taehyung tak pernah berfikir sejauh ini, jungkook itu walaupun berisik suka mengeluh dan mengomel sendiri karna kesal dengan komentar komentar netijen, tidak pernah sependek ini. juga walaupun umurnya dibawah taehyung terkadang ia yang paling dewasa didalam hubungan, walau tetap ada sisi anak kecil nya.
saat mendengar kabar dari jimin, taehyung pikir mungkin saja ia salah dengar, namun saat jimin membentak nya "lu denger gue gak bangsat? buruan dateng." taehyung rasa semesta nya hancur.
dunia nya langsung hitam putih, sebab jungkook sang pewarna dalam hidup nya melakukan percobaan bunuh diri.
pacar macam apa dia? bahkan taehyung dengan sengaja mendiami nya. kalau dipikir pikir benar kata jimin, diam tak akan menyelesaikan masalah. tapi ego nya terlalu ia junjung tinggi, ia lebih memilih membalas prank jungkook dengan menjauhi nya.
mungkin saran hoseok ada benarnya, sesekali memberikan pelajaran tak apa. tapi kondisi nya berbeda. harus nya ia lebih memperhatikan jungkook sedikit walau mereka jauh. tapi taehyung seperti benar benar tidak perduli akibat emosi nya yang masih ia simpan.
dia duduk dilantai dekat pintu ruangan jungkook, menunggu selama 2 jam karna dokter masih didalam memeriksa nya.
mingyu dan bambam turun untuk mengisi perutnya, perintah jimin si karna mereka terlihat lemas. sementara jimin berdiri disamping taehyung dengan tangan menyilang di dada. sesekali menatap taehyung yang terlihat menyedihkan, lalu kemudian menatap pintu ruangan yang tak juga terbuka.
beberapa menit setelah nya, pintu ruangan terbuka dan taehyung dengan jimin menghampiri sang dokter yang keluar disusul oleh beberapa perawat dibelakang nya.
"kalian siapa nya pasien ya?" Tanya sang dokter dengan senyuman ramah.
"sㅡsaya pacar nya dok." Jawab taehyung dengan cepat.
"gimana kondisi jungkook dok, apa ada hal serius?" Tanya jimin sambil mengusap pundak taehyung yang nampak gelisah.
"sebelumnya saya boleh bertanya?"
jimin dan taehyung langsung menganggukan kepalanya cepat.
"apa jeon jungkook pernah melakukan ini sebelumnya? mungkin lebih jelasnya self harm gitu, apa pernah?" Tanya sang dokter yang masih dengan senyuman ramah nya.
"tidak pernah dok. jungkook bukan orang yang seperti itu." Jawab taehyung yang kini mencoba lebih tenang saat menjawab.
"ah begitu ya, jadi ini baru pertama kali nya?" Tanya sang dokter yang mendapat anggukan kembali dari jimin dan taehyung.
"berarti pasien melakukan percobaan pembunuhan pada diri nya sendiri, saya tidak terlalu paham karna saat ini pasien masih belum sadar. dia kehilangan banyak darah, dehidrasi dan juga tubuhnya sangat lemah. saya tidak tau kenapa pasien melakukan percobaan bunuh diri, nanti jika dia sadar tolong panggil saya ya biar saya periksa kembali dalam kondisi sadar nya. beruntung urat nadi nya tidak kena, bahaya sekali jika sampai mengenai urat nadi." jelas dokter dengan wajah serius.
karena taehyung diam, maka jimin lah yang angkat bicara.
"begitu ya dok. apa kondisi nya sudah stabil?" tanya jimin.
"saya sudah membersihkan semua luka luka goresan dan kami juga sedikit kesulitan memasang infusan karna banyak nya luka, tapi untung nya sudah terpasang hingga obat bisa masuk melalui selang tersebut." Jawab sang dokter.
"boleh kami masuk dok?" masih jimin yang bertanya.
"tentu boleh, tapi jangan berisik ya. biarkan pasien beristirahat. kalo gitu saya tinggal dulu ya."
"baik dok. terima kasih."
taehyung langsung masuk kedalam kamar inap jungkook dengan jimin dibelakang nya, tak bisa bohong kalau saat ini nafas nya seperti sesak melihat jungkook, kekasihnya yang selalu berisik kini terdiam dengan mata tertutup diatas tempat tidur.
bibir yang biasa merah kini terlihat pucat tanpa warna, wajah yang dulu mulus dan bersih kini terdapat goresan dipipi yang masih terlihat basah dan memerah.
dokter sengaja tidak menutupi luka nya dengan peran karna akan sangat beresiko jika luka ditutup, memungkinkan lama untuk mengering. jadi dokter membiarkan nya terbuka, namun tenang saja sudah diobati dan dibersihkan.
lengan nya penuh goresan benda tajam, ada juga seperti cakaran.
Kim taehyung kini menatap jungkook dengan tatapan rindu dan juga rasa bersalah. ia menangis sambil menggenggam tangan jungkook yang tak diinfus dengan hati hati.
jimin iba melihat nya. ia tak tega melihat sahabatnya seperti ini. bukan taehyung sekali.
"taehyung udah, jangan ganggu jungkook lagi istirahat." Ucap jimin sambil mengusap pundak taehyung yang bergetar karna menangis.
taehyung masih saja menangis menatap jungkook yang masih terdiam, dia ingin tau apa yang membuat jungkook berfikir pendek seperti ini. apa karna dia atau lainnya?
pukul 4 dini hari, bambam keluar ruangan dengan panik.
"kenapa?" Tanya taehyung yang langsung menatap bambam.
"jㅡ jungkook, dia sadar tapi ngamuk!" Jawab bambam.
kemudian taehyung berlari mencari dokter, sesuai perintah nya tadi jika jungkook sadar maka ia harus memanggil dokter.
"dokㅡ "
"mohon selain dokter dan suster jangan ada yang masuk." Ucap salah satu suster yang langsung menutup pintu.
taehyung menatap dari kaca pintu dimana dua suster dengan hati hati menahan pundak jungkook disamping kanan dan kiri, lalu dua lagi memegang tangan jungkook yang berhasil mencabut infusan.
biar bagaimana pun jungkook adalah lelaki dan walaupun dia uke tenaga nya akan lebih kuat dibanding perempuan.
taehyung tak tega melihatnya, dokter terlihat sedang memasangkan infusan nya namun kaki jungkook berontak dan terus berteriak.
"lepas! arghh gak mau dipegang awass!"
"pergi!"
"arghhㅡ "
"biarin aja mau mati gak usah perduliin, pergi!"
"a aaaaaa!"
semua yang mendengar itu juga tak akan tega, bambam bahkan menangis lagi sambil mengeremat kedua tangannya. lalu mingyu menundukkan kepalanya dengan mata yang menahan air mata, lalu jimin menarik taehyung agar tak melihatnya dan beberapa kali mengusap punggungnya guna menenangkan nya.
30 menit kemudian dokter keluar beserta suster dan tak lagi terdengar suara teriakan dari jungkook.
"gimana keadaan jungkook dok?" tanya bambam yang langsung membuat ketiga nya ikut menghampiri dokter.
"ini baru dugaan saya, tapi sepertinya pasien mengalami depresi. saya tidak tau masalah utama pasien apa tapi semoga dugaan saya tidak benar." Ucap sang dokter menjelaskan.
"depresi?" Tanya taehyung yang tak percaya.
"pasien sadar dan langsung memberontak, bahkan ia menarik selang infusan hingga darah kembali keluar. ia tak ingin disentuh apalagi didekati, nanti saya akan jadwal kan dokter psikologi untuk mengecek nya. mungkin nanti pagi pasien akan diperiksa kembali. untuk saat ini saya menyuntikan obat penenang agar pasien kembali beristirahat."
"baik dok. terima kasih."
"ohh ya, maaf saya terpaksa mengikat tangan dan juga kaki nya. mencegah agar saat pasien sadar kembali tidak berontak dan mencabut infusan. kalau begitu saya permisi dulu ya."
"iya dok. terima kasih sekali lagi."
"sama sama. sudah jadi kewajiban saya membantu disini."
jungkook tak mungkin kan depresi?
siapa belum tidur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vloger
Fanfiction"bisa kamu taro dulu kamera mu itu?" ㅡtaehyung "ish kakak aku lagi ngevlog ! tunggu dong" ㅡjungkook