Sixteen

3.9K 630 16
                                    

'Pusing....' pikirku sambil memijat pelan jidatku. Tidak biasanya aku mengeluh seperti ini. Gadis bernama [Name] ini sangat rajin dalam hal mendengar materi lalu dicatat di bukunya dengan lengkap. Tapi kali ini, rasanya ingin tiduran saja.

"Sensei ingin salah satu dari kalian membaca pengertian ini, Hm... [surename]-san" panggil sensei.

"........"

"Oi [Name] sensei memanggilmu" bisik Hitoshi-kun sambil menepuk pundakmu kananmu.

"Ah! Iya!" jawabmu terkejut lalu berdiri membacakan apa yang disuruh sensei tadi.

-----

"Kita lakukan pemanasan dengan latihan receive seperti biasanya, [Name] tolong bantuannya" ucap Kita-san padaku.

"Iya.." jawabku lemas.

Aku melemparkan satu persatu bola mengarah mereka. Semakin lama, bola yang aku lemparkan makin tidak karuan sehingga membuat mereka agak kesulitan menerimanya, kecuali Kita-san.

"Maaf, apa lemparanku tidak pas?" tanyaku pada mereka.

"Kalau boleh jujur, iya" jawab Akagi-san.

"Ada apa [Name]-chan?" tanya Atsumu khawatir.

"Tidak apa, ayo lanjut" jawabku sambil tersenyum.

-----

Latihan akhirnya selesai juga, kepalaku lama-lama semakin pusing saja. Aku baru ingat, kemarin aku nekat menerobos hujan. Padahal bisa saja ditunggu sampai reda.

"Mau aku bantu?" tanya Kita-san tiba-tiba sudah berada dibelakangku.

"Eh tidak perlu" jawabku sambil mengusap pelan tengkukku.

"Yasudah, kami semua ganti baju dulu" ucap Kita-san.

Aku mengangguk pelan. Mereka semua sudah menuju ke ruang ganti. Hanya ada aku sendiri di gym. Kedua pelatih sudah pulang terlebih dahulu seperti biasanya. Setelah semuanya sudah bersih, Aku menyenderken badanku sebentar di samping pintu masuk. Menghela napas keras, mataku sedikit demi sedikit mulai sayu, lalu tertutup erat. Aku tertidur nyenyak.

"Aku tidak tahu kalau itu milikmu" ucap Tsumu pada kembarannya.

"Mengelak saja terus" pekik Samu malas.

"Percayalah padak- eh.. [Name]-chan" Atsumu sedikit terkejut melihat ku sedang tertidur pulas tepat disamping pintu gym.

"Dia tidur" ucap Osamu datar.

Lalu tangan Atsumu mengulur menyentuh dahiku dengan pelan. 

"Sedikit panas, [Name]-chan pasti kelelahan sekali" ucapnya khawatir.

Osamu tiba-tiba melepas jaketnya yang bertuliskan Inarizaki dan menyelimuti diriku dengan jaketnya. Tidak hanya itu, Osamu juga ikut-ikutan duduk bersender disampingku.

"Hey! itu tidak adil" protes Atsumu

"yasudah sini ikutan" ucap Osamu malas berdebat.

Atsumu menuruti kembarannya. Ia juga duduk bersender disampingku. Dan sekarang posisiku sudah berada ditengah-tengah mereka. Mereka lama-lama juga bosan melihat diriku tertidur, dan akhirnya mereka juga ikutan tertidur sepertiku. Si kembar itu, menenggelamkan wajahnya tepat di kedua pundakku.

"Aku lapar- Oi!! Minna lihat ini" teriak Akagi-san.

"Wah-"

"Apa perlu dibangunkan?" tanya Aran.

"Tidak perlu" jawab Kita-san.

Sedangkan Suna dan Akagi menatap diriku dan si kembar sedang tertidur pulas. Tidak lupa, Suna dengan sengaja memotret kami bertiga dengan ponsel miliknya.

-----

"EHHH!" Sontak aku terkejut melihat fotoku dengan si kembar yang sedang tertidur disebar oleh Suna di grup. Pipiku sedikit memerah, melihat Atsumu dan Osamu tertidur dipundakku seperti itu.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Sebuah panggilan masuk bertuliskan paman.

"Halo Paman?"

"Halo [Name]-chan, apa kau baik-baik saja?" tanya Paman.

"Aku baik Paman"

"Syukurlah, Um [Name]-chan apa boleh aku minta tolong padamu?"

"Tentu saja" jawabku sambil tersenyum.

"Apa kau bisa ke Miyagi besok?"

"Eh? Miyagi? untuk apa?" tanyaku heran.

"Jadi begini, kau tau kan bibimu susah untuk memiliki anak karena keguguran pada kandungan pertama"

"Umm aku tahu"

"Tapi sekarang, setelah sekian lama bibimu akhirnya mengandung juga" ucap Paman senang.

"Benarkah?! Selamat ya Paman Bibi" ucapku ikut senang.

"Terima kasih [Name], jadi Paman minta tolong padamu, untuk menjaga bibi sementara saja, Paman sebagai guru hari ini mulai sibuk sekali, dan Paman terkadang juga tidak sempat pulang karena harus lembur"

"Maka dari itu, Aku harus menjaga bibi. Baiklah, Aku besok ke Miyagi Paman"

"Maaf ya [Name]-chan, tapi jangan khawatir, Paman sudah mengizinkan pada kepala sekolah, dan kau bisa mengumpulkan tugas-tugasnya menyusul"

"Tidak perlu meminta maaf Paman"

Setelah lama mengobrol, akhirnya panggilan kami berakhir. Aku membaringkan badanku kekasur sedikit kasar. Menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

'Besok saja aku bilang pada mereka'

-----

"EHHHHH [NAME]-CHAN KE MIYAGI?!!" teriak Atsumu keras saat membaca pesanku di grup.











(Abis ini ketemu sama anak-anak gagak :v)

Something Worthwhile || InarizakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang