#2

2.6K 373 0
                                    

───────•••───────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───────•••───────

"HEI!!!"

Chenle langsung menoleh karena kaget. Seseorang tersenyum padanya.
Chenle tidak paham sama sekali, tapi melihat senyuman orang di depannya membuatnya sedih juga senang secara bersamaan.

Chenle hanya menatapnya bahkan ketika orang itu mendekatinya.

"Jika kita bertemu, kita harus mengubah dunia ini!" Chenle masih tidak paham.

Mengubah dunia?
Memangnya dia pikir mengubah dunia itu gampang?


"Jangan gila.. Dunia ini sudah seperti ini.."
Kedua tangan itu langsung menyentuh wajah Chenle.

"Ini kenyataannya..."
Setelah itu orang itu langsung mundur, otomatis wajahnya tidak disentuh lagi.

"Setelah itu orang itu langsung mundur, otomatis wajahnya tidak disentuh lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingat aku terus, ya...."




Chenle langsung membuka matanya. Air matanya langsung turun dan membasahi pipinya. Chenle tidak tahu kenapa dia menangis, tapi hati kecilnya seakan sedang merasa ' kehilangan ' sesuatu yang penting.

Dan, Chenle menangisinya kembali.

Jisung membuka matanya.
Tatapannya jatuh pada kedua tangannya sekarang, dan tangannya bergerak ke arah dadanya yang terasa sedang ditusuk tombak.

Jisung tidak paham kenapa dia bermimpi tentang orang yang tidak dia kenal?

Mengubah dunia?

Jisung terdiam.
"Memangnya kita bisa merubah dunia ini?"

"Ya ampun, Chenle.. Matamu bengkak lagi? Kenapa?" tanya Renjun ketika Chenle baru saja masuk.

"Hehe... Hanya kangen orang tuaku, jadi aku menangis.." ujarnya. Chenle tersenyum berusaha bilang bahwa dia baik - baik saja sekarang.

Renjun menatap sedih Chenle sekarang. Masih teringat jelas ketika Chenle yang ditemukan olehnya sedang menangis keras. Semuanya karena waktu itu pemerintah menangkap orang tuanya Chenle yang merupakan golongan ' Super human ' dan manusia biasa.

Bisa dibilang Chenle spesial, karena merupakan gabungan keduanya. Tapi, ternyata Chenle sama sekali tidak mempunyai kekuatan, akhirnya dimasukkan ke dalam golongan manusia biasa.

Tidak dengan orang tua Chenle yang malah dibunuh tepat di depan matanya. Sebab itulah Chenle merasa marah dengan pemerintah, dan berada di pihak ' Super human ' dalam diam. Hanya Renjun yang tahu hal itu.

"Ya, sudah.. beriaslah, dan bersiap karena Cafe akan dibuka sebentar lagi." Chenle mengangguk, dan langsung menuju ruangan khusus karyawan.

Renjun menghela napas pelan.

Haah.. Haah..
     Haah..

Jisung mengintip sebentar memastikan para orang berseragam yang mengejarnya tadi sudah cukup jauh.

Jisung menghela napas lega karena berhasil kabur lagi. Dia langsung mengambil Hp yang berada di kantongnya.

─────────────

To : Hyung

Apakah keadaan disana membaik?

────────────

To : Me

Kau bisa kesini, tapi jika mereka masih mengejarmu sembunyi saja di Hotel yang sesuai dengan lokasi ini.

[ share a location ]

────────────

Jisung menghela napas pelan, lalu keluar dari persembunyiannya.

"Hmphhs...."

Orang itu mendengus, dan langsung mengangkat pistolnya ke arah kepala yang berada di depannya.

"Ada kata terakhir, pengkhianat?"


DOR!!!

"Bereskan mayat itu, dan sekarang bersiap... Kita akan menangkap buruan paling besar."

Chenle terkesiap.
Perasaannya memburuk sekarang, entah kenapa dia merasa sangat khawatir. Akibatnya, sekarang fokusnya sangat tidak bisa diajak kerja sama..

"Sebentar..."
Renjun hanya mengangguk dengan raut wajah bingung dimana Chenle yang berlalu begitu saja.

"Hm?"

T B C !!

──────•••───────

Bye - bye!!!...
Sampai jumpa next chapter, guys (*´∀'*)

.

2020.10.30

·'𝑡𝑜𝑢𝑐ℎ'· [CHENJI/SUNGLE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang