Indahnya senja pun akhirnya kini telah usai, tak nampak lagi goresan seberkas sinar dari sang mentari sore itu, dan sekarang langit malam tampak menyelimuti semua wilayah di kota Batu waktu itu, hampir 30 menitan yang lalu Anin dan Bayu sudah berada di kediaman nenek Bayu.
Malam ini juga sama seperti malam sebelumnya, bahkan lebih indah, malam yang ditaburi seribu bintang, dan bulan yang seperti menjadi sang penguasa lautan malam.
Suara jalanan yang tadinya ramai, kini mendadak sunyi dan tenang, hanya ada bunyi dari sekerumpulan serangga, tak heran jika nuansa yang digambarkan seperti pedesaan, memang rumah nenek Bayu berada di salah satu Desa di wilayah kota Batu.
Rumah yang luas tetapi sederhana, itulah keadaan rumah nenek Bayu saat ini, bercampur dengan struktur bangunan kuno dan dihiasi lampu taman minimalis di depannya, terlihat menenangkan bukan?
Bagi Anin, tempat ini juga sangat cocok untuknya, selain sunyi dan tenang, disini juga sejuk dan segar, udara disini juga masih alami, bahkan hampir tidak ada polusi.
"Kamu kok diluar?" Seseorang berkata kepada gadis pemilik wajah cantik yang sedang duduk termenung di teras.
"Nenek?, iya nek Anin masih pengen menikmati suasana gini hehe, jarang- jarang juga Anin bisa nikmatin ini."
"Wah kamu punya kemiripan sama saya, selain saya suka suasana sunyi, saya dulu juga sangat cantik seperti kamu loh."
"Beneran nek?, pasti nenek dulu jadi rebutan para lelaki ya?"
"Iya pastinya, dulu saya menikah dengan kakeknya Bayu karena terpaksa, saya dulu teramat membenci dia, tetapi lama- kelamaan akhirnya saya mulai luluh padanya hahah." Jelas nenek Bayu yang dibalas senyuman manis oleh Anin.
"Nenek masih tampak muda ya, nenek masih cantik, nenek cocok loh kalau jadi ibunya Bayu." Puji Anin yang membuat nenek Bayu tersipu malu.
Wajar jika nenek Bayu masih bisa disebut seperti ibunya, selain gaul dan keren, neneknya juga mempunyai paras yang awet muda, bahkan banyak duda desa yang ingin menikahinya, walaupun sudah tak setara.
"Kamu nginep ya, udah lama nenek gak punya temen disini, kamu mau kan?"
"Em, bukannya saya tidak mau, tapi saya sudah izin ke mama pulang sekarang hehe."
"Nenek minta nomornya mama kamu dong."
"Oh oke nek bentar, ini nek."
"Oke, nenek mau video call dulu." Ucap nenek Bayu yang membuat Anin menganga.
Halo
Halo ini benar mamanya Anin?
Iya saya sendiri, tante siapa ya?, bagaimana anda bisa tahu nama anak saya?
Saya neneknya Bayu
Astaghfirullah, maaf nek hahah, nenek begitu tampak muda sekali
Itu pasti, oiya Anakmu boleh nginep sini kan?
Kalau saya terserah Anin nek
Oke baik, thanks good bye
Sebelum nenek Bayu mematikan video call, tampak jelas raut wajah mama Anin yang terlihat bingung dan terseyum, bingung dengan nenek Bayu yang kaya gaul, dan tersenyum bisa bertemu dengan orang seperti nenek Bayu.
"Oke kamu nginep sini."
"Baik nek."
"Kamu bosen ya, kamu jalan- jalan dulu sana sama Bayu, ke alun- alun atau kemana gitu."
"Eh engga perlu nek, lagian Bayu juga tidur."
"Gapapa entar nenek bangunin, mumpung malam minggu, kalian kan bisa jalan berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
My idol Volunteer
Roman pour Adolescentskehilangan yang melarutkan bahagiaku. kehilangan yang menghilangkan senyumku atau semua orang. -unknown ••• Bayu, cowok tampan yang digemari oleh beberapa komunitas di sekolah. Permasalahan keluarga membuatnya menjadi anak tukang pemberi harapan pal...