[end] Hakuna Matata (TAETEN)

Ça Va?

Trigger warning: satire for kpopers (which means me too) lmao nulis sendiri nyindir diri sendiri °•°

***

Menjadi manager atau staff korean idol group belakangan menjadi pekerjaan yang sangat efektif untuk memicu stress. Bukan hanya tekanan dari pekerjaan itu sendiri, tapi juga tekanan batin dari fans-fans mereka yang kebanyakan mulutnya berada di ujung jari dan otak tidak berisi. Tuhan saja kalah Maha Tahu kalau sudah seperti ini. Bertingkah seolah kehidupan seperti ilmu pasti, sedangkan kenyataannya kemungkinan-kemungkinan dalam hidup terus tumbuh menjamur begitu dan begini.

Mana tahu mereka soal komplen dari sponsor, dari artis, dari staff program TV, dari pemilik agensi, dari masyarakat, semuanya campur aduk ditujukkan pada staff manager. Belum lagi memikirkan counter news setiap ada rumor jelek mengenai anggota grup, keahlian diplomasi (baca: suap) dengan pihak pemberitaan. Laporan, meetings, emergency meeting, Mengatur re-schedule juga merangkap jadi jam alarm.

Sedangkan disaat artis-artis itu promosi dengan baik, anggota sehat, pencapaian bagus, yang mana juga bagian dari hasil kerja keras manusia belakang stage, nampaknya jejaknya tidak akan begitu berarti di mata fans.

Ya sudah, selama Taeyong dapat gaji, dia akan melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Tidak semua pekerjaan dapat apresisasi, Taeyong hanya mesti berfikir kalau pekerjaannya sekarang juga termasuk dalam kategori itu. Bagaimanapun, ini sudah jadi resiko orang di balik layar.

Taeyong bersyukur anak-anak 'binaannya' tidak banyak tingkah, pun memiliki riwayat bersih tanpa kontroversi masa lalu yang sering sekali dijadikan senjata untuk menjatuhkan seseorang. Maksudnya, ayolah, siapapun bisa berubah, right? masa lalu tidak bisa jadi tolak ukur seseorang. Yang dulunya jahat bisa jadi sekarang sudah mulai membenahi diri, pun sebaliknya. Taeyong hanya bisa meringis setiap kali temannya yang sesama manager artis dibuat pusing oleh skandal masa lalu artis-artis mereka, yang sebenarnya masalahnya sudah selesai lama tapi kembali diungkit.

Dengan tekanan pekerjaan seperti ini, waktu luang adalah kemewahan yang selalu Taeyong manfaatkan sebaik mungkin. Biasanya dia akan berdiam diri di apartment nya untuk tidur seharian, delivery ayam bumbu dengan ekstra lobak dan sekaleng cola untuk teman menonton TV, bermalasan di atas sofa.

Tapi kemarin Kun, temannya yang juga bekerja sebagai MUA di satu agensi yang sama itu mengajaknya untuk safari kafe di sekitaran Seoul. Biasanya Taeyong selalu menolak tawaran keluar sebelum jam 8 malam, tapi kali itu ia fikir tidak ada salahnya sesekali menghabiskan uang untuk menikmati kopi dan makanan manis yang juga jadi favoritenya di jam-jam santai sore.

"Anak-anak itu baik-baik aja kan selama di Prancis?" Tanya Kun di sela-sela kunyahannya.

Taeyong mengangguk, "Secara keseluruhan? bisa dibilang begitu. Mereka selalu bergerombol kayak anak Sekolah Dasar yang lagi wisata selama di sana. Ribut becanda ini itu, rebutan makanan ini itu, yaaa ... children. Indeed"

"That's cute hyung! aku selalu suka sama mereka, polos banget, kayak punya adik banyak." jawab Kun berbinar. Dia memang bukan MUA grup Dreams, tapi sesekali ikut membantu dalam project membuatnya jatuh hati dengan tingkah anak-anak itu.

"Polos, tapi bisa berubah jadi monster kalau lagi becanda" jawab Taeyong mendengus kecil kalau ingat tingkah anak-anaknya. But he's sure he loves them tho. Anak-anak itu memang naturalnya manis dan sedikit berisik. Well, meskipun jarak usianya dengan member tertua hanya 6 tahun, tapi Taeyong merasa lebih seperti jadi orang tua ketimbang kakak mereka.

Posisi duduk Taeyong yang menghadap ke arah jalanan membuatnya tak sengaja bersitatap dengan sepasang mata yang tak asing di luar sana. Lambaian tangan dari sosok itu membuat Taeyong yakin dia tidak salah lihat.