"JAEMIN!!!"
"Iya papa?" Jaemin dengan kakinya yang kecil berusaha untuk turun dari tangga dan mencari sumber suara papanya memanggil.
"Kamu apakan mainan Haechan hah?! Lihat mobil-mobilannya sampai rusak begini?" Bentakan dari papanya membuat Jaemin menjadi sangat ketakutan. "Maaf papa, Jaemin tidak sengaja merusak mobil-mobilan Haechan. Aku tergelincir karena pipis Haechan dilantai." Jaemin hanya bisa meremas tangannya sambil menundukkan kepala ketakutan.
"Kamu ya bisa cuman merepotin papa sama mama doang. Kamu sengaja kan merusak mainan Haechan?" Rahang Jaemin dikatup keras dengan tangan papanya dan menarik dagunya agar dapat mendongak melihat kearah ayahnya. "Ampun pa, Jaemin minta maaf. Jaemin tidak akan nakal lagi." Suara Jaemin bergetar karena ketakutan. Dia menangis meminta belas kasihan dengan papanya. "Sini kamu, papa harus memberi kamu pelajaran." Jaemin pun ditarik paksa oleh papanya dan itu hanya disaksikan oleh mamanya dan Haechan. "Ampun paaa, Jaemin minta maaf hiks hiks..." Jaemin pun meronta menarik tangannya agar dilepaskan oleh papanya. Namun apa daya, Jaemin yang mungil tidak bisa melawan kekuatan papanya.
Jaemin dibawa ke kamar orangtuanya dan dilempar begitu saja sama papanya. Badannya terbentur dengan sisi tempat tidur dan membuat Jaemin mengaduh sakit. Jaemin pun berlutut dibawah kaki papanya meminta pengampunan. "Ampun pa Jaemin salah, jangan pukul Nana." Ucapnya sambil menggosokan kedua telapak tangannya memohon. Tangisan Jaemin semakin parah ketika melihat papanya mengambil ikat pinggang miliknya dan melilitkannya ketangan bersiap untuk memukul Jaemin.
"Jangan paaa!! Ampuunnn!! Jangan pukul Jaemin" jeritan Jaemin semakin histeris, badannya bergetar saking takutnya dipukul. "Kamu harus dihukum karena sudah nakal jadi anak." Papanya pun mulai melancarkan aksinya untuk memukul Jaemin. "Sakit paa!! Ampuuunn!! Udah udaahh!! Sakitttt hiks hiks.. " badan Jaemin hanya bisa meringkuk disudut kamar dan menerima lecutan dari papanya. Tangan dan kakinya memerah akibat pukulan ayahnya. Tidak habis disitu, Jaemin kembali ditarik tangannya. Lebih tepatnya diseret ke kamarnya dan dikurung dari luar oleh papanya. "Kamu harus dikurung sampai besok, tidak ada makan malam untukmu malam ini." Setelah mengunci pintu kamarnya, papa meninggalkan Jaemin begitu saja dikamar. Dia menghiraukan Jaemin yang berusaha untuk menggedor pintu. Jaemin harus menahan haus dan lapar di kamarnya sambil menahan perih bekas pukulan ikat pinggang papanya.
Pada saat itu Jaemin masih berusia 5 tahun. Jaemin sebenernya adalah sosok periang dan lucu. Dia dididik dan dibesarkan oleh keluarga Na. Jaemin sebenarnya bukan anak kandung dari tuan Na. Dia dipungut dari rumah sakit lantaran istri pertamanya tidak bisa mempunyai anak. Dia mengidap kanker rahim dan membuat rahimnya harus diangkat. Tetapi itu semua tidak berhasil sampai harus merenggut nyawa isterinya. Pada saat itu Jaemin baru berumur 1 tahun. Tuan Na yang saat itu frustasi, dan harus membesarkan anak yang dia ambil sendirian membuat dirinya hilang akal. Semenjak itu Jaemin yang awalnya dia sayangi seperti anak kandungnya sendiri berubah menjadi sangat kasar dengan Jaemin. Jaemin lebih sering dipukul dan dimarahi padahal dia masih anak kecil yang tidak tau apa-apa.
Setelah setahun kematian isterinya, Tuan Na memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang perempuan. Dan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Na Haechan. Tuan Na dan isteri keduanya sangat mencintai Haechan dibandingkan dengan Jaemin. Tetapi Jaemin yang masih kecil menganggap bahwa itu semua bukanlah pilih kasih. Jaemin pada saat itu juga tidak mengetahui kalau mamanya sekarang adalah mama tirinya. Jaemin sangat senang dengan kehadiran Haechan, dia sangat menyayangi Haechan. Walaupun mama tirinya tidak menyukai kedekatan Jaemin dengan Haechan. Bahkan waktu dirinya menikah dengan Tuan Na, dia terang-terangan mengatakan bahwa dia tidak suka dengan Jaemin. Waktu itu Tuan Na hanya bisa mengatakan, 'aku tidak mungkin mengembalikannya ke rumah sakit atau memberikannya ke panti asuhan. Itu akan merusak citra ku sebagai seorang ayah.' Akhirnya mama tirinya harus menerima Jaemin walaupun didalam hatinya sangat tidak menerima.
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet || NOMIN ✔️
Teen Fiction[15+] "..𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧.." - 𝐍𝐚 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 Kisah Na Jaemin dengan segala kepahitan hidupnya, tidak diterima dan d...