___EAT___
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rumah kediaman Jungkook dan Yein sangat tenang. Jungkook dengan kesibukannya di ruang kerja sementara Yein tengah meringkuk di atas sofa ruang tengah.
Biasanya saat Yein tak ada kerjaan dan Jungkook sibuk dengan dunianya, Yein akan mengganggu Jungkook agar lelaki itu memperhatikannya. Namun kali ini ia tak bisa melakukan itu.
Sejak pagi perutnya terasa nyeri akibat hari pertama datang bulan. Saking nyerinya dan tak bisa melakukan apa-apa, Yein sampai melewatkan sarapannya. Ia benar-benar tak sanggup untuk bangkit dari sofa. Akibatnya sekarang ia merasakan sakit dua kali lipat. Pertama karena nyeri datang bulan, kedua karena perutnya yang kosong.
"Argghh... bisa rusak lambungku," rintih Yein. Diraihnya ponsel yang sejak tadi tergeletak tak berdaya di atas meja. Jemarinya segera menekan nomor yang berada di paling atas dalam daftar kontaknya.
"Ha- loh? Kenapa tidak kesini?"
"Jeon- tolong aku-" rintih Yein. Suaranya memelan karena wajahnya tertutup bantal.
Tidak lama terdengar suara pintu terbuka bersamaan dengan suara langkah kaki mendekat.
"Kamu kenapa?" tanya Jungkook khawatir setibanya di dekat Yein.
Yein menolehkan kepalanya agar bisa melihat Jungkook sebelum akhirnya mengeluh, "Perutku sakit."
Jungkook tahu Yein tidak sedang bercanda. Ia merendahkan tubuhnya agar tangannya bisa menyentuh perut Yein. "Salah makan? Mau ke rumah sakit?"
Yein menggeleng lemah, "Bukan. Nyeri datang bulan."
"Sesakit itu?" tanya Jungkook penasaran.
"Ng ngg. Aku juga lapar."
"Jangan bilang kamu belum sarapan?" tebak Jungkook. Melihat Yein mengangguk, Jungkook menepuk keningnya. "Aduh, kenapa tidak bilang?"
"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Yein mengalihkan pembicaraan.
Jungkook menghela nafas panjang, "Memangnya itu penting? Kenapa kau sesusah itu untuk merepotkanku? Kalau memang kau kesulitan, bilang. Aku bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu, Jung Yein!"
"Ughh, maaf," ringis Yein seraya mengalihkan pandangannya.
Jungkook tak menyahut. Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju dapur. Tak lama ia kembali dengan membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil. Diletakkannya benda itu di atas meja, tepat di sebelah Yein.
"Kompres perutmu dengan itu," suruhnya sebelum kembali bangkit dan meninggalkan Yein.
Yein menghela nafas panjang. Tanpa bertanya pun ia tahu kalau kekasihnya itu sedang marah. Memang salah Yein yang tak meminta bantuan Jungkook. Ia hanya takut mengganggu pekerjaan Jungkook.
Dengan menahan nyeri, Yein mengubah posisinya duduk di atas sofa. Butuh dua menit untuk Yein mempersiapkan handuk hangat sebelum mengompres perutnya dan kembali berbaring.
"Jeon, maaf," seru Yein. Berharap Jungkook mendengarnya dan kembali menemaninya. Sudah sepuluh menit setelah Jungkook memberikannya baskom dan handuk, namun belum kembali lagi.
Tak lama, terdengar suara langkah kaki bersamaan dengan aroma makanan yang menggugah selera. Yein menoleh, bertepatan saat Jungkook datang dan meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja.
"Kamu marah padaku?" tanya Yein.
"Iya. Lain kali katakan kalau kamu butuh bantuan," jawab Jungkook jujur. "Kamu bisa makan sambil duduk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME
Fiksi PenggemarAyo buat kenangan manis yang tak terlupakan selama di rumah -------------------------------------------------- Zara Zera 2020