Twenty Nine

3.5K 605 191
                                    

Haiy~ Rindu? :'










"[Name]-san, apa perasaanku saja si kembar itu sedikit lebih tenang?" tanya Akagi senpai heran.

"Um... mereka bertengkar" jawabku sambil mengelap bola voli.

"Bertengkar? kejadian langkah mereka bertengkar hanya saling diam" jawab Akagi senpai sambil mengelus dagunya pelan.

"[Name] biar kubantu" Saut Kita-san tiba-tiba.

"Ah.. iya.."

"Akagi, bilang pada mereka latihan pemanasan dulu" perintah Kita-san sambil mengelap bola voli.

"Oke!"

Mereka melakukan pemanasan, lalu kembali pada posisi masing-masing. Seperti biasa, latihan voli berjalan dengan lancar.

Tapi, ada satu hal yang ganjal di hatiku sejak tadi. Sedari tadi aku melihat Atsumu dan Osamu tidak saling terhubung dalam permainannya. Atsumu mengumpan bola pada kembaran nya itu, namun Osamu sesekali gagal melakukan spike.

"Kita-san.." panggilku sambil membalik papan nomor.

"Ada apa [Name]?"

"Kita-san tidak mau bilang sesuatu pada mereka?" jawabku tanpa menoleh ke wajah Kita-san.

"Mereka? si kembar? tidak perlu" jawabnya to the point.

"Eh.. kenapa?"

"Setiap mereka bertengkar aku yang selalu melerai lalu menasihatinya dan mereka langsung menurutinya. Tapi kali ini, aku ingin mereka berdua menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi, [Name] tidak perlu khawatir" jawabnya masih dengan wajah datar.

Aku hanya mengangguk menanggapinya. Lalu menundukkan kepala, sambil berpikir apa yang membuat mereka sampai bertengkar seperti ini.

-----

Beberapa anggota tim sudah pulang. Kita-san dipanggil pelatih sedari tadi. Aku sibuk membereskan bola yang berserakan lalu memasukkannya ke gudang.

"Osamu, hari ini permainanmu lumayan tidak lancar ya" celetuk Hitoshi-kun.

"Yah.. semua orang pasti mengalaminya" saut Aran senpai.

"Don't mind" ucap Suna dengan santai.

"Kita semua ini payah, makanya kita berlatih setiap hari!" ucap Hitoshi-kun menyemangati Osamu.

"Sampah-sampah tidak berguna" celetuk Atsumu dengan suara rendah.

Osamu yang sedari tadi menunduk, langsung menatap kesal kembarannya itu.

"Siapapun sampah yang tak bisa mencetak angka dengan set itu harusnya menyerahkan posisinya ke orang lain" ucap Atsumu lagi, lalu ia membalikkan badannya dan berjalan menjauh.

Aku yang baru saja keluar dari gudang merasakan hawa-hawa tidak enak sama sekali.

"Atsumu! kau harusnya tidak perlu mengatakan itu!" Teriak Hitoshi-kun.

"Ada apa?" tanyaku bingung tapi tidak dijawab oleh mereka :')

"Osamu sudah menyadarinya!" lanjut Hitoshi-kun.

"Kau! Keparat tidak tau diri!" Tiba-tiba saja Osamu berdiri lalu menendang kepala kembaran nya itu sambil berlari.

Aku dan Hitoshi-kun terkejut. Aran senpai tetap tenang, lalu Suna malah mengeluarkan ponsel miliknya.

"Kau mungkin bermain dengan bagus, tapi ada saatnya kau nanti juga akan bermain buruk!" Ucap Osamu kesal sambil menindih Atsumu tidak lupa menarik kerah jaket milik Atsumu.

Something Worthwhile || InarizakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang