10. Masalah Piket

8 8 2
                                    

Semakin dibenci malah semakin kuat kau dibuat mencintai.

-ZakyMaulana.


"Apa karena ada Jevan."

"Iyaa."

Melanie makin bingung dibuat Ilona, ia menempelkan punggung tangannya di dahi Ilona, "Lo sakit ya? Mau gue anter ke kuburan?" Tanyanya heran.

Ilona menepis tangan Melanie yang berada di dahinya, "Apaan sih, siapa yang sakit coba, gue cuma mau berubah aja ga nyakitin orang lagi." Jelasnya.

Melanie sedikit melotot, "Tuh kan kayaknya lo sakit parah deh Naa, ga biasanya lo kek gini." Ujar meringis.

Ilona memutar bola matanya, "Emang salah ya kalo gue berhenti nyakitin orang, bukannya itu yang lo mau." Ucap Ilona.

Melanie mengangguk pelan, "Iya emang sih tapi ga setiba-tiba ini, lo suka Jevan ya?" Tanya Melanie penuh selidik.

Ilona terkekeh kecil, "Liat aja nanti." Jawabnya dengan seringaian.

***
Kriiinggggg...

Bel pulang telah berbunyi menandakan jam pelajaran terakhir sudah berakhir dan tibalah waktu untuk pulang.

Zaky dan Jevan buru-buru mengemas barang-barang mereka dan segera beranjak pergi.

Mereka berencana untuk kabur agar tidak ikut piket kelas.

Hampir, hampir sedikit saja lagi mereka lolos dari tugas itu, namun sayangnya nasib tidak berpihak pada mereka hari ini.

Sebuah sepatu melayang ke arah mereka ketika beberapa langkah lagi menuju pintu.

"Mau kemana hahhh!!" Teriak Nadine yang kini sudah berada di depan pintu menghalangi Zaky dan Jevan untuk keluar.

Zaky memegang perutnya seperti kesakitan, "Aduuuhh duhh sakit banget perut gue Nad." Ujarnya.

Nadine berdecih, "Kenapa baru sekarang sakitnya kenapa dari tadi enggak." Tanya Nadine tetap dengan suara keras.

Jevan ikut memegang perut Zaky yang kini sudah terduduk di lantai.

"Zaky tuh udah berisi Nad, jangan kasar gitu dong kalo dia keguguran gimana." Ucap Jevan memelas.

Zaky mengangguk cepat, "Iya Nad, lo ga kasian sama gue." Bujuk Zaky dengan tampang lebih menyakinkan.

Bukannya kasihan, Nadine malah menatap keduanya dengan tatapan jijik, "Idih drama banget, lo mau gue sumpahin beneran ada bayi di perut lo." Ancam Nadine.

"Bukan temen gue sumpah." Bisik Atha pelan sambil menunjukkan dua jari pada Regal ketika melihat tingkah laku Jevan dan Zaky.

"Nadine pleaseee, kali ini aja kita ga usah piket ya." Pinta Jevan tersenyum lebar.

Nadine melotot, "Nggaaa!!!" Tolaknya.

"Lo berdua piket dulu atau gue colok tuh mata pake garpu." Ancam Nadine lagi.

Sontak mendengar hal tersebut membuat Jevan dan Zaky langsung kicep, bukannya mereka takut sama ancaman Nadine tapi ngga berani aja.

Mau tak mau mereka pasrah menyelesaikan piket terlebih dahulu meskipun dengan sangat terpaksa.

Sedangkan Atha dan Regal menunggu di luar kelas.

Saat ini, Zaky sedang membersihkan meja guru dengan kemoceng sambil diawasi Nadine yang sedang bersilang tangan.

"Bersihin yang bener, tuh di ujung masih ada debu." Ujar Nadine.

Zaky berdecak kesal, "Bacot mulu nih mak lampir, untung sayang." Gumam Zaky pelan tetapi masih bisa didengar oleh Nadine.

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang