Chapter 3 [Peron 9¾]

543 105 0
                                    

Hari ini, tanggal 1 September. Sang Kakek dan Nenek sibuk menyiapkan perlengkapan Nathalia dan Nathan, kemudian meletakkannya di bagasi mobil.

Nathalia dan Nathan duduk berdampingan, ditemani oleh dua sangkar burung yang diletakkan di sisi kanan Nathan dan di sisi kiri Nathalia.

Ketika mobil perlahan melaju keluar dari kediaman keluarga Desmond, sang Nenek melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Ya, Nenek mereka tidak ikut untuk mengantar mereka ke stasiun King's Cross, London.

"Jangan jauh-jauh setelah turun dari mobil nanti. Bisa-bisa kalian tersesat karena di sana sangat ramai."

"Okay, Grandpa," ucap Nathan mengiyakan.

Sang Kakek khawatir, toh ia baru pertama kali mengajak kedua cucunya untuk pergi ke stasiun. Jarang sekali sang Kakek mengajak kedua cucunya itu keluar jalan-jalan, apalagi ke tempat yang jauh.

Nathalia di sisi lain, ia tengah menatap burung hantu yang ada di dalam sangkar di sisi kirinya. Burung hantunya tampak galak, tak suka dengan kehadiran Nathalia.

"Aku kira dia tak menyukaiku," gumam Nathalia dengan tatapan ngeri. "Sudah aku bilang, lebih baik aku membeli kucing waktu itu."

Burung hantu di dalam sangkar mengepak-ngepakkan sayapnya, membuat sangkar itu bergoyang. Burung itu beruhu-uhu kencang.

"Kau tak seharusnya mengucapkan itu, ppfftt..."

"Diamlah, Brother! Kau membuatku kesal."

Mobil terus melaju. Stasiun King's Cross letaknya sangat jauh dari rumah, butuh waktu sekitar 2 jam kira-kira untuk sampai ke sana.

Nathalia merasa perjalanan menjadi sangat membosankan. Apalagi ia dan keluarganya hanya diam sambil memandang ke luar jendela dan hanya sesekali memulai pembicaraan.

Ketika mereka hampir sampai ke tempat tujuan, sang Kakek mengatakan sesuatu kepada Nathalia dan Nathan yang mana membuat mereka mengernyitkan dahi.

"Kalau kalian bertemu si Potter, lebih baik kalian menjauh darinya."

Dalam benak mereka memikirkan hal yang sama, "Kenapa?".

"Kakek punya firasat yang buruk tentangnya, tapi kalau kalian memang ingin akrab tak apa. Lagipula Kakek hanya memberi saran."

Mereka akhirnya sampai. Sang Kakek menurunkan semua perlengkapan yang harus dibawa oleh Nathalia dan Nathan dari bagasi. Untunglah ada dua buah troli yang memudahkan mereka dalam membawa barang-barang menuju ke peron 9¾.

Ketika mereka memasuki stasiun, banyak orang-orang berlalu lalang. Nathan lagi-lagi menggenggam tangan Nathalia, khawatir ia terpisah dan akhirnya tersesat.

Sang Kakek berjalan ke peron sembilan dan sepuluh. Di sana juga terlihat beberapa orang yang memiliki rambut berwarna merah, pastilah keluarga Weasley.

"Menurutmu apakah Harry Potter sudah masuk?" Bisik Nathalia.

"Sepertinya sudah. Kau bisa lihat Ron, George, dan Fred sudah tidak ada. Hanya tersisa Bibi Molly dan Ginny."

"Kau memanggilnya 'bibi'?" Ucap Nathalia sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa? Apakah itu masalah, hm?"

Nathalia tak menjawab. Ia kembali memfokuskan pandangannya ke arah sang Kakek.

"Halo, Nyonya Weasley," sapa sang Kakek kepada seorang wanita di hadapannya.

Wanita itu sontak berbalik, kemudian menutup mulut dengan sebelah tangannya. Ia nampak terkejut dengan kehadiran sang Kakek.

"Oh, Tuan Desmond! Lama Anda tak terlihat." Bibi Molly menatap ke arah Nathalia dan Nathan, "Mengantar cucumu? Kenapa bukan Aristia yang mengantar mereka?"

Let's Make a WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang