13 ||• MISTERIUS (2)

29 12 0
                                    

Gue bakalan bikin lo menderita!

Beberapa kata yang tersusun menjadi satu kalimat itupun bisa membuat Anin kaget dan panik, bagaimana tidak?, surat itu seperti pertanda awal dimulainya kehancuran Anin.

Anin mencoba untuk tidak memikirkan isi dari surat itu, ia mengambil nafas sedalam- dalamnya, berharap ini hanyalah lelucon belaka, tapi tidak bagi pengirim pesan misterius itu.

"Bagus, gue akan selalu begini sampai lo nemuin gue, lihat aja, kalo gue ga bahagia lo juga ga bisa bahagia!" Ucap sosok misterius di balik tembok parkiran sambil tersenyum sinis.

Sebelum terjadi apa- apa, Anin pun segera menyalakan motor mesinnya dan kemudian menancapkan kecepatan yang lumayan tinggi.

Saat di tengah jalan, suasananya masih seperti biasa saja, tetapi saat sosok dari arah yang berlawanan dari arah yang Anin lewatin barusan mengikutinya seperti ingin menyampaikan sesuatu padanya.

Awalnya Anin hanya biasa saja, mungkin mereka searah, tetapi lama kelamaan sosok itupun semakin mendekat, kecepatan Anin pun semakin meningkat, sosok itu selalu saja membunyikan bunyi klakson motornya.

Anin yang melihat dan mendengarkan sosok yang memainkan deruman dan klakson yang setiap saat berbunyi semakin mendekat, bukannya malah menjauh, Anin malah berhenti, dan dengan percaya diri ia turun dari motor dan menghadap kepada sosok yang mengikutinya daritadi.

Sosok itupun kaget karena Anin tiba- tiba berhenti mendadak, bunyi decitan rem mampu dihasilkan dari gesekan ban sepeda itu, sosok itupun juga langsung turun dari motornya dan kemudian membuka helm full face nya, dan...

"Bayu?" Ucap Anin sontak dan kaget.

"Iya ini aku, kok kamu kelihatan panik gitu?"

"Ga."

"Hm oke, oh iya kenapa kamu ga berhenti padahal udah aku klaksonin."

"Gue kira lo begal."

"Mana ada begal setampan aku Anin, gaada kan?,  cakep gini kok dibilang begal, tapi gapapa sih jadi begal hati kamu."

"Paan si lu."

"Canda doang, tapi ntar jadi kenyataan kok, oh iya aku anterin kamu pulang ya, ntar kamu nyetir aja di depan, aku ikutin kamu dari belakang."

"Gausah!"

"Aku ga mau kamu kenapa- napa, udah titik, gausah nolak oke."

"Serah." Ucap Anin sambil menancapkan gas dengan kecepatan standar dan kemudian diikuti oleh Bayu.

Anin melihat Bayu dari spion yang sedang serius mengikutinya disetiap belokan yang dilewati, wajah tampan Bayu lumayan tidak terlihat karena sebagian tertutup oleh helm full face nya.

Anin yang awalnya biasa saja, kemudian sempat curiga kepada Bayu, Anin berpikir, apakah Bayu adalah sosok yang tadi menerornya saat di parkiran. Anin menghilangkan pikiran negatifnya itu terhadap Bayu, Anin yakin Bayu tidak akan melakukan hal serendah ini.

Ditengah jalan menuju rumah Anin, Anin pun berhenti di dekat halte rumahnya, Bayu yang melihat Anin berhenti pun hanya bisa mengikutinya, Bayu kemudian turun dari motornya dan segera menanyakan sesuatu yang ingin ditanyakan kepada Anin.

"Kok berhenti disini?"

"Sampe sini aja."

"Emangnya rumah kamu dimana?"

"Gausah kepo!"

"Yaudah iya, kamu hati- hati ntar kalo sampai rumah kabarin aku ya."

"Emang lo siapa?" Bayu yang mendengar Anin berbicara seperti itu hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

My idol VolunteerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang