Hai aku kembali lagi ^~^
Terima kasih sudah menyempatkan membaca ff aku~
Jangan lupa vote & comment yaa...Happy reading
8 tahun kemudian...
PLAK
Suara tamparan yang terdengar keras mengenai pipi mulus Jaemin. Jejak merah sangat membekas dipipi Jaemin. Itu semua adalah karya papanya. "Sudah berapa kali aku bilang, kenapa kau keras kepala sekali?" ucap tuan Na sambil meredam emosinya. Haechan dan mamanya hanya bisa melihat yang dilakukan tuan Na terhadap Jaemin. Mereka tidak berani melerai tuan Na karna apabila itu dilakukan, tuan Na bisa lebih kasar lagi.
Jaemin hanya bisa menunduk dan diam atas semua perlakuan papanya. "Kenapa tidak menjawab hm? Apa tamparanku tidak bisa membuat kau membuka suara?" ucap tuan Na sangat sinis. "Aku tidak melakukan itu pa." ucap Jaemin pelan. "Kalau bukan kau yang melakukannya trus siapa lagi? Jelas-jelas uang yang ada didompetku ada ditasmu?" ucap tuan Na tersulut emosi. "Apa sekarang aku sedang membesarkan seorang pencuri dirumah ini?" ucap tuan Na.
DEG
Ucapan tuan Na sukses membuat Jaemin bungkam seribu bahasa. Apa semudah itukah papanya tidak percaya dengan Jaemin? Sudah 15 tahun mereka hidup bersama apa itu tidak cukup membuat papanya bisa mengerti dirinya. "Papaa..?" ucap Jaemin dengan nada bergetar. Dia pun mengepalkan tangannya, tanda hatinya tidak baik-baik saja. "Aku tidak pernah mencuri uang papa, bahkan untuk memikirkannya saja aku tidak pernah." airmata Jaemin keluar begitu saja. Dia tidak bisa lagi menahan perkataannya lagi. "Trus bagaimana kau bisa menjelaskan semua ini hah?!" ucap tuan Na kesal sambil menghamburkan semua uang yang ada ditas Jaemin ke wajah Jaemin.
Jaemin menggigit bibirnya bahkan badannya bergetar, sungguh dia dipermalukan di depan Haechan dan mamanya. Bahkan mamanya hanya bisa tersenyum mengejek ke arahnya. "Jawab!" bentak papanya. "Aku tidak mengambil uang papa! AKU TIDAK MENGAMBIL UANG PAPAAAAA....!!!"
PLAK
Teriakan Jaemin sukses membuat membuat papanya marah besar. "P-papaa.."
PLAK
Sebuah tamparan mengenai pipi Jaemin lainnya. "Sudah pandai berteriak didepan wajahku?" ucap papanya dingin. Jaemin hanya bisa menatap nanar papanya. "Aku tidak ingin mendengar pembelaan darimu lagi, sekarang bersihkan segala kekacauan ini. Papa kecewa denganmu Jaemin." ucap papanya dingin dan berlalu meninggalkan Jaemin yang terpaku tidak bergerak.
Mamanya juga berlalu melewati Jaemin. "Tidakkah menyenangkan menjadi anak yang dicap pencuri oleh papanya?" sindir mamanya dan meninggalkan Jaemin. Sekarang Jaemin tau siapa dalang dari semua ini. Yaitu mamanya sendiri. Jaemin tau mamanya tidak suka dengan dirinya. Dia juga melihat kearah Haechan, Haechan hanya melihat dia dengan tatapan yang sulit dimengerti. Dia tidak menolong Jaemin sama sekali. Dan jaemin hanya bisa tersenyum miris kearah Haechan. Jaemin tau tidak ada seorangpun yang akan menolong dirinya disini, bahkan Haechan sekalipun.
Akhirnya Jaemin membersihkan uang yang berhamburan tadi sendirian. Sungguh, dia tidak mengerti kenapa semua orang dirumah ini tidak menyukai dirinya. Terutama orangtuanya. Delapan tahun sudah berlalu dan itu tidak membawa perubahan apa-apa terhadap Jaemin. Bahkan semakin hari semakin parah. Jaemin diperlakukan layaknya orang asing dirumah ini.
Jaemin yang biasanya periang sekarang berubah menjadi sangat pendiam. Sisi introvert Jaemin semakin kental. Bahkan disekolah tidak ada yang dekat dengan Jaemin. Terkadang dia bersama-sama dengan Haechan, tetapi karna Haechan banyak teman disekolah, dia pun menjadi minder untuk dekat dengan Haechan. Uang yang Jaemin pungut itu, dia meletakkannya dimeja dekat pintu kamarnya papa. Isakan Jaemin tidak terelakan lagi. Dia hanya bisa menutupi mulutnya dengan punggung tangannya agar tidak terdengar isakan tangis miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet || NOMIN ✔️
Teen Fiction[15+] "..𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧.." - 𝐍𝐚 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 Kisah Na Jaemin dengan segala kepahitan hidupnya, tidak diterima dan d...