Ch.7

1.1K 96 4
                                    

Alter Ego
Chapter 7 : Distance; Saat kau tak berada disisiku.

.
.
.

Boun side...

Semua rencanaku bersama Prem pupus sudah, aku baru saja kembali dari Phuket bersama yang lainnya, namun siapa sangka mobil hitam milik hia Jack terparkir didepan gerbang condo, mau tak mau kusuruh Prem masuk lebih dulu. Apa lagi sekarang?

"Oii... Hia, kenapa kau disini?" Aku berjalan malas mendekat kearah Jack yang bersandar dimobil.

"Pulang"

"Aww... Aku baru saja sampai tak bisakah pulangnya akhir pekan nanti?" Aku berusaha bernegosiasi.

Jack melirik tajam, okay, perintah mutlak tak bisa dibantah. Aku melangkah gontai, membuka pintu belakang mobil sedan hitam, duduk diam hingga Hia Jack masuk.

"Baca ini" Jack memberikan sebuah undangan padaku.

"Sekarang kita bahkan memiliki saham ditempat Bay?" Tanyaku bingung.

"Alibi, ck... Benar kata Gord kau masih terlalu muda untuk dilibatkan dalam hal semacam ini" Keluh Jack.

"Lalu kenapa bukan kalian yang menghadiri acaranya, lagipula tak ada yang tahu denganku"

"Boun, aku benar-benar ingin memukul kepalamu itu, oi... Apa kau hanya pintar dalam segi akademik? Ingatlah duniamu, Heii... Kami hanyalah kaki tanganmu okay? Dan komando seharusnya berasal darimu, bukan Gord, Lee ataupun aku" Jack meluapkan kekesalan padaku.

Aku memilih diam, mendengarkan segala ocehan dari Hia, well... Apa salahnya jika memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa harus turun tangan, maksudku jika kalian bertiga masih sanggup mengapa harus aku. Lagipula aku hanyalah seorang remaja berumur 18-an tahun, meski belum genap.

"Kau tau apa yang membawaku menjemputmu?" Ujar Jack sembari menyalakan engine mobil.

"Karena ayah?" Balasku asal.

"Ai'ngoo... ( ไอโง่ = Bod*h ) jika karena pak tua itu, aku pun sanggup untuk turun tangan" Pekik Jack kesal.

"Oii... Hia kata-katamu, kau bahkan lebih kasar dari Hia Lee" Aku mendengus tak terima.

"Ini tentang Prem okay? Sekarang paham?!"

"Hah?"

.....

Aku baru saja memasuki rumah, disambut beberapa karyawan Ayah, bukan karyawan sih, lebih tepatnya apa, yaa... Ehmm, pesuruh? Maybe, but its a little bit rude, right? So, panggil saja karyawan (illegal).

"Tuan muda, Sawatdii khrap" Sapa salah satu karyawan itu padaku.

"Panggil saja Boun, phi. Oia, dimana ayah?" Balasku singkat.

"Ada ditaman belakang"

"Oh... Khop khun na khrap, Boun kebelakang dulu ya, phi. Sawatdii khrap" Setelah memberikan wai (*semacam simbol penghormatan gitulaah) aku bergegas menuju taman belakang.

Alasanku tak suka tinggal dirumah ini adalah terlalu ramai, terkadang ada saja yang bertamu bahkan dimalam hari, andai saja Mae masih ada, mungkin aku tak akan memilih tinggal diasrama dekat sekolah.

"Pho..." Sapaku pada pria paruh baya yang sedang duduk santai dikursi panjang ditepian kolam renang.

"Mudah sekali ya membuat kau pulang" Ayah menoleh kearahku, tunggu? Apa maksudmu?

"Pho... Jangan bilang kalau?" Aku sengaja tak menyelesaikan kalimatku.

"Ahahah... Menurutmu?"

Menyebalkan, kenapa aku mudah sekali masuk perangkap Ayah, dan hanya dengan embel-embel Prem?! Ohoooo... Dia bahkan menjadikan Prem sebagai kelemahanku, shiaa...

Alter Ego [ BounPrem Fanfic ] || Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang