3 -PANGERAN CINTA 👑❤️

505 74 6
                                    

Waw. Selamat datang lagi. Jangan jadi siders ya coeg wkwkwkwkkw.

Kayaknya beberapa yang baca cerita pasutri somplak melalui link nyasarnya lansung ke chapter "PnC 2-Kantin❤️" wkwkwk, bagi yg ga ngeuh bisa di baca dari part pertama ya cantik/ganteng.

Terimakasih.

______

Pangeran melepas sepatunya dengan agak tergesa-gesa. Persetan dia sudah meyakinkan diri, sekuat apapun dia meyakinkan diri pasti tidak bisa juga untuk menghilangkan kenyataan bahwa bisa saja dirinya dan Cinta dijodohkan secara paksa.

Dan tentunya, karena testpack sialan yang Cinta pakai untuk kucing miliknya.

"Goblok punya temen. Kucing bunting aja kudu dipakein testpack." Gerutu Pangeran.

Matanya menjelajah ke seisi rumah. Ah, dimana lagi orang tuanya jika bukan di halaman belakang rumah sambil menyiram tanaman kesayangan mereka semua.

Kaki Pangeran melangkah dengan hati yang berdebar ria. Dan yap, sepertinya benar orang tua Pangeran sedang sibuk dengan tanaman mereka. Terdengar suara air mengalir dari jauh dan Pangeran yakin itu adalah suara siraman air yang mengalir.

Lelaki itu meneguk ludahnya susah payah kala sudah berdiri di ambang pintu belakang. Orangtua Pangeran sama sekali tak menyadari kedatangannya karena posisi mereka yang membelakangi Pangeran.

Ok Pangeran, tenang. Semua nggak sesuai yang lu pikirin kok- Tutur Pangeran pada diri sendiri.

Ok!

Pangeran menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya pelan pelan. Baiklah, sekarang dia merasa sedikit tenang walau kenyataannya dia tak bisa menepis pikiran buruk tentang yang akan terjadi padanya dan Cinta.

Bicara aja Pangeran. Everything will be okay.

"P-papa—" Lirih Pangeran.

Yang dipanggil menoleh. Papa Pangeran a.k.a Mahmud melihat Pangeran dengan selang air yang berada di tangannya.

"Eh Anak gue uda pulang." Sapa Mahmud. Zara a.k.a Mama Pangeran tak sadar karena posisinya sedikit jauh dari mereka.

Badan Pangeran bergidik, tapi mau tak mau dia harus memberitahukan titah Ali.

"Papa. Tadi om-"

"Eran. Ambilin bentar pot janda bolong Papa."

Skak!

Lha kok gini sih?

"Yang mana Pah?"

Mahmud menunjuk pot yang tepat berada di samping Pangeran. Lelaki itu mengambil tanaman yang entah dari mananya mirip dengan janda dan menyerahkannya ke Mahmud.

"Pah. Pangeran mau ngomong." Ucap Pangeran lantang dan tanpa basa-basi.

Mahmud mengernyit. "Bicara aja. Biasanya kamu juga lansung bicara kan? Mau ngomong apa?"

Kayaknya Eran mau dinikahin sama Cinta pah.

Mulut Pangeran seketika berat rasanya untuk mengucapkan satu kata apapun. Keringat nya juga sudah mulai bercucuran kala dia mengingat bisa saja Mahmud menangkis kepalanya dengan pot janda bolong yang sedang ia pegang.

"Eran."

Pangeran terkesiap. "Eh. I-iya Pah."

Mahmud mengangkat sebelah alisnya. "Tadi katanya mau ngomong."

Glek!

"Ja-jadi gini Pah. O-om Ali—"

"Kenapa si Ali?" Sela Mahmud cepat yang melihat keanehan pada anak nya.

Pasutri somplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang