan Hongjoong di atas ranjang. "Excuse me, can you get down first?" Tanya dokter itu pada Jiho. Anak itu meminta Seonghwa untuk menggendongnya turun, ia takut jatuh. Perlahan mata dokter muda itu mengecek dan membaca tulisan yang ada di mesin—dan ia melepas alat itu dari Hongjoong. Jiho melompat kesenangan, bahkan sampai hampir jatuh dan buru-buru minta diangkat ke atas ranjang.



"Ohana means family, and family means no one is left behind." Ucap Seonghwa selagi memeluk kedua orang yang spesial di hatinya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☼ 𝕝𝕖𝕘𝕚𝕠𝕟 𝕠𝕗 𝕕𝕒𝕨𝕟-𝕒𝕥𝕖𝕖𝕫 ☼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang