05. Nona Manis

17 9 1
                                    

Mengapa semua orang begitu takut padaku? Padahal aku tak begitu menyeramkan hanya akan membuat sedikit tangisan.

-IlonaAdrianna

Jevan kembali ke kelas diikuti oleh ketiga sahabatnya, ia tak henti-hentinya tersenyum sampai-sampai siapa pun yang melihatnya mungkin akan mengira bahwa Jevan sudah gila.

Zaky yang sedari tadi hanya mengamati kini memiliki ide untuk menjahili Jevan.

"Eh Ilona." Ujar Zaky ketika seorang gadis memasuki kelas mereka.

Mendengar Zaky menyebut nama Ilona dengan cepat Jevan menoleh, "Hah Ilonaa." Ucapnya sembari melihat ke arah pintu untuk menemukan Ilona.

Tetapi ia hanya mendapati seorang gadis bertubuh gempal yang sering dipanggil Nona Manis itu sedang berdiri di dekat pintu sambil mengemil makanan.

"Yah Nona manis." Kata Jevan menghembus nafas kecewa.

"Apaa." Tanya Nona manis ketika mendengar ucapan Jevan.

Jevan hanya menggeleng menanggapi.

Zaky tertawa kencang melihat Jevan yang dulunya mempermainkan cinta sekarang tunduk akan cinta.

"Calon bucin nih kayaknya." Kata Zaky menggoda.

"Widih bersejarah banget ya hari ini." Sambung Atha.

Keduanya tertawa dengan sangat puas sekarang, karena kapan lagi akan menyaksikan raja buaya tobat urusan wanita.

Jevan mendelik kesal melihat kedua sahabatnya itu sedang menjahilinya.

Tak lama kemudian bel yang menandakan pelajaran akan dimulai pun berbunyi.

***
Melanie merasa sedikit khawatir sekarang, pasalnya sejak kejadian Jevan menghalanginya Ilona marah besar dan tidak boleh diganggu dulu.

Ilona hanya diam seribu bahasa mengamati aktivitas orang dari atas rooftop.

Tak sepatah kata pun keluar dari mulut cantiknya.

Melanie sudah paham betul jika Ilona hanya diam seperti ini, itu artinya ia sedang mencari mangsa untuk dilukai agar bisa melampiaskan kemarahannya.

Dan benar saja Ilona baru saja tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai.

Setelah sekian hanya terdiam akhirnya Ilona mulai beranjak dari duduknya untuk pergi bermain dengan domba yang malang.

"Mau kemana." Tanya Melanie meskipun ia sudah tahu kemana Ilona akan pergi.

Ilona menoleh, "Main bentar sekalian kasih motivasi." Ujarnya sambil tersenyum.

Melanie menghembus nafas panjang, ia tak bisa menghentikan Ilona.

"Mel." Panggil Ilona.

Melanie mendongak menatap Ilona.

"Ayo." Ilona menarik tangan Melanie agar ikut dengannya.

Ilona berjalan di koridor dengan tatapan tajam seperti biasa, ia juga melihat kanan kiri mencari mangsa yang sudah ia tandai tadi.

"I got you." Bisiknya pelan ketika kedua matanya menangkap seorang gadis dengan riasan wajah lumayan menor itu melambaikan tangan pada seorang laki-laki yang sudah berlalu pergi.

Ilona mendekati gadis itu sedangkan Melanie hanya menyaksikan dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Ketika sadar bahwa dirinya dalam bahaya karena Ilona mulai mendekat tentu saja hal itu membuat gadis yang bernametage Rania Putri itu merasa gemetar.

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang