Yerim menghentakkan kakinya saat hawa dingin mulai menusuk-nusuk kulit kakinya yang tak menggunakan alas kaki, berharap bahwa rasa dingin dan kesakitan itu akan segera hilang jika dia mengganti rasa sakitnya dengan sakit yang lain. Ia mengelus-elus lengannya karena hawa dingin itu mulai mencoba untuk menggoyahkan dirinya. Tubuhnya kian lama kian melemah. Bibirnya membiru dan kakinya bergetar.
Sejak tadi darah terus menetes dari telapak kakinya membuat tubuh Yerim makin lemas. Tadi di jalan saat Yerim mencoba melarikan diri dari orang bejat tidak tahu diri itu, tanpa sengaja Yerim menginjak sebuah paku yang tergeletak di jalanan. Pakunya menancap di kakinya dan darahnya menetes-netes sejak tadi. Apalagi Yerim tidak menggunakan alas kaki apapun.
Ditengah jalan Yerim sendirian tanpa ada yang berniat menolong walau sebenarnya jalanan tidak sesepi itu. Masih banyak kendaraan yang berlalu lalang, juga orang-orang yang berjalan kaki, namun Yerim yang sejak tadi berdiri di tepi jalan tidak ada satupun yang perduli.
Tubuhnya sekarang kini sudah tidak sekuat tubuhnya yang dulu. Sekarang, Yerim hanya bisa berdiam diri, menunggu hingga seseorang datang menolongnya.
🐶❤️🐶
"Kamu sudah pulang?"
"Sudah, jadi cepatlah datang kemari!"
"Baiklah, aku akan datang."
Seorang wanita sedang berjalan menuju ke sebuah supermarket 24 jam yang ada di seberang sana. Langkahnya anggun, dan pakainya formal. Sangat menarik, terutama alas kakinya. Alas kakinya cantik dan selalu berbunyi ketika ia melangkahkan kakinya.
Matanya mengarah ke depan, namun pikirannya tidak ada di sana. Dia menelpon sambil terus berjalan ke arah supermarket yang berada di seberang jalan.
Yerim terus memperhatikan wanita itu dengan pandangan yang benar-benar sudah sayu dan buram karena tubuhnya sudah melemah. Yerim menatap wanita itu dan sesekali merintih kesakitan karena luka pada kakinya yang belum berhenti mengeluarkan darah.
"Dia can ahhh tik ..." Yerim mengerucutkan bibirnya saat melihat wanita itu begitu cantik. Dia juga ingin menjadi cantik.
Saat Yerim melihat wanita itu, ia sadar bahwa wanita seperti sedang mengobrol dengan seseorang. Yerim berusaha melihat lebih untuk melihat dengan siapa dia mengobrol, namun Yerim tidak melihat apa-apa.
"Apa yang dilakukan oleh dia ya? Kenapa dia berbicara sendiri terus sejak tadi?"
"Woah, apa itu yang ada di kakinya? Sssh ahh ... Benar-benar cantik."
Setelah melihat kaki wanita itu, Yerim melihat ke arah kakinya, dan dia terdiam. Kakinya begitu berbeda dengan kaki wanita itu. Wanita itu memiliki kulit putih dan kaki jenjangnya benar-benar menambah pesonanya. Sedangkan kakinya? Oh tentu saja jangan ditanya lagi. Kakinya memang memiliki kulit yang putih, namun karena ia tidak bisa terbang lagi, dan tidak memiliki sesuatu seperti yang dipakai oleh wanita itu, kakinya jadi jelek dan hitam. Banyak luka goresan dan luka parut di telapak kakinya. Belum lagi ditambah dengan sebuah paku yang masih menancap di dalam kakinya. Benar-benar memperburuk tampilan kakinya.
Yerim menghela nafasnya dan lebih memilih untuk melihat wanita itu lagi. Ia lebih memilih untuk tidak menyakiti hatinya saja sekarang.
Di saat tengah menatap wanita yang sedang berbicara sendiri sambil berjalan, Yerim tanpa sengaja melihat ada sebuah benda yang melaju dengan cepat mendekati wanita itu. Yerim tidak tahu itu apa namanya, tapi satu hal yang Yerim tahu, bahwa benda besar itu bisa melukai wanita cantik itu.
Yerim terus melihat wanita itu yang terlihat belum sadar akan keadaaan sekitarnya. Sepertinya, dia belum tahu kalau ada sesuatu yang akan mengancam nyawanya. Semakin lama, benda itu semakin mendekat tapi wanita itu belum sadar juga.
Dengan cekatan, Yerim bangkit dari duduknya dan mulai berusaha berlari mendekati wanita itu walau masih tertatih-tatih. Yerim memaksakan diri untuk mendekati wanita itu meskipun darahnya makin mengalir deras jika dia memaksakan untuk tetap berjalan.
Yerim mencoba untuk terus memanggil wanita itu tapi wanita itu tidak mendengarnya. Mungkin karena dia masih fokus bertelepon.
"Heyyyyyy, awasssss!!!!!"
"HEYYYYY!!!"
Yerim terus berteriak tapi wanita itu tidak mendengarnya. Dia malah tertawa sendiri disana.
"Apa kamu ada sesuatu yang ingin dibeli?", katanya pada seseorang di balik telepon.
"Tidak ada sayang, yang aku butuhkan hanyalah dirimu yang terus berada di sampingku hahaha ...", ucap seseorang diseberang sana yang membuat pipi wanita itu memerah.
"Berhenti menggoda!"
Yerim melihat wanita itu terus tertawa-tawa sendiri. Bahkan kini dia terlibat seperti orang gila yang tertawa dan tersenyum sendiri.
"HEIII AWASS!!"
🐶❤️🐶
Cerita ini diikutsertakan dalam APproject individu generasi keempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lovers From Another Galaxy #APproject
Teen FictionYerim, seorang peri yang tidak pernah mengetahui apa itu cinta tiba-tiba saja merasa bahwa dirinya kini telah jatuh cinta. Ia merasa bahwa takdirnya kini telah berubah. Seratus dua puluh tahun kehidupannya seakan tidak pernah berarti dan menganggap...