Affair #3

958 90 15
                                    

Publish 21 November 2020

Terima kasih yang kemarin udah ngasih komen 😍
Kalian lucu banget sih bikin gemes aku pas baca 🤣🤣

=====================================

Hinata membuka matanya pelan saat mendengar bunyi alarm jam digital diatas nakas. Pukul enam pagi.
Waktunya bangun dan bersiap. Dia hendak bangkit namun urung, saat sesuatu menahan perutnya. Lengan Kageyama masih memeluknya erat. Dengan hati-hati Hinata memindahkan lengan Kageyama dan turun dari tempat tidur. Mematikan alarm, dia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat keluar dilihatnya Kageyama duduk di pinggir ranjang. Rambutnya mencuat berantakan, Hinata tak tahan untuk tertawa.

"Un.. ada apa Shoyo?"

Hinata menunjuk rambutnya sambil menahan tawa. Kageyama mengikuti arah jari Hinata. Melihat ke atas, rambutnya acak acakan.

"Oh... sepertinya aku harus segera bersiap kerja"

"Airnya sudah kusiapkan."

"Terima kasih" Kageyama bangkit dan mencium pipi Hinata, membuat wajahnya merona.

"A .. aku akan memasak sarapan.." Hinata berlari keluar meninggalkan Kageyama yang terkekeh pelan. Sudah lama, dia tidak merasa bahagia seperti ini.

Lima belas menit kemudian, Kageyama mendudukan diri di kursi makan. Hinata sedang mengambilkan nasi dan lauk. Menyajikan semangkuk nasi dengan tamagoyaki membuat air liur Kageyama mengalir. Dia segera mengambil sumpit dan memakan sarapan. Saat melihat Hinata yang sedang makan di depannya sambil memasukan lembaran laporan ke dalam tas, Kageyama merasa kasihan.

"Shouyo, apa kau mau berangkat bersamaku?"

"Eh? Bukankah kau bisa terlambat nanti?"

Kageyama terbatuk.
"Tentu tidak, asalkan kita langsung berangkat setelah sarapan."

Kageyama mengutuk dirinya, selama ini dia menghindar dengan banyak alasan jika Hinata memintanya untuk mengantarkan bekerja. Syukurlah Hinata tidak bertanya apapun lagi.

*****

Mereka berdua berangkat bersama, melewati jalanan yang mulai ramai karena jam berangkat bekerja. Sepuluh menit kemudian mereka memasuki wilayah sekolah tempat Hinata mengajar. Kageyama memarkirkan mobilnya di dekat sedan mewah. Saat pintu terbuka, dia melihat laki-laki yang bersama Hinata keluar sembari merapikan jasnya. Kageyama menoleh cepat ke arah Hinata yang sedang membuka pintu mobil. Kageyama mengamati saat pandangan Hinata dan lelaki itu bertemu. Hinata menundukkan badan, menyapa dengan formal.

"Selamat pagi Tuan Tsukishima"

Lelaki itu membalas salam Hinata.
"Selamat pagi. Berangkat bersama suamimu?"

"Ya, ah Tuan perkenalkan ini Kageyama Tobio, suami saya. Tobio ini Tuan Tsukishima, pemberi bantuan yayasan yang pernah aku ceritakan."

Kageyama menundukan kepala tidak rela. Pikirannya penuh dengan pertanyaan dan kebimbangan.

"Ya, aku sudah banyak mendengar tentangmu, Tuan Kageyama. Nah apa kau langsung berangkat bekerja?"

"Ya tentu" Kegayama berbalik dan menuju ke arah Hinata. Dengan cepat dia mencium bibir Hinata, tak peduli Hinata sedikit menolak.

"Tobio, itu tidak sopan." Hinata berbisik lirih.

"Kenapa? Aku hanya mencium istriku. Nah selamat bekerja sayang." Kageyama masuk ke dalam mobil dan pergi. Dia tak melihat sebuah tangan yang terkepal erat. Saat menjauh dia melihat ke arah spion. Memandang ke belakang, dilihatnya Hinata dan Tsukishima berjalan memasuki gerbang aula.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang