11 | jarak

346 76 26
                                    

ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴇʟᴇᴠᴇɴ :

ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴇʟᴇᴠᴇɴ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20XX, November


"Ini serius??"

Yeonjun mengangguk murung. Tapi Hyerin malah bersorak senang, memeluk leher lelaki itu dengan semangat.

"Senyum dong! Ih, kok malah sedih?" tanya Hyerin, menangkup pipi Yeonjun yang murung.

"Nanti nggak ketemu kamu..."

"Ya ampun, Yeonjun, cuma empat hari. Bisa, kok, bisa!"

"Kamu nggak sedih?"

Senyum Hyerin memudar, tapi tidak berhenti mengusap pipi Yeonjun dengan lembut.

"Hehe, bohong sih kalo bilang nggak sedih. Tapi daripada sedih, aku bangga bangettttt! Not everyone has this chance, Yeonjun." Hyerin mengulas senyum, menarik ujung bibir Yeonjun agar ikut tersenyum.

"But, I'll miss you..."

"So will I. Tapi, Jun, bayangin! Kesempatan nggak dateng dua kali. Kita masih bisa telponan, atau video call!"

Yeonjun merengkuh Hyerin, menikmati wangi kesukaannya sebelum minggu depan mengikuti pertukaran pelajar.

Kalau bukan karena suruhan sang ayah, Yeonjun juga ogah jauh jauh ke Jepang. Pikirnya, lebih baik di sini. Ada Hyerin-nya. Di Jepang tidak ada Hyerin.

Ah, memikirkannya saja Yeonjun sudah sedih. Merasa kesal kenapa harus lolos dan meninggalkan Hyerin di sini.

"We'll be okay. I promise," bisik Hyerin, menenangkan kegelisahan Yeonjun.

Lagi, lelaki itu hanya bisa mendengus. Hyerin dan seribu caranya untuk membuat Yeonjun nyaman.

"I'll be back soon. Wait for me. Jangan lirik cowok lain."

"Hahaha, kamu masih berangkat minggu depan."

✧・゚: *✧・゚:*

"Ih udah belum nangisnya, Rin?"

Ara gemas sendiri melihat sahabatnya murung sepanjang hari. Sudah pasti penyebab segala senyum dan tangis gadis itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah Yeonjun.

"Apa sih, Ra, aku ga nangis." Hyerin mendengus, memalingkan wajah.

"Dih, ngomongnya doang ga nangis. Dari pagi mewek muluuuu," cebik Ara.

Taehyun yang duduk di depan mereka tertawa, "Yaelah, Rin, empat hari doang. Baru hari kedua juga."

"Huhuhu kangen Yeonjun," rengek Hyerin, menenggelamkan kepalanya di balik lengan jaketnya.

Wangi Yeonjun.

Lelaki itu sengaja memberikan Hyerin jaketnya. Katanya untuk dipeluk waktu kangen.

Terbiasa bersama sepanjang hari, tidak bertemu empat hari rasanya sangat berat bagi mereka. Terpaut jarak dan waktu.

Hyerin sibuk merengek di sekolah, Yeonjun sibuk memandangi fotonya dan Hyerin yang menjadi wallpaper ponselnya.

"Kapan sih pulang?" tanya Yeonjun tidak sabar.

Kawannya hanya mengendikkan bahu, menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Ini bukan kali pertama Yeonjun bertanya seperti ini hari ini.

Ah, rindu itu menyiksa. Apalagi untuk sepasang remaja yang sedang dimabuk asmara. Menolak berpisah tapi harus menyadari kenyataan.

"Kepengen pulang ketemu Hyerin..."

"Yeonjun kapan pulang..."



•tbc•

mantan | choi yeonjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang