Two

2.5K 294 9
                                    

Kini Johnny dan Dhita sedang berjalan di lorong gedung bisnis setelah memarkirkan motor pria berbadan tinggi itu tentunya. Karena, gedung bisnis lumayan jauh dari gedung milik Dhita dan Johnny.

Johnny meminta Dhita untuk mengantarnya ke gedung bisnis untuk mengembalikan flasdisk Lucas yang tertinggal. Mereka bertiga memang kerap dijuluki tiga serangkai karena selalu bersama dimanapun, walau mereka berbeda jurusan.

"Yo sahabat-sahabatku yang baik." Ucap Lucas dari arah belakang Dhita dan Johhny. Ia merangkul Dhita, jadi sekarang posisi Dhita berada di tengah-tengah manusia tinggi, wanita itu jadi terlihat sangat kecil.

"Halah, asal ada maunya aja lo bilang kita baik. Ngebucin aja terus sampe lupa temen." Johnny mendorong pelan belakang kepala Lucas. Memang diantara mereka bertiga hanya Lucas yang sudah memiliki pacar.

"Ck, lo tuh ya belum aja ngerasain cinta. Suatu saat lo juga pasti jadi bucin kalau udah ketemu cewe yang buat hati lo berdebar, kayak ada kupu-kupu di perut gitu." Ucap Lucas dengan dramatis.

"Aduh gue pengen muntah." Johnny memegang perut seperti ingin muntah.

"Awas aja kalau lo bucin juga, gue ketawa paling kenceng." Ucap lucas tak terima.

"Hahaha tapi emang bener kata Johnny, lo tuh lebay banget, mana ada kupu-kupu di dalem perut. Lagian Jihan betah banget pacaran sama lo." Dhita ikut menertawakan Lucas bersama Johnny.

"Yeu, emang sialan lo berdua." Ucap Lucas setelah mereka sampai di pintu masuk kantin dan karena sekarang jam makan siang, kantin jadi sangat ramai. Memang tadi Dhita dan Johnny berniat sekalian makan siang di kantin bisnis.

"Eh gabung sama Atuy aja tuh masih ada tempat kosong kebetulan." Lucas menunjuk ke arah pojok kantin yng ditempati beberapa pria dan satu perempuan.

"Emang gapapa kalau kita gabung? Kita kan bukan anak sini Cas." Tanya Dhita dengan khawatir melihat Johnny yang sudah berjalan menuju meja pojok. Karena Dhita itu termasuk orang yang tidak begitu baik dalam bergaul.

"Gapapa, ada gue. Katanya lo mau makan somay." Lucas merangkul pundak Dhita menuju meja pojok yang sudah terdapat Johnny.

"Wey bro, gue gabung ya." Lucas berucap pada teman-temannya.

"Wes Lucas, gabung aja gabung. Nih temen lo udah nangkring." Ujar satu pria sambil menunjuk Johnny yang sedang mengobral dengan salah satu pria lain juga.

Lucas menarik lembut tangan Dhita agar duduk disampingnya. Dhita tidak terlalu memperhatika sekitar karena menurutnya ini sangan canggung.

"Lo mau somay kan? Sebentar, gue pesenin sekalian punya gue sama Johnny" Belum sempat Dhita mencegah, Lucas sudah berlalu, membuat Dhita memanyunkan bibir kesal.

Gerak-geriknya sedari tadi tidak luput dari mata seseorang yang telah melihat Dhita saat di pintu masuk kantin tadi.

Johnny yang berada didepannya mengusak rambut Dhita setelah selesai berbicara dengan temannya itu. "Kenapa sih? Katanya tadi mau makan somay."

"Iya. Tapi, nggak gabung sama teman-temannya Lucas juga." Jawab Dhita dengan suara pelan.

"John, siapa nih cewe? Manis banget. Kenalin boleh dong." Ucapan salah satu pria membuat perhatian Dhita dan Johnny beralih.

Dhita terkejut, bukan karena melihat pria yang ingin berkenalin itu. Tapi, pada pria yang duduk paling pojok dengan wanita yang sedang bergelendotan padanya. Itu Jeffrey. Sial sekali Dhita hari ini.

"Queen, diajak kenalan itu." Johnny mencolek pipi Dhita.

"Oh? Eh? Eung, gue Dhita dari fikom." Ujar Dhita dengan senyum canggung.

Hello Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang