Jerit tawa rasa sakit

550 79 4
                                    

Tersenyum, tertawa dan menangis tidak ada bedanya. Itu cuma ekspresi yang ditunjukan untuk menutup rasa sakit. Kan?

Ah...bukan.

Bukan. Bukan begitu.

Tertawa untuk menyembunyikan sedih.
Menangis karena tidak bisa menahan kesedihan.

Benar benar miris. Tidak terhitung berapa banyak air mata yang harus ku keluarkan. Tidak pernah kering, tidak pernah habis. Mengalir terus menerus tanpa ada niatan untuk berhenti.

Tapi ada saat dimana air mataku tidak mampu keluar, seolah olah sudah kehabisan air di dalamnya.

Dan itu membuatku sedikit lega, karna dengan begitu aku tidak akan menangis lagi.

"HAHAHAHA!!" tawaku pecah saat itu juga.

"Ahahaa! Sialan! Sialaaaaan!!" Teriakku sambil menjambak rambut sendiri.

Benar benar sialan... "SIALAN KALIAN!!!"

PRANG!!

Kulempar gelas ke arah tembok dengan sekuat tenaga. Seketika pecahan kaca tersebut berhamburan kemana mana dan mengenai kakiku.

Hah~! Kenapa..kenapa aku belum merasa lega?! padahal aku tidak menangis. Aku tidak menangis sekarang! Aku hanya.....

Aku... Hanya bersedih

Bruk

Seketika tubuhku ambruk di tempat dimana aku memecahkan gelas. sampai pecahan tadi juga melukai lututku.

Darah merembes keluar dengan sangat banyak, tapi tidak kurasakan rasa sakit di kakiku.

Karena bukan rasa sakit seperti itu yang tengah ku rasakan. Bukan di kakiku.





DEPRESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang