15. Hadiah untuk kekasihku

3.4K 374 64
                                    

Hai semuanya~ aku balik lagi ٩(๑>ꇴ< ๑)و
Makasih buat yang sudah support dan luangin waktu untuk baca ff aku~
Jangan lupa vote & comment yaa~







Happy reading~







Setelah pulang dari rumah Na Jinho, Jaemin pulang dengan lesu ke apartemen Jeno. Guratan kesedihan bisa sangat jelas tercetak di wajah Jaemin.

"Aku harus cari uang itu kemana? Sedangkan aku saja sekolah belum lulus." gumam Jaemin.

Mendengar perkataan Na Jinho tadi membuat semua energinya terkuras habis. Dia pun menaiki bus dan turun di halte dekat apartemen Jeno. Dia pun memasuki password apartemen Jeno, karena dia diberitahu Jeno apa password-nya. Dia pun membuka dan memasuki apartemen Jeno.

Terlihat di sana Jeno sedang berkutat dengan laptopnya. Jeno yang sadar dengan kedatangan Jaemin langsung mengalihkan pandangannya kepada Jaemin.

"Baru pulang hm?" tanya Jeno. Jaemin hanya mengerucutkan bibirnya dan menghampiri Jeno. Dia pun ikut duduk di sofa tersebut, dan memeluk erat Jeno. Jeno yang bingung dengan sikap Jaemin hanya tersenyum melihatnya.

"Kenapa hm? Ada masalah ketika pergi ke rumah Na Jinho?" tanya Jeno sambil mengusap kepala Jaemin. "Aku disuruh mengganti semua biaya hidupku padanya." ucap Jaemin lirih. Jeno terkejut mendengar hal itu.

"Apa? Apa dia sudah gila?" tanya Jeno tidak percaya. Jaemin hanya menggeleng lemah. "Aku memang pantas membayarnya, karena hidup itu tidak gratis." ucap Jaemin.

"Tapi...."

"Aku harus dapat uang darimana huweeeeee ╥﹏╥" ucap Jaemin memecah tangisannya. Jeno pun panik mendengar tangisan Jaemin. Dia pun langsung memeluk Jaemin menenangkan.

"Ssstt... jangan menangis yaa.. kita akan cari solusinya." ucap Jeno.

"Aku kan masih sekolah hiks..hiks.. bekerja part time pun tidak akan bisa membayar uangnya untuk satu tahun aku hidup ╥﹏╥" rengek Jaemin semakin menjadi. Jeno seperti diperhadapkan dengan bayi besar yang tidak berhenti merengek menangis.

"Aku bisa membantumu nantinya." balas Jeno.

"Huweeeeee~~ lagi-lagi aku merepotkanmu hiks..hiks.. aku hidup hanya bisa merepotkan orang lain." tangisan Jaemin semakin menjadi. Jeno yang belum pernah melihat sikap manja Jaemin hanya kelabakan tidak tau harus perbuat apa.

"Ssstt.. cup cup.. tidak masalah, aku akan membantumu apapun yang terjadi." ucap Jeno. Dia pun menepuk bahu Jaemin pelan untuk menenangkannya. Jaemin memang sudah lelah juga akhirnya menidurkan kepalanya dipaha Jeno. Wajahnya pun dia sembunyikan di perut Jeno. Jeno yang melihat itu hanya tersenyum tulus dan mengusap pelan kepalanya.

"Tidurlah kalau kamu merasa lelah." ucap Jeno. Bagaikan mantra, ucapan Jeno berhasil membuat Jaemin tertidur. Hanya dengkuran halus yang terdengar dari mulut Jaemin. Jaemin terlihat sangat menggemaskan sekarang.

Jeno kembali fokus ke laptopnya yang sedari tadi terbuka. Tanpa Jaemin sadari, sebenarnya Jeno daritadi sedang membuka informasi yang berkaitan dengan Na Jinho dan seluruh bisnis yang dia punya. Wajahnya yang semula memandang hangat Jaemin seketika berubah menjadi sangat dingin ketika memandang laptop tersebut.

"Aku akan menghancurkan hidupmu seperti yang kau buat pada Jaemin-ku."




<>





Waktu sore pun datang, Jaemin terbangun dari tidurnya. Dia melihat ke sekelilingnya, dia sekarang berada di kamar Jeno. Dia pun keluar dari kamar Jeno dan mencari keberadaan kekasihnya itu. Dia pun mendapati Jeno ada di dapur sedang membuat segelas susu.

bittersweet || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang