13 | debat

322 69 38
                                    

ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜɪʀᴛᴇᴇɴ :

ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜɪʀᴛᴇᴇɴ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20XX, December



Bulan terakhir dalam setahun. Biasanya orang orang akan mulai memikirkan resolusi untuk tahun depan setelah mengevaluasi diri dalam setahun belakang.

Begitu juga Hyerin dan Yeonjun. Berkencan di kedai dekat pantai rekomendasi dari Ara.

"Rin," panggil Yeonjun di sela makannya.

"Hm?"

"Kita ketemu tanggal berapa sih?"

"Pertama kali?"

"Iya. Kapan ya?"

"Setaun lewat kali ah. Kayaknya pas aku pertama masuk sekolah deh."

Yeonjun mengulum senyum, "Yang bikin aku dihukum sama Pak Kim ya?"

"Oh iya.... Maaf ya , Jun... Serius waktu itu aku buru buru, ngga maksud—"

"Heummm gitu?? Bukan modus???" goda Yeonjun.

Bibir Hyerin mengerucut, merasa bersalah juga kesal. Jelas saja Yeonjun gemas. Gadisnya begitu menggemaskan, dan Yeonjun tidak akan pernah lelah mengatakan itu.

"Hahahaha, iya iya. Bercandaaa."

"Tapi seriussss, kamu jadi dihukum."

"Bukan masalah. Oh iya, nanti malem jadi bakar bakar di rumah kamu?"

Oh, benar juga. Keluarga Hyerin mengundang Yeonjun barbeque party dalam rangka tutup tahun.

Walau tidak pas hari terakhir dalam bulan Desember, setidaknya mereka sudah memasuki pekan terakhir.

"Iya. Ajak sekalian gih mama kamu," ujar Hyerin.

"Hmm, iya. Nanti ajakin papa sekalian biar rame."

Hyerin mengulas senyum. Ikut senang dengan hubungan Yeonjun dan sang ayah yang membaik walau masih kaku.

✧・゚: *✧・゚:*

"Tanteee!"

"Eh, manisnya tante! Cantik banget, sayang." Nyonya Choi memeluk Hyerin selayaknya anak sendiri. Membiarkan Yeonjun mendengus di belakangnya.

Padahal niatnya memeluk gadis itu duluan. Tapi kalah dengan sang ibu.

Setelah basa basi singkat, Yeonjun dan Hyerin mulai sibuk di halaman. Memanggang daging, tentu saja.

Ibu ibu berada di dapur untuk menyiapkan keperluan lain, sementara bapak bapak duduk di halaman, sibuk mengobrol atau sekedar ngopi.

"Jun, itu dagingnya dibalik ah nti gosong," pekik Hyerin tertahan.

Yeonjun yang awalnya sibuk memotong daging jadi ikut tergupuh. Membalikkan daging yang ternyata hampir gosong di sisi bawah.

"Yahh..."

"Yahh..."

"Nggapapa ya, Rin?"

"Yeonjun sih, dibilangin aku aja yang motong biar kamu ga ribet." Hyerin mendengus, mengambil alih pekerjaan memotong daging.

"Tapi ini asap doang isinya. Kena mata perih."

"Ya udah, gapapa—"

"Hyerin astaga, sana kamu di sana aja. Kerjain yang itu, ini biar aku."

"Aku cuma mau bantu. Nanti gosong lagi kayak tadi gimana?"

"Nggak gosong ah, itu cuman hampir—"

"Sama aja! Makanya jangan batu!"

Yeonjun mendengus. Kembali membolak-balikkan daging. Sesekali melirik Hyerin yang memotong daging dengan cekatan.

Tepat setelah potongan terakhir, Hyerin mengucek pelan matanya. Merasa perih. Yeonjun, seorang yang peka, buru buru meletakkan alat pembalik daging dan mendatangi Hyerin.

"Perih?" tanyanya.

"Dikit."

"Tuh kan, dibilangin kamu di sana aja. Ngeyel sih!"

"Aku kan cuma mau bantu, sewot banget heran."

"Heran juga punya pacar batu banget."

"Kan kamu yang batu!"

"Kamu juga ya!"

"Engga ah!"

"Nih perih buktinya. Kan aku dah bilang tadi—"

"YEONJUN IH DAGINGNYA!" Hyerin menunjuk daging yang masih berada di atas panggangan dengan histeris.

"Nahkan!"

"Yeonjun—"

"Rin—"

"Engga, aku dulu—"

"Aku dulu—"

"Heh!"

"Hih!"

Mereka saling menatap sengit. Kesal sendiri. Memang niatnya baik untuk satu sama lain, tapi saling bertentangan.

Para orang tua yang melihat itu terkikik geli. Ah, dasar anak muda yang sedang kasmaran. Inginnya menjaga pasangannya, menanggung beban untuk dirinya sendiri. Tapi berakhir dengan perdebatan ringan yang lucu.

"Udahan, bibirnya ga usah maju," cibir Yeonjun, duduk di dekat Hyerin yang sudah menyiapkan hidangan.

Hyerin mendengus, "Nih cobain. Daging yang kamu bikin gosong."

Yeonjun membuka mulut, membiarkan daging yang hampir berwarna kehitaman di satu sisi itu terbang ke dalam rongga mulutnya.

"Enak?" tanya Hyerin sangsi.

"Agak pait. Apa? Agak doang, kok!"

"Tapi paitt???"

"Aga—engga, engga pait. Kamu coba sendiri nih." Yeonjun memutar haluan sendok Hyerin agar meluncur ke mulut gadis itu.

Hyerin mendecak, "Yeonjun," tegurnya.

"Apa?"

"Asli deh, kamu nih ya, ngeyel banget!" Tidak tahan, Hyerin menyerang Yeonjun dengan mencubit perut lelaki itu kecil.

Yeonjun mengaduh, membalas, "Kamu juga ya, ngeyel! Liat nih matanya jadi merah!"

"Tapi—"

"Apa? Tapi apa?"

"Hih!"

"Dih!"

"Kak, udah belom sih? Kok nggak ada manggil aku turun daritadi?? Aku kan laper."




•tbc•

aku kobam we lost the summer....

mantan | choi yeonjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang