catatan pra-skrip:
Sila diputar lagunya untuk suasana yang lebih syahdu.***
Bandara Incheon terlihat sibuk seperti biasa setelah hampir dua tahun semenjak Ten pergi. Orang-orang berseliweran kesana-kemari, fokus pada tujuan masing-masing. Ada juga yang duduk-duduk di beberapa kursi yang tersedia. Menunggu atau ditunggu, mengantarkan atau diantarkan.
"Aku udah bilang, kamu nggak usah repot-repot nganterin aku, Ren" ucap Taeyong pada lelaki manis di depannya.
Ren menggeleng, memegangi sling bag nya erat dengan dua tangan.
"It's okay, aku kesini mau kasih kutukan semoga kamu nggak ketemu dia lagi" ujarnya sambil tertawa kecil, bergurau.
Taeyong mencebik lucu, "Kok jahat?" katanya.
Ren masih tertawa, menonjok pelan lengan atas Taeyong.
"Becanda lah. Lagian, tanpa aku doain juga logikanya nggak bakal ketemu sih. Kamu ke Jerman buat kerja, Taeyong. Bukan ke Prancis atau ke Thailand buat sengaja nyari dia"
"Ya takdir siapa yang tau, Ren" jawab Taeyong terdengar optimis.
"Somehow I don't believe in destiny tho. I mean, we can change our future, Taeyong"
Taeyong gantian tertawa,
"ucap seseorang yang tadi katanya kesini mau ngasih kutukan" ujar Taeyong menggoda.
Ren meringis kecil, menutup mulutnya dengan tangan kiri yang terpasang cincin di jari manis.
"Udah ya main-mainnya. Kamu baik-baik di Korea. Langsung pulang, nanti aku di omelin calon suamimu kalau kamu kelamaan nganternya" ucap Taeyong sekali lagi, menggusak rambut Ren lembut.
"Hish, nggak usah usap-usap rambut. Nanti aku susah move on" Ren menepis lembut tangan Taeyong, "and no, Hyunie nggak bakal marah. Dia tau aku cuma nganterin pasienku pergi buat salam perpisahan. Boleh jadi kita nggak bisa ketemu lagi sehabis ini"
Taeyong tak membantah, tak juga membenarkan.
"Bye! jangan lupa kirim foto wedding kalian yang banyak!" ucap Taeyong akhirnya sambil melangkah pergi, melambaikan tangan ke arah Ren yang balas melambai ke arahnya.
Hari ini Taeyong pergi ke Jerman bersama tim Ferrari. Ia dibantu salah satu rekannya di sana untuk kembali bergabung. Kali ini bukan sebagai pembalap, melainkan sebagai salah satu teknisi dan tim manajemen. Kakinya sudah kembali normal, bahkan anehnya, penyakit neuropati perifer yang ia derita juga sembuh selama terapi. Ia sempat ditawari untuk kembali merasakan adrenalin memacu jet darat itu, tapi ia menolak dan memilih menjadi tim di belakang layar.
Taeyong tidak mau mengambil resiko besar untuk pekerjaannya sebelum kembali bertemu Ten.
Sehabis kompetisi di Jerman, tepatnya di sirkuit Hockenheirming yang terletak di kota Hockenheim, Taeyong akan memanfaatkan sela waktu mendatangi Prancis melalui jalan darat. Kira-kira 5 setengah jam dengan perjalanan memakai mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] Hakuna Matata (TAETEN)
Фанфик[Bahasa] "Tinggal?" "Tidak ada yang benar dari apa yang kita lakukan. Aku harus pergi dan kamu harus berhenti menyusahkan diri sendiri" "Tapi melepaskanmu justru membuka gerbang neraka lain untukku" "..." ______________________________ ©️ photo by L...