chp/9💫nine

543 66 9
                                    

Di sekolah ia seperti tidak niat skolah seperti biasanya,ia hanya ingin mau menghabiskan waktu² terakhirnya sebelum ayah angkat nya pergi.

Ia berniat tidk pergi ke sekolah,tapi di larang oleh ayah nya,al hasil ia terpaksa berangkat walau dengan niat yg sangat kecil.

Di kelas pun akaashi hanya termenung,mengingat sudah sejak 8 tahun ukai atau lebih tepatnya ayah angkat bagi akaashi merawat nya hingga sekarang ia berumur 15,ya walaupun bulan depan ultah nya yg ke 16 tahun.
Tapi ia tahu bahwa ayah nya tidak akan ada untuk merayakan nya bersama.
__________________________________________
pas latihan pun ia tidak bisa memaksimalkan kemanpuan nya,membuat anggota lainnya kebingungan sekaligus penasaran kenapa akaashi bisa tidak semaksimal kemaren.
Sudah 5-7 kali umpan akaashi tidak sebagus yang di harap kan temn² nya,begitu pun dengan bokuto yang hanya kebingungan knp akaashi seperti ini.

Setelah latihan yang tidak ada artinya bagi akaashi ia meminta izin untuk ke toilet sekedar membasuh muka.

"Kira² ada apa dengan akaashi ya,tidak seperti biasanya dia seperti ini" tnya washio kepada anggota lainnya.

"Sebaiknya lu tanya dah bokuto ke akaashi"ucp wataru,ia tau hanya bokuto yang bisa menanyakan hal ini.

"Hn..Yawdah dah,sebagai orang yang perhatian
Ke akaashi gua bakal tanyain"
Bokuto bergegas menyusul akaashi ke toilet,di perjalanan ke toilet ia melihat akaashi yang tidak ke toilet malahan menangis tersedu di bawah pohon yang ada di belakang toilet.

Seperti yang ia duga dan teman² nya bahwa akaashi lagi memiliki masalah,sehingga membuatnya seperti itu.
Bokuto yang mengaku perhatian kepada akaashi,tidak akan membiarkan akaashi seperti ini.

Ia berjalan menuju akaashi,akaashi yang menyadari bahwa sekarang ada bokuto ada di samping nya,lantas membuat akaashi berusaha menyembunyikan wajah nya yg sudah di penuhi airmata,juga mata nya yang membengkak.

"Bokuto san,sebentar lagi aku ke sana
Maaf membuat yang lain menunggu"ucp akaashi yang masih menyembunyikan wajah nya.

" hey hey hey..Akaashi kau kenapa,tidak seperti biasanya kau seperti ini"jwb bokuto yang dari tadi hanya memandang akaashi yang duduk dengan menenggelamkan wajahnya di lutut.

"Aku tidak apa² bokuto san"
Akaashi merusaha tersenyum ke bokuto dengan terus menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Akaashi...lihat aku,kau sudah pasti punya masalah tidak biasanya kau bisa menangis seperti ini,coba kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi mana tau aku bisa membantu mu"
Tangan bokuto yang sekarang memegangi pipi akaashi yang sudah lembab dengan air mata.
Itu membuat akaashi jauh lebih imut dari biasanya.

Akaashi yang menatap wajah bokuto sudah tidak tahan menahan air matanya,ia lantas langsung memeluk bokuto.
Bokuto yang di peluk pun berusaha tetap tenang walau di dalam hatinya ia sudah berteriak.

"Akaashi coba cerikan sedikit demi sedikit"

Akaashi berusaha mencerikan sejelas mungkin walau di iringi isak tangisnya.

"Jadi itu masalahnya,sudah² jangan menangis seperti ini lagi..bisa² wajah imut mu nanti hilang loh"jwb bokuto dengan cengiran.

"Bokuto san"
Ia yang masih dalam posisi memeluk bokuto lantas membuat pipinya merah,karna di sebut imut oleh bokuto

"Heheh...setidaknya kau masih punya kami akaashi,dan kau juga bisa tinggal di rumah ku"

Akaashi hanya terdiam dengan posisi yang sama.

"Sepertinya kau nyaman seperti ini ya?"

Akaashi yang tadinya ingat bahwa di sedang memeluk bokuto refleks membuatnya melepaskan pelukan itu lalu bergegas pergi meninggalkan bokuto.

Bokuto yang melihat kepolosan akaashi membuatnya senyum² sendiri,sambil menyusuli akaashi yang sudah pergi duluan.
___________________________________________
Next?..


THAT TIME. [BOKUAKA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang