Kembali ke ke Korea merupakan momen terbaik bagi keempat anak itu. Kembali ke tanah kelahiran, kembali ke masyarakat yang berbicara dengan bahasa sama. Mereka sampai di jam 12 tengah malam, tetapi karena mereka sudah tidur, keempat anak itu sudah segar ketika turun pesawat. Di tengah-tengah penerbangan itu bahkan San bergantian dengan Wooyoung, Jongho juga bergantian dengan Yeosang, agar mereka semua rata istirahatnya.
12 orang itu masih menitipkan mobil di bandara, dan anak-anak itu terus bertanya tentang mobil mereka. Seonghwa akan menyetir mobil mereka bersama Jiho, sementara Hongjoong ikut mobil San dan Wooyoung bersama dengan Kyungmin, karena mobil mereka satu-satunya yang bisa 4-5 orang di dalam. Yunho memangku Yeji, Mingi yang menyetir, dan Jongho juga ikut dengan Hongjoong—sementara Yeosang berdua dengan Saeran di mobil mereka.
Anak-anak itu semakin terperangah ketika melihat mobil-mobilnya, keempat mobil balap itu terlihat sangat elegan di warna hitam.
"Jiho, kau ikut aku ya," Kata Seonghwa. Ia menggandeng tangan anak berumur 9 itu, dan membukakan pintu gunting Lamborghininya karena takutnya terlalu tinggi untuk digapai. "Pintunya naik?!" Jiho kaget melihat pintu itu naik—ia belum pernah sama sekali melihat mobil yang pintunya seperti itu. "Iya dong, biar keren," Canda Seonghwa sambil menutupnya. Ketika mobil itu dinyalakan, Jiho sempat berjengit kaget karena suaranya kencang sekali. Tetapi Seonghwa memencet sesuatu di belakang kursinya—dan ternyata itu untuk membuka atapnya karena mobil ini harus dibuka secara manual. Setelah semuanya selesai, mereka akhirnya tinggal menunggu mobilnya panas dan berangkat pulang.
Wooyoung memanaskan mobil dulu, membuka atap dari mobilnya langsung, dan meyuruh Hongjoong serta Jongho lompat masuk ke belakang. San memangku Kyungmin yang sangat excited di depan. "I'm back baby," Dan Wooyoung menyetir mobil itu dengan puas.
Yeosang membawa Saeran ke BMW miliknya, dan ketika anak itu melihatnya ia langsung teringat acara TV animasi yang sering ia tonton. Anak itu juga menyukai suara mobilnya, dan Yeosang hanya bisa tersenyum –semoga takdir memperbolehkan anak ini untuk tetap bahagia, karena anak itu terlihat sangat menikmati hidupnya sekarang. "Hyung?" Saeran melihatnya dengan imut. Yeosang langsung keluar dari lamunannya, dan ketika melihat Seonghwa sedang membuka atapnya, dia juga pengen ikutan. "Tutup matamu." Katanya sambil memencet tombol itu. Saeran dengan sabar menunggu, dan ketika Yeosang mencoleknya, anak itu matanya berbinar melihat langit malam November yang sedang tidak berawan.
Mingi dan Yunho menyuruh Yeji menutup matanya, agar tidak ketahuan mobil mereka yang mana. Anak itu pasrah-pasrah saja di gendongan Yunho, dan ketika disuruh membuka, anak itu tidak percaya dengan penglihatannya. "Ini mobilnya hyung berdua?" Dengan muka lugunya, Yeji bertanya. Mingi dan Yunho mengangguk, lalu membuka pintu agar Mingi bisa memangkunya dengan benar. "Buka atapnya yuk, katanya belum saljuan hari ini," Kata Yunho dengan jarinya sudah tepat berada di tombol itu. "Ayo aja, kan enak udaranya dingin juga,"
Keempat anak itu sangat senang ketika dibawa di jalanan tengah malam Seoul, dengan atap terbuka dan udara dingin semilir menemani setia di malam itu. Mansion mereka dekat dengan bandara, jadi mereka tinggal jalan selama 30 menitan untuk pulang. Anak-anak itu juga terperangah melihat seberapa besar mansion milik Ateez, bahkan ada kolam berenang dan lampunya menyala sendiri mengikuti orang berjalan.
"Aku mau tidur sama hyung ya!" Kyungmin langsung menggandeng tangan San dan Wooyoung. Keduanya langsung menunjukkan jalan ke arah kamarnya, dan dengan semangat anak itu langsung berlari masuk. Yeji yang sudah tertidur itu juga dibawa oleh Mingi dan Yunho ke kamar mereka, dan untungnya anak itu tidak terbangun ketika diganti bajunya.
Jiho dengan susah payah berjalan karena ia sudah mengantuk, tetapi menolak tawaran Seonghwa untuk menggendongnya. Anak itu secara otomatis langsung memasuki kamar mandi dan membuka tas ranselnya yang berisi baju cadangan, lalu mandi. Hongjoong dan Seonghwa hanya bisa bangga dengan Jiho—ia sudah mandiri bagi seorang anak berumur 9 tahun. Jiho juga membantu ketika Seonghwa bilang bahwa Hongjoong masih perlu diganti perbannya, anak itu mengambil apapun yang diperlukan Seonghwa sehingga ia bisa fokus.
Jongho dan Yeosang membawa Saeran ke dalam kamar mereka yang menghadap ke kolam berenang, dan hanya dari balkon mereka bisa langsung melompat ke bawah dan nyemplung. Dari balkon mereka jugga tersambung ke balkon kamar Seonghwa dan Hongjoong, sementara kamar Woosan dan Yungi berada lebih dalam di rumah. Saeran keluar ke balkon itu dan melihat-lihat, bahkan ia mengetuk kaca kamar sebelah hanya untuk menyapa tetangganya.
"Hai Jio-hyung!" Setelah menyapa Jongho menyuruhnya balik, karena tidak baik untuk di luar lama-lama di tengah malam, sehingga dengan terpaksa Saeran masuk sambil cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
☼ 𝕝𝕖𝕘𝕚𝕠𝕟 𝕠𝕗 𝕕𝕒𝕨𝕟-𝕒𝕥𝕖𝕖𝕫 ☼
Fanfictionlegion of dawn; legiun fajar. Agen rahasia pemerintah, atau, kasarnya, pembunuh bayaran para pemerintah. Kebanyakan misi mereka adalah shoot to kill, sebuah perintah yang absolut untuk membunuh para target pemerintahan. UPDATE SETIAP SENIN-RABU-JUMA...