9 ||• TAKUT

38 15 0
                                    

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan menuju ke rumahnya, Anin pun sampai di depan pagar rumahnya, tak berfikir panjang Anin pun segera masuk dengan wajah yang amat ceria, bahkan panasnya mentari pun kalah dengan keceriaan Anin siang itu.

"Assalamuaalaikum, mama?"

Saat Anin memasuki pintu rumahnya, ia pun melihat sekitar nampak ada yang aneh, dan dia sedang merasa ada yang kurang, tentu saja siapa lagi kalau bukan mamanya yang tidak ada di rumah, awalnya Anin panik tapi Anin mulai paham mungkin mamanya mengantarkan pesenan.

Dirumah yang sederhana itu hanya udara saja yang mengisi kekosongan ruang di dalam rumah Anin, sepi dan sunyi sudah tak asing lagi bagi gadis cantik jelita seperti Anin, saat- saat inilah yang Anin suka, dia memilih memanfaatkan waktu ini untuk membaca buku dan mendengarkan lagu favoritnya.

"Baca buku novel apa lagi ya, yang ini udah, yang itu juga udah." Ucap Anin bingung memilih buku di rak nya karena hampir semua buku sudah dia baca, bukan buku fiksi saja melainkan buku non fiksi pun ada.

Anin kehabisan ide untuk kegiatannya kali ini, ia merasa harus pergi ke toko buku atau tidak ke perpustakaan kota, ya tiada pilihan lain selain kesana, Anin pun segera menuju ke garasi untuk mengambil sepeda gayuh nya untuk pergi ke toko buku, Anin memilih menggayuh sepeda karena jaraknya lumayan dekat, toh Anin juga harus hemat.

"Hai kak, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau tanya, dimana letak buku novel ya?"

"Oh disana kak, kakak lurus aja ntar belok kanan dikit ya."

"Oh oke terima kasih ya."

"Sama- sama."

Setelah Anin bertanya, akhirnya dia pun segera menuju kearah yang ditunjukkan oleh karyawan toko tersebut, saat sampai di rak buku novel, mata Anin pun terbinar- binar melihat novel yang amat banyak, ia memutuskan membeli 3 buku yang sudah ia baca sinopsisnya.

"Menarik." Gumam Anin sambil tersenyum menatap buku yang mau ia beli.

Saat Anin ingin pergi membayar buku, dengan cerianya Anin melihat buku itu dan tidak melihat sesuatu di depannya.

BRUGHH

Anin merasa dia telah menabrak sosok orang gagah di depannya, saking kagetnya Anin pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai.

"Kamu ga papa?" Tanya orang yang baru saja ditabrak oleh Anin, dan mengulurkan tangannya yang berniat untuk menolong Anin.

"Ga." Jawab Anin dan kemudia mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat sosok yang ditabraknya tadi, dan ternyata..

"Loh Anin?, ngapain kamu disini?" Tanya sosok itu yang tidak ditanggapi oleh Anin, dia pun langsung berdiri dan segera menerobos sosok tadi.

"Nin tungguin aku."

"Apa sih Andi?"

"Kamu kesini naik apa, ntar aku anter aja ya kerumah kamu."

"Ga usah!"

"Ayolah, aku kan ga pernah punya kesempatan nganterin kamu."

"Semua orang ga punya kesempatan buat nganterin gue, dan lu jangan banyak bacot oke!" Ucap Anin sambil menyerahkan uang ke kasir dan segera menggayuh sepedannya untuk kembali ke rumahnya.

Andi yang melihat Anin sangat membenci dirinya pun tersenyum, Andi yakin sekeras apapun Anin membenci dirinnya pasti dia akan luluh padanya, Andi bukan seperti Bayu yang menjadikan Anin taruhannya, cinta Andi benar- benar tulus kepada Anin, entah mengapa Andi selalu bahagia melihat Anin bahagia walau tidak dengannya.

My idol VolunteerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang