Malam itu terbongkar sudah, semua kedok dari sosok makhluk brengsek itu, Bayu berfirasat bahwa semua ini sudah direncanakan matang- matang, Bayu tahu bahwa atasan dari sosok itu sangatlah jenius, jenius memainkan amarah Bayu, bagaimana Bayu bisa tahu? apakah mereka sudah saling bertemu? atau.. entahlah.
Ia tidak akan pernah memaafkan orang yang berani mencium Anin, ia berjanji akan membalas semua kejahatan mereka diwaktu yang tepat, tunggu saja.
Tadinya, kota yang ramai kini mendadak sunyi, tentu saja hari ini sudah hampir menuju ke puncak malam, Bayu meninggalkan kota Malang sekitar jam 8 malam, dan kembali sekitar jam 11 malam, cepat. Memang, Bayu memang suka mengebut saat di jalan, itulah yang menjadi favoritnya saat berkendara.
Karena mereka sudah menemukan jawaban dari pertanyaan yang kian mendesak di otak Bayu, kini Bayu menyuruh temannya pulang dan berterima kasih karena sudah menemainnya untuk pergi ke sana.
"Mendingan kita pada pulang dah, btw thanks bro."
"Iya Bay, sans aja ya kan Ngga?"
"Yoi men, oiya lo udah punya rencana buat....?"
"Ntar gue pikirin, yauda gue balik dulu."
"Oke."
Mereka pun bertiga kompak menyalakan mesin motor dan memakai helm, berkendara ke arah yang berbeda, tetapi sama dengan tujuannya, pulang.
Kini Bayu tampak memasuki area rumahnya, Bayu tampak lega dengan semua hasil yang ia cari, Bayu segera memarkirkan motornya di garasi, dan segera menuju ke dalam rumahnya.
Saat Bayu ingin naik menuju kamarnya, tiba- tiba suara berat itu menghentikan langkahnya, Bayu berbalik arah dengan tampang malas, sosok orang itu memang bisa dibilang lumayan keras dalam mendidik Bayu.
"Darimana kamu?"
"Dari Batu."
"Ngapain?"
"Ada urusan pa, yaudah Bayu mau ke kamar dulu, ngantuk."
"Yaudah sana."
Bayu terkejut, mengapa papanya tidak memarahinya hari ini, tidak biasanya seperti ini, Bayu mulai curiga, bagaimana papanya bisa selembut ini padanya.
"Gausah kaget, papa cuma tanya aja sama kamu, gaada maksud tertentu kok, yaudah sana kamu tidur, besok sekolah kan?"
Bayu masih diam tak berkutik, ia masih tampak tercenganga oleh sikap papanya, Bayu mencoba berfikir positif, mungkin saja papa Bayu dapat klien baru, atau semacamnya
Bayu akhirnya bergerak ke atas sambil menaiki anak tangga satu persatu, akhirnya sampailah Bayu di kamarnya.
Sudah kebiasaan Bayu juga, ia tidak mengganti pakaian yang dikenakan barusan, bahkan ia pun sering memakainya sampai terbit fajar.
Di bawah langit malam, di sela jendela yang terbuka, tampak Bayu memasangkan tangannya kearah dagu, ia sedang mencoba berfikir, bagaimana cara membalas semua kelakuan busuk sosok itu
Tapi pikiran itu seketika enyah, dan hilang entah kemana, tiba- tiba saja dia terfikirkan oleh gadis yang membuatnya khawatir karena kejadian kemarin, siapa lagi kalau bukan Anin.
Bayu tampak membayang- bayangkan wajah pemilik pesona tersendiri itu, tadinya Bayu tampak melihat bintang yang berjumlah ribuan di langit, tapi sekarang satu bintang pun tak terlihat di mata Bayu, hanya wajah serta senyuman Anin yang selalu menghiasi malamnya hari ini.
Mungkin hanya Anin lah yang sekarang bisa mengendalikan isi pikiran Bayu, Anin egois!, membiarkan Bayu selalu memikirkannya, Bayu tersenyum geli sendiri, apakah Bayu sudah mulai jatuh cinta?, atau hanya sekedar mengagumi?
KAMU SEDANG MEMBACA
My idol Volunteer
Novela Juvenilkehilangan yang melarutkan bahagiaku. kehilangan yang menghilangkan senyumku atau semua orang. -unknown ••• Bayu, cowok tampan yang digemari oleh beberapa komunitas di sekolah. Permasalahan keluarga membuatnya menjadi anak tukang pemberi harapan pal...