++

535 75 46
                                    


|alternative ending


Hyerin menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Merasa gugup. Tentu saja, siapa yang tidak gugup di hari pernikahannya.

Menengok ke masa lalu, banyak yang sudah gadis itu lewati. Bahkan bab percintaan remajanya sudah selesai.

Kini dia akan menjadi seorang wanita yang memiliki suami. Kisah yang ditulisnya bukan lagi bab percintaan melainkan rumah tangga.

"Kak."

Hyerin menoleh cepat ke ambang pintu, menemukan sang adik yang sudah rapi dengan setelan jasnya.

Mereka sudah sama sama dewasa, tidak ada lagi pertengkaran kekanakan seperti waktu dulu. Malah bisa dibilang, mereka tempat curhat satu sama lain.

"Kalem aja, gugup banget kayaknya," celetuk pemuda bongsor itu santai.

Hyerin mendengus. Bahkan sekarang berdiri di sebelah Kai, dia terlihat seperti kurcaci. Gadis itu juga heran kenapa Kai tumbuh tinggi sekali.

"Besok kalo kamu yang nikah juga pasti gugup begini," cibir Hyerin.

"Nggak kayak calon suami kakak yang bolak balik ke toilet, mules katanya," ujar Kai.

Hyerin tertawa kecil, tidak lagi kaget. Semasa pacaran dulu dia juga sering melihat bagaimana lelaki yang akan dinikahinya ini menghadapi rasa gugupnya.

Dipikir pikir, Hyerin juga banyak bertumbuh. Dia belajar dari kesalahannya waktu itu dan berusaha untuk mempertahankan sebuah hubungan karena komitmen.

Buktinya, sekarang mereka bisa sampai di tahap ini.

"Udah waktunya. Kakak mau bareng aku apa Papa?"

Hyerin mendengus, "Jelas Papa dong! Nggak usah bikin rencana baru. Papa mana?"

"Nah justru itu. Papa ikutan bolak balik toilet. Mending sama aku dulu sampai ke depan, terus baru bareng Papa, gimana?"

Hyerin memikirkan tawaran adiknya, menimang apakah hal ini baik baik saja. Gemas, Kai menarik tangan kakaknya untuk digantungkan di lengannya.

"Sekaliii aja, aku mau jadi adek yang nggak durhaka, Nyonya Choi."

Jelaskan, bagaimana Hyerin tidak merasa geli dan haru seketika? Kai si tengil pengganggu kencannya dulu sekarang ingin melakukan hal yang benar untuknya.

Hyerin mengatur napasnya, berjalan di sebelah Kai yang membawanya pada sang ayah.

Di saat ayah-anak itu menerima seluruh atensi yang berada di aula pernikahan, mata Hyerin hanya tertuju pada lelaki yang menunggunya di ujung altar.

Diam diam Hyerin merasa geli dengan ekspresi lelaki yang akan dinikahinya itu. Menatap kagum sosok Hyerin yang begitu cantik dalam balutan gaun putih.

Upacara pernikahan ini terlihat begitu suci dengan kedua mempelai memakai setelan putih yang senada.

Alunan piano menambah rasa geli di perut Hyerin. Dia gugup dan bahagia, ingin menangis karena masih tidak percaya ada di titik ini.

Setelah sang ayah meletakkan tangan gadis itu di lengan lelaki yang akan menghabiskan sisa hidup bersama anaknya, Hyerin bisa melihat senyum sedih bercampur haru di wajah ayahnya.

Hyerin berjanji pada dirinya kalau dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti kala itu. Dia tidak ingin membuat ayahnya menyesal telah melepaskannya seperti ini.

"Aku titipkan anakku padamu, Choi Yeonjun. Tolong jaga dia seperti kamu menjaga nyawamu."


fin

mantan | choi yeonjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang