Hai semuanya, aku kembali lagi.. maaf yaa udah buat kalian nunggu lama banget. Dan juga terima kasih sudah selalu men-support dan menunggu cerita aku. Aku sayang kalian semua ٩(๑> ₃ < )۶♥
Jangan lupa vote & comment yaa
Happy Reading~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dimana hari pernikahan Jeno dan Jaemin akan segera diselenggarakan. Terlihat Jaemin begitu manis dengan balutan toxedo putih di tubuhnya, Jeno pun juga terlihat tampan dengan toxedo putih yang ia kenakan. Sangat terlihat seperti pasangan yang serasi.
Jaemin terlihat lucu dengan gelagat gugup yang dia perlihatkan, hatinya bergemuruh senang karena hari yang ia tunggu-tunggu telah tiba. Sebentar lagi statusnya berubah, dari penyandang marga Na menjadi marga Lee. Lee Jaemin.
Mereka berdua menunggu di ruangan yang terpisah. Karena sebelum mereka disandingkan berdua, mereka harus menunggu diruangan yang berbeda. Tampak Jeno tidak sabaran melihat bagaimana manisnya Jaemin di atas altar nanti.
"Apa Jaemin baik-baik saja?" tanya Jeno kepada salah satu staff di ruangannya. "Dia baik-baik saja tuan, hanya saja dia terlihat sedikit gugup." jawab staff tersebut. Jeno hanya tersenyum simpul mendengar hal tersebut.
"Aku tidak sabar ini menggandengnya di altar nanti." ucap Jeno pelan.
Sementara di ruangan Jaemin...
Jaemin tampak meremat tangannya saking gugupnya dia. Kata-kata penenang selalu dilontarkan oleh bibir manisnya. "Kau baik-baik saja tuan?" tanya staff perempuan yang menemani Jaemin diruangannya. "Umm.. aku sedikit gugup. Aku takut penampilanku mengecewakan Jeno." ucap Jaemin sambil melihat pantulan wajahnya dicermin. "Anda terlihat manis dengan tuxedo putih ini tuan. Pasti tuan Jeno sangat senang melihat betapa manisnya dirimu." ucap staff tersebut.
"Benarkah? Aku takut di atas altar nanti melakukan kesalahan fatal." ucap Jaemin. Staff perempuan itu hanya tersenyum dan memegang bahu Jaemin pelan. "Semuanya akan baik-baik saja tuan, ini adalah hari spesial untukmu dan tuan Jeno. Jadi aku harap semuanya akan berjalan lancar." ucap staff tersebut menenangkan Jaemin.
Jaemin pun tersenyum dan mematut dirinya kembali ke arah cermin. "Aku harap juga begitu." ucap Jaemin.
<>
Acara pernikahan pun dimulai, para tamu sudah ada di tempat duduk mereka masing-masing. Tak terkecuali juga Haechan yang sudah datang, walaupun terbesit di dalam hatinya untuk tidak pergi. Tetapi karena ini adalah hari bahagia Jaemin dan juga permintaan Jaemin membuat dia harus datang ke acara tersebut. Banyak tamu undangan yang dia tidak kenal, dan membuat dirinya sedikit minder dengan tamu undangan lainnya.
Mereka memakai pakaian dan perhiasan yang mewah, tidak dipungkiri ini adalah pernikahan Lee Jeno sang anak konglomerat. Tidak sebanding dengan dirinya yang memakai pakaian sederhana. Haechan sudah semaksimal mungkin untuk datang ke acara pernikahan Jaemin, namun apa daya uang yang dia punya tidak mampu untuk membeli pakaian yang mewah. Semua pakaian ber-merk miliknya sudah dia lelang untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.
"Sendiri saja Na Haechan?" sontak Haechan yang sedang melamun tersadar dan melihat ke arah sumber suara tersebut. Itu adalah Mark. Haechan hanya mengangguk pelan. "Kau sendiri?" tanya Haechan.
"Yaa.. seperti yang kau lihat, aku juga sendirian." ucap Mark enteng. "Bolehkah aku duduk disini?" ujar Mark. Haechan melihat ke arah Mark sejenak dan mengangguk pelan sembari menggeser tempat duduknya. Mark pun duduk di sebelah Haechan tanpa sepatah kata apapun.
Jeno sang mempelai pria datang ke atas altar dan berhadapan dengan sang pendeta yang akan mengikrarkan janji suci penikahan antara Jeno dan Jaemin. Dia terlihat sangat gagah dan tampan dengan pakaian yang dia kenakan.
"Sang mempelai pria memasuki altar."
Suara musik pun memggelegar sembari pintu utama dibukakan. Terlihat Jaemin dengan pakaian yang sama dengan Jeno dan sebuat bucket bunga yang dia pegang. Dia pun memasuki ruangan acara dan berjalan menuju altar. Jeno pun melihat ke arah Jaemin, seketika dia terpesona dengan sosok kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Jaemin menaiki altar dan bersanding dengan Jeno. "Kau terlihat sangat manis hari ini" bisik Jeno kepada Jaemin, Jaemin pun tersipu malu akibatnya. Jeno pun ikut tersenyum melihat tingkah manis Jaemin.
"Baiklah, kita akan melangsungkan janji suci pernikahan. Kepada kedua mempelai diharapkan mengucapkan janji suci dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun." ucap pendeta yang berada di depan mereka.
"Lee Jeno, apakah anda bersedia menerima Na Jaemin menjadi istri anda baik dalam suka maupun duka. Baik dalam keadaan senang maupun susah, sehat ataupun sakit. Sampai maut memisahkan kalian?" tanya sang pendeta kepada Jeno.
Jeno dengan lantang dan tegas menjawab "Ya, saya bersedia."
"Na Jaemin, apakah anda bersedia menerima Lee Jeno menjadi suami anda baik dalam suka maupun duka. Baik dalam keadaan senang maupun susah, sehat ataupun sakit. Sampai maut memisahkan kalian?" tanya sang pendeta kepada Jaemin.
Jaemin dengan airmata bahagia yang sudah menetes, dan suara sedikit bergetar. "Ya, saya bersedia." jawab Jaemin mantap.
"Baiklah kiranya dijadikan kalian berdua menjadi sepasang suami istri dan sayangi pasangan kalian masing-masing hingga akhir hayat kalian. Kepada kedua mempelai dipersilahkan bertukar cincin."
Jeno dan Jaemin saling berhadapan dan mereka pun mengambil masing2 cincin dan menyematkannya pada jari manis mereka. Jeno menatap Jaemin dengan senyum lembut dan mencium punggung tangan Jaemin.
"Kepada kedua mempelai dipersilahkan untuk berciuman." ucap sang pendeta.
Jeno mendekatkan dirinya kepada Jaemin dan menangkup kedua pipi Jaemin dengan tangannya. "Terima kasih sudah hadir di dalam hidupku dan menjadi bagian dalam hidupku. Aku akan selalu mencintaimu dan memberikan kebahagiaan yang selama ini kau cari." ucap Jeno dan dia mencium lembut bibir Jaemin. Jaemin pun membalas dan membuat hatinya menghangat dengan ucapan Jeno tadi.
Suara tepuk tangan pun terdengar, dan mereka telah sempurna menjadi suami istri. Jaemin percaya, semua akan indah pada waktunya. Dia tidak memiliki ketakutan apapun lagi selama ia bersama Jeno. Semua penderitaan yang dia alami selama hidupnya telah terbayarkan. Tidak ada lagi Na Jaemin yang tersiksa baik fisik maupun batin. Sekarang hanya ada Lee Jaemin yang sah menjadi istri dari Lee Jeno, pasangan dari penerus perusahan berpengaruh di Korea Selatan.
Hidupnya hanya dipenuhi tawa dan bahagia, tidak ada lagi kesedihan. Dan Jaemin mensyukuri hal itu.
"Terima kasih sudah datang menjadi pangeran penyelamatku, Lee Jeno. Aku sangat mencintaimu."
End.
Akhirnya selesai juga cerita aku. Maaf udah bikin kalian greget nungguinnya wkwkwk soalnya lagi sibuk2nya kemarin. Makasih juga udah support cerita aku dan setia nungguinnya.
Buat ceritanya yang masih banyak kurang, akan aku maksimalkan di cerita-cerita lainnya. Sampai jumpa di cerita aku lainnya.
See you next time~
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet || NOMIN ✔️
Novela Juvenil[15+] "..𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧.." - 𝐍𝐚 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 Kisah Na Jaemin dengan segala kepahitan hidupnya, tidak diterima dan d...