'Bosan' pikirku sambil memangku daguku.
"Kau ini, ceroboh sekali jadi orang" pekik Hitoshi-kun tiba-tiba.
"Aku kan tidak sengaja" jawabku bohong.
"Kau yakin 3 hari cukup?"
"Um! Turnamen sudah dekat, aku tidak mau tertinggal oleh timku"
Tiba-tiba tangan Hitoshi-kun memegang kepalaku dan mengelusnya pelan. "Ya ampun, kau ini" ucap Hitoshi-kun nyengir.
"Uhh rambutku bisa berantakan tahu" ucapku kesal.
"Oi Gin, berhentilah pacaran, kita latihan sekarang" teriak salah satu teman tim Hitoshi-kun.
"Jangan sebar hoax" tanggap Hitoshi-kun.
-----
3 hari sudah berlalu. Aku senang kakiku lumayan bisa banyak digerakkan. Latihan hari ini sedikit lama, karena 2 hari lagi tim sekolah kami mewakili turnamen musim semi. Yang dimana turnamen terakhir untuk para senpai.
"[Name]-chan" panggil salah satu teman tim mu.
"Hmm.."
"Kenapa kau membalut perban di kedua kakimu" tanyanya Heran.
"Oh.. hanya untuk jaga-jaga hehehe" jawabku sambil mengelus tengkuk.
"Kau tidak terluka kan?"
"Tidak kok, aku baik-baik saja, lihat.." jawabku sambil melompat tidak jelas.
"Baiklah, jaga dirimu ya, turnamen sudah dekat"
"Kau juga" jawabku sambil tersenyum.
-----
Hari inilah yang ditunggu-tunggu. Hari turnamen di musim semi. Banyak sekali tim dari sekolah lain yang mengikuti turnamen ini. Sensei menyuruh kami bergabung sejenak dengan tim laki-laki untuk melakukan pemanasan bersama.
Lalu, setelah selesai melakukan pemanasan, kami berkumpul pada tim masing-masing untuk memasuki pertandingan. Tentu saja, tim kami dan tim laki-laki menang sehingga bisa menuju babak final.
-----
Di hari babak final
'Huftt.. tak apa..' pikirku menenangkan diri.
"Oi [Name] kau tidak apa?" tanya Hitoshi-kun tiba-tiba yang sudah berada didepanku.
"Tidak apa kok, aku sedikit gugup hehe" jawabku sambil tersenyum.
"Biasanya kau terlihat santai, tapi kenapa sekarang-"
"Apa itu tidak boleh?" jawabku menyela pertanyaan Hitoshi-kun.
"Bukan begitu maksudku"
"Entah kenapa, aku punya firasat buruk hari ini" ucapku sambil menundukkan wajah.
Hitoshi-kun kesal mendengar aku berbicara seperti itu. Kedua tangannya seketika mendarat di kepalaku lalu mengacak-acak rambutku sampai berantakan.
"Hentikan-"
"Buang pikiran seperti itu, itu hanya akan menghambat, bermainlah seperti biasanya" ucapnya tegas.
Aku tersenyum, mendengar ucapannya membuat diriku sedikit tenang.
"Ngomong-ngomong, apa perban itu untuk gaya?" tanyanya penasaran.
"Oh ini ahahahha tentu saja" jawabku bohong.
"[Name]-chan" panggil kapten timku.
"Iya senpai!, Hitoshi-kun aku duluan"
"Osu! semangat" jawabnya sambil mengulurkan tangan untuk tos padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Worthwhile || Inarizaki
RomanceSelalu mendapat juara dalam pertandingan voli sehingga orang-orang menjulukinya dewi karena kehebatan dan pesonanya. Tapi sekarang kenapa kau takut dalam bermain voli?