Setelah beberapa menit melampaui sunyi dan dinginnya kota malam itu, akhirnya Bayu sampai di sebuah kafe tempat nongkrong Bayu dan teman- temanya.
Kafe itu begitu ramai, setiap hari memang seperti itu, bukan hanya steak nya yang lezat tetapi tempatnya juga cocok bagi remaja jaman sekarang.
Bayu melihat jam tangan yang setia menempel di tangannya, dan kemudian melihat ke segala arah, tak lama dua motor menuju ke tempat Bayu memakirkan motornya.
"Lemot lu, gue laper nih." Ucap Bayu kepada 2 sobat karibnya yang setia mulai dari kecil.
"Ck sabar napa, gue masih lanjut game tadi." Ucap Aldi.
"Dah, yok masuk." Ajak Angga melerai kedua temannya itu.
Mereka bertiga menuju ke tempat dimana menurut mereka itu adalah istiqomahnya, ya mereka selalu suka duduk di bangku paling pojok dan tidak ingin berpindah tempat, entah katanya nyaman aja.
"Mesen apa nih?, gue yang traktir lu semua." Ucap Bayu seraya menaikkan salah satu alisnya.
"Asekk, Samain aja dah." Ucap Angga sambil melihat Aldi.
"Iyaa heem sama."
Bayu kemudian memanggil pelayan yang ada di kafe itu, dengan telatennya Bayu mengabsen menu- menu yang dipesanya dan temannya.
"Baik kak silahkan ditunggu ya." Ucap pelayan itu.
Bayu hanya menanggapinya dengan senyuman ramah, entah angin dari mana tiba- tiba Bayu kemasukan ingatan tentang si cewek taruhannya, siapa lagi kalo bukan Anin.
"Btw tantangan gue nih gimana?"
"Ya lu kan kudu buat Anin nyaman, masa lu lupa?" Ucap Aldi sambil menaruh ponselnya yang menandakan ia ingin berbicara .lebih serius.
"Sumpah ga semudah yang gue kira, gue baikin malah di cuekin, tuh orang terbuat dari paan ya kok sifatnya berbanding balik ma gue, harusnya cewek tuh kan manja, baperan, trus ga cuek, ga kayak si Anin tuh, apa hebatnya coba?" Jelas Bayu panjang karena dia kesal tak bisa cepat mendapatkan hati Anin.
"Mangkanya usaha bro, masa iya lu mau mundur, cemen lo." Ucap Angga sambil sesekali menghisap benda kesayanganya, vape.
"Mana ada gue cemen, liat aja lu bakal lihat dengan mata kepala lu sendiri, ntar Anin bakal nyaman sama gue." Tegas Bayu meyakinkan kedua temanya.
"Iyadah serah lu, kalo gagal lu yang traktir kita balik, oke?" Ucap Aldi.
"Ya."
Setelah beberapa saat mereka membincangkan Anin, datanglah menu pesanan mereka, kebetulan Bayu juga memesan roti bakar, karena dia kelaparan akhirnya dia langsung saja menghabiskan seperti orang yang baru pulang dari pulau terpencil.
"Buset, ati- ati yu, ntar keselek mampus lo." Ucap Angga.
"Eh yu, lu ga pernah di kasih makan ya sama nyokap bokap lo?"
Mulut Bayu yang tadinya penuh dengan roti bakar, sekarang hampir satu potong pun tak terlihat dari mulutnya, Bayu segera minum untuk merefreshkan tenggorokannya agar bisa menjawab pertanyaan dari temannya itu.
"Gue ga keselek kan?, banyak makanan di rumah, tapi gue males aja ga selera makan kalo di rumah." Jelas Bayu sambil mengusapkan tissue ke daerah sudut bibirnya yang cemot karena makanan yang dilahapnya barusan.
"Btw kabar si Indah gimana ngga?, masi netep apa putus." Tanya Bayu tiba- tiba.
"Indah saha woi, adkel kita?"
"Ck bukan ituloh anak sekolah lain, SMA BINTORO, ntuh kan sekarang gandengannya bang jago." Jelas Bayu sambil melirik ke Angga.
Angga melihat tingkah kedua temannya yang sedang membahas pasanganya sekarang hanya bisa tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
My idol Volunteer
Novela Juvenilkehilangan yang melarutkan bahagiaku. kehilangan yang menghilangkan senyumku atau semua orang. -unknown ••• Bayu, cowok tampan yang digemari oleh beberapa komunitas di sekolah. Permasalahan keluarga membuatnya menjadi anak tukang pemberi harapan pal...