Ten

4.5K 722 34
                                    

"Oke semua istirahat!" Teriak Pelatih Tarou pada mereka semua.

Aku berlari ke arah mereka untuk memberi satu persatu handuk dan minuman. 

"Ini silahkan" ucapku.

"[Name] apa kakimu masih sakit?" tanya Kita-san tiba-tiba padaku.

"Aku tidak apa-apa sekarang, jangan khawatir" jawabku tersenyum.

"Baguslah"

"[Name]-chan, kenapa banyak sekali memar-"

Atsumu yang ingin bertanya padaku, tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh saudara kembarnya. 

"Kau ini, lihat situasi" ucap Osamu.

"Mwaaf" jawab Atsumu sedikit tidak jelas.

Di sisi lain, gadis bernama [Name] ini tidak dengar apa yang diucapkan Atsumu tadi, karena sibuk berbincang dengan kapten dan lainnya.

"Istirahat selesai, kembali pada posisi kalian masing-masing" teriak pelatih seketika.

"Osu!"

----- 

Latihan selesai dan berjalan dengan baik. Mereka semua berganti pakaian di ruang ganti khusus laki-laki. Sedangkan aku, berada di ruangan khusus perempuan tepat sebelahnya. Aku mengganti pakaian olahraga dengan seragam resmi Inarizaki. Aku terhenti saat ingin memakai kaos kaki sepanjang di atas lutut.

"Huftt... kapan hilangnya sih" gumamku kesal melihat bekas memarku yang tidak mau hilang.

"Bukan aku yang melakukannya!"

"Bisa kau buktikan?!"

Terdengar suara begitu keras di luar yang membuat lamunanku buyar seketika. Aku cepat-cepat mengenakan kaos kaki dan sepatuku, lalu bergegas keluar tidak lupa mengunci ruangan tersebut.

"Ada apa?" tanyaku khawatir.

Tiba-tiba lengan Atsumu tidak sengaja mengenai wajahku. Hampir saja aku jatuh, namun Suna dengan sigap menangkapku. Atsumu merasakan lengannya menghantam sesuatu dibelakangnya, ia langsung menoleh dan berjengit ketika melihat wajahku memerah.

"Akhh! [Name]-chan!" pekik Atsumu khawatir.

"Atsumu bodoh!" pekik Hitoshi-kun tiba-tiba sambil berlari ke arahku.

"Tidak apa-apa kah?" tanya Hitoshi-kun khawatir.

"Iya... terima kasih Suna" ucapku padanya.

Suna mengangguk, lalu matanya menatap mengarah pada si dua kembar dengan sinis. "Kalian kalau bertengkar jangan disini, dirumah kalian saja bodoh, mau kulaporkan pada Kita-san hah?" pekiknya kesal.

"Sudah.. sudah, aku akan mengurus mereka berdua, sampai besok semua" ucapku sambil mendorong punggung si kembar.

"Oh iya! sampaikan salamku pada Kita-san kalau kami pulang dulu" ucapku lanjut pada mereka.

-----

Di perjalanan, aku menyuruh mereka berhenti sebentar, lalu menatap sinis pada mereka berdua. Keduanya berjengit, sebab ini pertama kalinya melihatku murka.

"Jadi, kenapa kalian bertengkar?" tanyaku kesal sambil mengelus-elus wajahku yang terhantam tadi.

Mereka berdua diam.

"Aku tanya pada kalian, kenapa tidak jawab?!" Pekik ku sedikit keras.

'Baru kali ini aku melihat [Name] serius marah' pikir Atsumu.

'Beneran marah' pikir Osamu.

"Dengar tidak-"

"Maaf....." jawab mereka berdua serempak.

Something Worthwhile || InarizakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang