Logika

72 24 1
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15.25 WIB di Sekolah Ara.

"Hai cantik..." goda Elvan sambil bersandar pada motornya, saat Ara tiba di gerbang sekolah.

Ara berhenti tepat di depan motor Elvan, tanpa menoleh ke arah kekasihnya itu. Jangan lupakan ekspresi judesnya yang membuat Elvan bertanya-tanya. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Telepon dan chat aku kenapa nggak kamu bales?" lanjutnya. "Tadi, kata bapak ojek, kamu berangkat sama temen kamu? Siapa? Cowok yang waktu itu?"

Ara tetap diam, bahkan dia bersidekap dada tanpa menjawab pertanyaan Elvan. Sebenarnya Ara gemas ingin bertanya langsung pada Elvan. Tadi pagi, dia berangkat sekolah dengan siapa? Kenapa kalau selingkuh tetap menjemput Ara? Haruskah Ara pergi sekarang dari hadapan Elvan? Astaga Ara bingung.

"Ayyara Maharani. Aku lagi ngomong sama kamu. Kenapa nggak dijawab? Terus kenapa buang muka gitu?" lanjut Elvan. Dia juga bingung dengan sikap Ara. Kalau ditanya, pasti jawabanya 'nggak apa-apa'.

Terdengar helaan napas berat dari Elvan. Dia berpikir Ara marah karena tadi pagi tidak menjemputnya. "Oke, aku minta maaf karna nggak bisa jemput kamu tadi pagi. Itu karena —"

"—kamu nganterin cewek lain, terus sambil ketawa-ketawa. Seneng 'kan?" potong Ara dengan suara tertahan menahan emosi. Dia pun menoleh dan mendapati Elvan mengernyitkan dahi.

"Hah? Jadi kamu liat aku tadi pagi?" Elvan malah bertanya balik, bukannya menjawab.

Membuat Ara semakin geram. "Jadi, beneran itu kamu?"

Ara memalingkan wajahnya sambil mendengus. Dia mengerucutkan bibir sambil menghentakkan kakinya. Tanpa dia sadari, Elvan memerhatikannya sambil tersenyum senang. Kini Elvan tahu kenapa Ara cemberut begitu.

"Ara, kamu cemburu?" tanya Elvan, yang membuat Ara langsung menoleh dan melayangkan tatapan tajam.

Ara, dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak! Kata siapa!" serunya. Padahal mah iya.

"Itu, buktinya marah-marah. Biasanya Ara yang kukenal bakal biasa-biasa aja sih." Elvan semakin niat untuk menggoda Ara.

Ara menggigit bibirnya sambil membuang arah pandangnya agar tak menatap Elvan. Itu tanda bahwa Ara tengah berbohong. Dan Elvan senang dengan fakta itu. Akhirnya Ara cemburu juga.

"Udah ngaku aja. Kamu cemburu 'kan?" lanjut Elvan sengaja menggoda Ara.

Baru saja Ara ingin menjawab, Elvan langsung memakaikan jaket kesayangannya pada pinggang Ata. "Tenang aja, tadi pagi itu sepupu aku. Namanya, Viola."

era Millenial | Jung Sungchan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang