Publish 10 November 2020
=====================================
Bar merupakan tempat paling tepat untuk melarikan diri dari semua permasalahan yang terjadi, bagi Hinata Shoyo, atau bisa disebut Kageyama Shouyo. Terserah. Dengan gelas ramping bertangkai panjang berisi wine di tangan kiri, Hinata menyesap minuman beralkohol pelan. Gerakan itu tak luput dari banyak pasang mata yang menatap lapar dirinya, Hinata acuh tak peduli. Lagipula siapa yang tidak tertarik melihat wanita cantik sendirian duduk di depan meja bar, walaupun hanya menggunakan setelan seperti baju rumahan, tidak mengurangi aura memikat yang dia miliki.
Begitupun dengan sesosok pria yang duduk di sofa merah, tak jauh dari tempat Hinata duduk. Dilihat dari penampilannya, sudah dipastikan lelaki itu berasal dari kalangan borjuis. Setelan kemeja mahal, dengan sepatu kulit yang jelas keluaran brand ternama dunia, juga jam tangan warna emas yang melingkar apik di tangannya, jika di total semua itu bernilai jutaan dolar. Mata cokelat terang miliknya menatap lekat tubuh Hinata. Setelah cukup lama mengamati, dirinya memutuskan untuk mencoba mendekati. Merenggangkan tubuh sempurnanya, lelaki itu beranjak menuju kursi kosong tepat di samping kiri Hinata.
"Boleh aku bergabung?"
Hinata yang merasakan kehadiran seseorang, dan jelas, sedang berusaha mendekatinya, melempar tatapan menilai.
Tidak buruk, batin Hinata.
"Tentu.""Aku Tsukishima Kei."
Lelaki pirang berkacamata itu mengulurkan tangannya."Kageyama Shouyo."
Mereka pun berjabat tangan, saat itulah Tsukishima menyadari ada sebuah cincin yang melingkar di jari manis Hinata.
"Umm, tidak kukira kau sudah menikah."
"Apa itu masalah bagimu?"
"Well, aku tidak ingin wajahku babak belur karna berkelahi dengan suami orang."
Hinata tersenyum,
"Tenang saja, suamiku bukanlah seseorang yang mempedulikan hal-hal seremeh itu.""Ooh, sedang bermasalah rupanya."
Hinata hanya mengedikkan bahu. Tsukishima tau, bukan urusannya untuk bertanya lebih jauh. Sebenarnya dia merasa sedikit kecewa mengetahui wanita incarannya bukanlah wanita single, tapi ada sesuatu dalam diri Hinata yang membuatnya ingin terus mendekatinya, menakhlukannya, mengabaikan statusnya yang sudah menikah. Tsukishima tidak akan menyianyiakan kesempatan ini. Karna itu dia akan menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin.
"Mau menikmati wine terbaik dari bar ini?"
Hinata menganggukkan kepalanya. Tsukishima segera memesan anggur jenis Domaine de la Romanee Conti 1990 , yang disajikan oleh bartender bersama dengan seember kecil es batu berbentuk kristal. Hinata bersiul, dia tau harga sebotol wine ini setara dengan harga sewa apartemennya selama setahun, malah lebih mungkin. Tsukishima menuang cairan berwarna merah keunguan itu hingga setengah gelas, dan memberikannya pada Hinata, mereka pun bersulang.
Mencicipi dengan ujung lidahnya, aroma dan rasa anggur berkualitas menyebar indera pengecap Hinata.
"Aku tersanjung, tidak banyak pria yang rela mengeluarkan banyak uang untuk seseorang yang baru dikenal.""Tentu, hanya beberapa orang yang beruntung kurasa."
"Dan aku adalah salah satu orang yang beruntung itu, tuan Tsukishima?"
"Kei, panggil aku Kei saja."
"Maaf, tapi kurasa tidak sopan memanggil nama belakang seseorang saat pertama kali bertemu."
"Mungkin bagimu ini adalah pertemuan pertama, tapi bagiku.... bukan."
"Jadi kau pernah bertemu denganku sebelumnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
Romance"Bolehkah jika aku meminta untuk melepas cincin di jari manismu malam ini saja?" Hinata memandang mata coklat keemasan Tsukishima dengan berani. Perlahan melepas cincin di jari manisnya dan memasukkannya ke dalam kantong jas depan milik Kei. Tsukis...