Extra 1

1.3K 30 0
                                    

Note: Ignore the picture

Kelahiran Putra Pertama

Malam ini Dika tidur dengan Tommy. Seperti kesepakatan mereka bertiga, tiga malam Dika bersama Tommy dan tiga malam berikutnya Dika bersama Satria.

Satu hari mereka tidur bersama pada setiap hari Minggu.

Walaupun sesungguhnya mereka tidur dalam satu rumah.

Saat ini Dika sedang menggoda Putra yang sudah mulai berjalan.

Putra tertawa dan merangkak ke arah Dika.

Dika mencium pipi gembulnya Putra. Putra mencium kembali pipinya.

"Papi... Kapan ke rumah grandfather?"

"Setelah Papi melahirkan adik kamu yang masih dalam perut."

Putra menciumi perut Dika beberapa kali. Dielusnya perut Dika dengan penuh kasih.

"Papi... Nanti kalau Adek sudah lahir, Putra boleh minta Adek lagi dari Papa ga?

Dika terkejut mendengar permintaan Putra.

"Mmm... Tanya Papa Putra. Mau kasih atau enggak."

"Oke Papi..."

Putra tertawa senang mendengar jawaban Papi Dika.

Tiba-tiba perut Dika terasa mules yang sangat luar biasa.

Dika mengerang sakit. Putra yang melihat Papi kesakitan langsung mengambil hpnya Papi dan menghubungi Pipi Tommy dengan menekan angka 2.

"Halo... Selamat siang Sayang. Tumben telpon pagi ini."

"Ish Pipi... Ini Putra Pi. Pi, cepetan pulang...!!! Papi mau melahirkan..."

"HAH?! APA? HUBUNGI OM KEN ATAU OM AGUS...!! CEPETAN...!!"

"Enggak usah teriak Pipi...!! Putra dengar. Ya sudah, Pipi kasih tau Papa ya?!"

"Ok. Pipi hubungi Papa sekarang."

Sambungan terputus, Putra langsung hubungi Om Kenzo dan terhubung.

"Pagi Dika... Ada apa?"

"Om... Ini Putra. Tolong siapkan mobil. Papi mau melahirkan, tolong hubungi dokter Edward juga untuk siapkan ruang operasi. Cepetan ya Om."

"Oo... Ok.."

Putra memutuskan sambungan telepon. Dielusnya perut Dika dengan tak lupa berkata...

"Adikku sayang... Tenang ya... Jangan buat Papi kesakitan. Kakak sayang adik."

Dika tersenyum, rasa sakitnya berkurang. Dikecupnya kening Putra.

"Terima kasih Sayang."

Putra tersenyum. Baru berusia 1 tahun namun Putra sudah lancar berbicara, dapat berjalan dan berlari kecil.

Dika bangga melihat perkembangan Putra.

"DIKA...!! AYO CEPETAN KITA KE RUMAH SAKIT..!! UNCLE q AGUS SUDAH SIAP DI MOBIL."

Ken datang berteriak gara-gara panik. Dia lari ke ruangan bayi yang sudah disiapkan untuk mengambil tas berisi berkas² dan tas berisi perlengkapan Dika dan bayi.

Dika berusaha berdiri dan berpegangan pada Ken. Tak lama, Agus datang dan langsung membantu Ken membawa tas perlengkapan dan juga menggendong Putra.

Dika menunjuk ke arah tas yang berisi telpon selular, charger, dompet dan juga kartu identitasnya.

Ken mengambilnya dan memberikannya pada Dika.

Setelah mengunci pintu rumah dan pagar, Dika menitipkan rumah pada bagian keamanan yang kebetulan sedang berkeliling.

Aku Cinta KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang