Thirty five (𝐸𝓃𝒹)

2.7K 278 6
                                    

Happy Wedding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Wedding

Adhita Queennesya
&
Jeffrey Adlino Abiputra


Tulisan itu terpampang jelas di depan gedung yang sangat megah. Tamu undangan dengan setelan jas dan gaun mahal memasuki gedung pernikahan.

Mempelai pria dan wanita berdiri, siap menyambut tamu undangan dengan senyum bahagia yang selalu mengembang.

"Kamu cape?" Tanya Jeffrey pada wanita yang kini sudah menjadi istrinya.

Dhita menggeleng pelan. "Nggak."

Jeffrey membalas senyum Dhita, mengecup pipi istrinya dengan sayang.

"Aku masih gak nyangka deh Jeff."

"Aku yang paling gak nyangka, akhirnya bisa nikah sama kamu." Jeffrey menerawang ke depan. "Waktu hubungan kita berakhir, aku udah bener-bener putus asa. Sampai mikir mau bunuh diri."

Dhita terkekeh geli. "Lebay."

"Serius ay, aku udah gak ada semangat hidup. Tapi waktu mami bilang mau jodohin aku sama kamu, daya tubuh aku kayak keisi full lagi."

Keduanya tertawa bersama, menertawakan kembali masa dimana mereka masih kekanakan dengan ego yang tak mau kalah.

"Nanti malem berapa ronde ay?" Jeffrey menaik turunkan alis, menggoda Dhita.

Tawa Dhita menghilang, diganti dengan wajah kesalnya. "Ini acaranya belum selesai loh. Mesum!"

Jeffrey kembali tertawa, menggoda istrinya memang sangat menyenangkan.

"Jihan! Tena!" Dhita melambai tangan dengan semangat, memeluk kedua pacar sahabatnya dengan senang.

"Selamat ya cantik." Lucas memeluk Dhita setelah ketiga wanita itu melepaskan pelukan mereka.

Dhita mengangguk lucu, kini ia berganti memeluk Johnny.

"Ah baby Queen udah ada yang jagain sekarang. Jadi gue gak perlu khawatir lagi." Ucap Johnny dengan lirih, memeluk Dhita dengan erat.

"Eum, tapi lo tetap harus jagain gue. Gue kan tetap adik paling imut dan manis kalian." Balas Dhita dengan suara pelan dan lirih.

"Udah ah jangan melow gini." Lucas memisahkan Dhita dengan Johnny. "Kan lagi hari bahagia."

Lucas terkekeh melihat perubahan wajah Dhita. "Foto dulu."

Semua mengangguk semangat, namun mendengar ucapan Dhita mereka mengernyit bingung.

"Tunggu Teya." Ucap Dhita, namun tatapannya kedepan dengan senyum lebar, menunggu dua orang yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hai semua. Maaf ya ganggu."

"Nggak kok! Ayo ayo foto." Pekik Dhita dengan semangat. "Tey, gue boleh gendong David?"


Teya tersenyum manis, memberikan David pada Dhita. Setelahnya semua mengambil posisi untuk berfoto.

Jeffrey tersenyum hangat melihat istrinya yang begitu bahagia. Ia berjanji akan menjaga istrinya dengan baik, tidak akan mengulang kesalahan dimasa lalu.


🖤🖤🖤


"Ay."

"Sayang."

"Dhita."

"Apa Jeff? Apa?" Jawab Dhita dengan kesal, pasalnya suaminya itu terus memanggilnya, namun saat ditanya hanya menggeleng dan memanggilnya kembali dengan senyum lebar.

"Gapapa."

Dhita menghela napas. "Bobo aja yuk."

Mereka baru saja menyelesaikan acara pernikaham tiga jam lalu dan sekarang sudah berada di kamar Dhita setelah selesai membenahi diri.

Dhita menepuk punggung Jeffrey dengan lembut, namun Jeffrey tidak juga menutup mata. Suaminya itu justru mengeratkan pelukan mereka dan terus mengecup pelipisnya.

"Aku belum ngantuk."

Dhita mendongak menatap Jeffrey. "Terus? Kamu mau minta itu ya?" Tanya Dhita dengan bibir mengerucut lucu.

"Itu apa?" Jeffrey bertanya menggoda.

"Gak jadi." Jawab Dhita dengan cepat, wajah memerahnya ia sembunyikan di dada bidang Jeffrey.

Kekehan lembut mengalun di pendengaran Dhita, serta usapan halus pada lengan hingga punggungnya terasa sangat nyaman.

"Kalau aku minta sekarang nanti kamu cape, ay... Soalnya aku gak akan berhenti sampai pagi." Jeff berbisik menggoda di kalimat terakhirnya.

"Jeff~ jangan godain aku terus." Dhita memukul Jeffrey dengan kesal.

Jeffrey tertawa kencang, mengecupi bibir Dhita dengan gemas.

"Jeff sayang Dhita." Satu kecupan di dahi Jeff layangkan.

"Jeff cinta Dhita." Kini satu kecupan di hidung Dhita.

"Jeff akan terus jagain Dhita dan anak kita nanti." Satu ciuman lama di bibir.

"Terus di samping aku, jangan pernah tinggalin aku lagi." Lirih, namun terputus dengan ciuman menuntut penuh kasih sayang.

Mereka saling menyalurkan rasa cinta, menghangatkan hati yang dulu pernah membeku.

Berjanji untuk saling terbuka satu sama lain, mengesampingkan ego. Berjanji akan selalu bersama hingga nanti akhir hayat yang akan memutuskan mereka. Hidup bahagia penuh cinta dan kasih sayang.
____

Hello Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang