Hai semuanya~ aku balik lagi ٩(๑>ꇴ< ๑)و
Makasih ya buat yang sudah support ff aku, makasih juga sudah sisain waktu buat baca ff aku ^^
Jangan lupa vote & comment yaa~Happy reading~
Sekedar informasi saja, hubungan Jaemin dengan Jeno belum terekspos sepenuhnya. Hanya beberapa orang saja yang tau, dan itu tidak dikonfirmasi secara langsung. Seperti Haechan dan Mark, mengetahui mereka pacaran ketika mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri, Jaemin dan Jeno sedang berciuman.
Setelah Mark dan Haechan pergi dari pantai itu, mereka memutuskan untuk makan di resto terdekat. Tampak sekali Mark sedang tidak mood melakukan apapun. Kalau tidak Haechan yang mengajak mereka makan, mungkin sekarang akan pulang begitu saja.
"Hyung mau makan apa?" tanya Haechan. Mark tampak melamun, sepertinya dia memikirkan hubungan Jaemin dan Jeno.
"Hyung...?" suara Haechan menyadarkan Mark. "Ah iya." ucap Mark.
"Hyung baik-baik saja?" tanya Haechan lagi. "Aku tidak apa-apa kok, kamu bicara apa tadi?" jawab Mark.
"Hyung mau makan apa? Kalau hyung tidak enak badan kita bisa pulang sekarang." ucap Haechan yang khawatir dengan Mark. "Aku benar baik-baik saja. Aku memesan yang sama denganmu." ucap Mark kalem. Dia tidak ingin mengecewakan Haechan yang sudah mengajaknya ke resto ini.
Haechan menatap Mark sebentar, lalu melihat ke daftar menu. Dia pun memesan beberapa makanan untuk mereka makan nantinya.
"Hyung sedang memikirkan apa hm? Aku daritadi melihat hyung melamun terus?" tanya Haechan. "Tidak ada, hanya memikirkan hal yang tidak penting." elak Mark.
"Haechan...?"
"Umm.. iya hyung?"
"Kamu tau ngga kenapa Jaemin? Aku melihat tadi dia penuh dengan lebam?"
DEG
Pertanyaan Mark sukses membuat Haechan berhenti sejenak. Dia menatap ke arah Mark. "Peduli apa hyung sekarang dengan Jaemin? Bukan kah hyung membencinya?" pertanyaan Haechan tampak seperti tersulut emosi.
"Bu-bukan seperti itu.. hyung hanya-"
"Hyung khawatir kan dengan Jaemin? Hyung masih suka kan dengan Jaemin?" pertanyaan bertubi-tubi diberikan Haechan pada Mark. Mark hanya bungkam dengan pertanyaan Haechan. Jujur dilubuk hatinya paling dalam dia masih menyukai Jaemin. Dia menerima Haechan waktu itu karena pikirannya lagi kalut.
"Hyung ngga bisa menjawab pertanyaanku kan?" ucap Haechan sarkas. Tanpa sadar airmatanya jatuh mengenai pipinya.
"Aku rasa usahaku untuk mendapatkan hyung semuanya sia-sia. Bahkan aku sudah menjebak Jaemin untuk mendapatkan hyung...."
DEG
"A-apaa?!" ucapan Haechan sukses membuat Mark terkejut. Haechan pun yang merasa sudah menyebutkan sebuah aibnya juga terkejut.
"H-hyung.. ini tidak seperti yang hyung bayangkan. A-akuu-"
BRAK
Seketika Mark berdiri dengan kasar sampai kursinya pun berdecit. Wajahnya sudah memerah menahan emosi. Haechan yang melihat guratan amarah Mark menjadi takut.
"H-hyung aku bisa menjelaskannya."
"Aku tidak menyangka kau akan selicik ini jadi orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet || NOMIN ✔️
Fiksi Remaja[15+] "..𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧.." - 𝐍𝐚 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 Kisah Na Jaemin dengan segala kepahitan hidupnya, tidak diterima dan d...