Chapter 06

2.2K 239 4
                                    

Erland datang dengan seorang suster yang membawakan makanan,bubur khas rumah sakit. Dan seorang pria tinggi berwajah kalem,Mario.

"Vino ada keluhan?" Tanya Erland sambil menempelkan stetoskop ke dada Davin.

Davin hanya menggeleng.

Meskipun ia tidak tahu Vino itu siapa.

Mungkin Vino adalah nama si pemilik tubuh ini.

Dan dokter ini kenal dengannya.

"Jangan bohong." Edrick menimpali dengan nada datar.

Erland hanya tersenyum,meskipun sangat ingin menggeplak kepala pria di sebelahnya ini.

"Kepala saya sedikit sakit pusing dok." Aku Davin.

Senyum Erland memudar,dulu Davino sangat manja padanya,dia bahkan memanggilnya 'ayah'.

Tapi mungkin karena sudah lama tidak bertemu,Davino melupakannya.

"Nanti ayah kasih obat pereda sakitnya ya,jangan lupa makanannya di habisin terus minum obat." Kata Erland mencoba mengakrabkan dirinya kembali dengan Davino tanpa peduli Edrick tengah melotot padanya.

Davin hanya mengangguk.

"Terimakasih." Kata Davin sambil tersenyum.

Mario mengernyit,untuk seorang yang dari kecil tidak pernah bertemu orang luar dan selalu di siksa,mental Davin tidak mengalami kerusakan.

Dia bahkan terlihat sangat frendly,Mario bahkan mendapat balasan senyum dari anak itu.

"Oh iya dok,kaki saya kenapa ya?Kok nggak bisa di gerakin? Ketika saya memaksa menggerakannya rasanya sakit sekali." Davin bertanya sambil menatap polos ke arah Erland.

Erland merasa tidak tega memberitahu yang sebenarnya ketika melihat tatapan polos anak itu.

Sementara Edrick merasa was-was,ia akan mengantisipasi kebencian yang akan di rasakan Davino padanya. Ia sudah ada cara untuk melesaikannya.

"Kaki Vino patah,karena patahnya tidak segera di bawa kerumah sakit mengakibatkan kaki Vino jadi lumpuh. Tapi tenang aja,Vino bisa berjalan lagi kok. Asal Vino rajin terapi nanti." Kata Erland.

Ia menghela napas setelah menyelesaikan kalimatnya,apalagi ketika melihat mata anak di depannya ini mulai berkaca-kaca.

"Ke ken napa hiks?Kenapa hiks kenapa bis bisa patah hiks.". Tangis Davin.

Ia bunuh diri,lalu berhasil hidup karena jiwanya menetap di tubuh orang lain dan sialnya,tubuh yang di tempatinya cacat,kakinya lumpuh.

Meskipun dokter mengatakan bisa sembuh dengan terapi,tapi wajah dokter itu seakan mengatakan sebaliknya.

Edrick langsung memeluk Davino dengan erat.

Berusaha menenangkan anaknya yang mulai histeris sambil memukuli kedua kakinya.

"Erland!!Lakukan sesuatu!" Kata Edrick.

"Aku harus melakukan apa?!Ini semua terjadi karena dirimu. Jadii selesaikan sendiri." Kata Erland.

Papa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang