14. A-apa? Bagaimana bisa?🤷

2 2 0
                                    

Sudah larut setelah Yerim selesai mendekor rumahnya yang indah dan unik itu. Rumahnya terang sekali walaupun tidak ada lampu yang Yerim buat. Yerim berterimakasih kepada bubuk-bubuk emas miliknya yang bersinar dan menerangi rumahnya.

Yerim membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang baru saja ia buat tadi. Yerim lelah telah menghabiskan waktunya seharian untuk bermain di taman bersama Shixun. Yerim menatap atap rumahnya yang sebenarnya adalah kelopak bunga anggrek.

"Woah, sangat indah! Ternyata Bumi indah juga!"

Yerim menatap sekelilingnya dan terus terkagum-kagum dengan karya tangannya. Dia terus membanggakan dirinya sendiri dengan senang hati. Benar-benar mandiri sekali peri satu ini.

Lama membanggakan dirinya sendiri, akhirnya Yerim pun kelelahan. Matanya mulai sayu, dan mulutnya terus terbuka dan menguap. Yerim tertidur dengan wajah yang di ke sampingkan dan tiba-tiba mata Yerim tanpa sengaja menangkap sesuatu yang aneh. Yerim mendekati meja dan menatap benda itu lalu mengambilnya.

"Apa ini? Gelang?"

Yerim menggenggam dan terus menatap sebuah gelang berwarna hijau yang tergeletak di atas mejanya. Pandangannya tak teralihkan sedikitpun sejak hampir satu jam yang lalu. Yerim sudah memakai gelang itu berulang-ulang kali. Sejak tadi Yerim terus memasang gelangnya, menatap gelangnya, dan beberapa saat kemudian melepasnya. Terus seperti itu.

"Sebenarnya ini apa ya? Kenapa Selona memberikan ini kepadaku?"

Yerim menatap lekat-lekat gelang hijau itu. Gelangnya begitu indah namun tidak juga terlalu mewah. Warnanya terang dan sedikit berkilau. Sangat cantik.

"Eh, apa ini?"

Saat tengah menggesekkan gelang di pergelangan tangannya, Yerim merasakan sesuatu yang mengganjal. Yerim dengan segera mengeluarkan gelang itu dari pergelangan tangannya dan mulai mencari apa itu yang mengganjal.

"Hm?"

Yerim melihat ada sebuah mutiara kecil disana. Warnanya putih kehijauan jadi akan tidak terlihat bila hanya sekilas menatapnya.

Yerim menyentuh berlian itu. Sekedar meraba-raba. Namun, tidak beberapa lama, tiba-tiba angin kencang datang tanpa terduga. Makin lama angin itu makin bersar dan kuat putarannya membuat tubuh Yerim mulai terangkat sedikit demi sedikit.

Yerim terkejut bukan main. Tubuhnya melayang perlahan, beserta dengan barang-barang disekitarnya.

Prang

Cermin Yerim jatuh karena tertiup angin dan pecah mengotori bunga anggrek yang cantik. Yerim mulai ketakutan saat melihat kaca-kaca yang pecah itu beterbangan dan mengelilingi rumahnya.

Yerim menutup matanya, ia ketakutan. Tanpa Yerim sadari, sebuah cahaya datang dan mulai memenuhi isi rumahnya. Cahaya itu bahkan bersatu dengan bubuk emas milik Yerim. Cahaya itu menghampiri dan menutupi tubuhnya yang melayang-layang di atas. Sekarang Yerim begitu bersinar.

Like shining, shimmering, splendid.

"Argh ..." Yerim menggeram saat ia merasakan sakit yang luar biasa pada tubuh kecilnya itu. Sakit sekali, rasanya seperti tubuhnya ditarik-tarik dan dipaksa melebar. Bahkan, Yerim kini sudah ingin menangis rasanya. Yerim menutup matanya untuk mengurangi rasa sakit dan rasa takutnya.

"Yaaakkk!"

Yerim berteriak saat sesuatu menempel pada tubuhnya. Pakaian yang halus dan lembut yang cantik.  Sebuah gaun berwarna putih selutut yang memiliki sebuah pita di bagian belakangnya.

"HAH?!"

Yerim melihat dirinya sendiri dari ujung kaki hingga ke badannya. Yerim terkejut dan shock dibuatnya. Tubuhnya makin lama makin membesar dan juga memanjang. Rambutnya yang terkuncir menjadi terurai dan beterbangan kesana-kemari. Tubuhnya benar-benar berubah. Dari yang awalnya hanya sebesar kunang-kunang kecil dalam sekejap berubah menjadi besar dan seukuran manusia-manusia bumi.

Angin makin lama makin tenang. Tubuh Yerim turun perlahan-lahan dengan perubahan yang benar-benar menakjubkan. Tubuhnya berubah, bahkan sayapnya kini telah hilang.

Kakinya yang putih dan panjang itu menapak dengan anggunnya ke permukaan yang kasar tanpa alas kaki. Pakaiannya rapih dan cantik, namun rambutnya sedikit berantakan.

"Woah ..."

Yerim menatap dirinya sendiri dan mulai merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya. Ia meraba-raba seluruh permukaan tubuhnya dan dia terkejut saat mengetahui bahwa sayapnya yang indah telah hilang. Ia melompat-lompat kecil, mencoba untuk terbang kembali, namun ia tidak bisa. Sayapnya telah hilang bersamaan dengan tubuhnya yang membesar.

"A-apa? Bagaimana bisa?"

"A-apa? Bagaimana bisa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐶❤️🐶

Cerita ini diikutsertakan dalam APproject individu generasi keempat.

My Secret Lovers From Another Galaxy #APprojectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang