12. Murid Baru

11 6 0
                                    

"Jadi, lo ga takut sama gue hm?"

-IlonaAdrianna.

Matahari pagi sangat cerah seakan bernyanyi riang bersama awan yang menari indah dilangir biru.

Terlihat jelas hari ini adalah hari yang ceria, namun tidak dengan hati Jevan.

Hatinya malah terus saja gelisah, Jevan duduk diam tanpa bicara seperti bukan dirinya.

Dalam diamnya, Jevan berpikir keras tentang kejadian kemarin malam.

Jujur saja sejak Ilona mengetuk kaca jendelanya, ia tak bisa tidur hingga fajar mulai menyingsing.

Zaky dan Atha baru saja sampai di depan pintu kelas.

Zaky mengusap matanya, memastikan apa yang dilihatnya kini.

"Ini beneran Jevan berangkat pagi atau gue yang masih setengah sadar sih." Tanya Zaky pada Atha.

Atha menggeleng, tidak mengerti isi pikiran sahabatnya satu ini.

Atha menepuk bahu Jevan pelan, "Tumben pagi-pagi udah dateng." Ucap Atha.

Bukannya menjawab, Jevan malah berlonjak kaget.

Melihat itu pun, sontak Atha ikut terkejut, "Kenapa sih lo." Tanya Atha heran.

"Eh eehh ada apaan nih." Ujar Zaky ikut menimbrung.

Jevan menggeleng lemah lalu kembali duduk.

Zaky dan Atha saling tukar pandangan, melihat tingkah laku Jevan tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa sih, ketakutan banget kayak dikejar setan." Ucap Atha duduk berhadapan dengan Jevan.

Zaky ikut duduk disamping Atha, "Kalo ada masalah cerita Van, jangan dipendem sendiri malah jadi penyakit nanti." Kata Zaky serius.

Jevan menatap kedua penuh arti, "Kalo misalnya gue adalah psikopat dan kalian tiba-tiba ngeliat gue lagi nyiksa orang, kira-kira apa yang kalian lakukan ketika menghadapi gue-." Ucapan Jevan tiba-tiba terpotong.

"Sebelumnya gue mau tanya, ini cuma misalkan, lo bukan psikopat beneran kan." Tanya Zaky menatap Jevan.

Jevan berdecak kesal, "Ya iyalah Zak, gue cuma nanya doang." Kata Jevan.

"Kalo gue yaa tergantung." Atha menjawab.

Jevan fokus menatap Atha, "Maksud lo?" Tanyanya.

"Semua sesuatu terjadi karena ada sebab dan akibat ya kan, kalo misalnya lo psikopat pasti ada alasan atau sebab atau kelainan apa gitu kan." Jelas Atha.

Jevan dan Zaky mengangguk bersamaan.

"Kalo lo itu psikopat yang bener-bener parah sampai membunuh banyak orang dan akan membunuh kita juga, ya pasti gue bakal menjauh sejauh-jauhnya dari lo lah." Lanjutnya.

Zaky tertawa, "Sama gue juga, cari aman boss!" Serunya.

Jevan terdiam sejenak, memikirkan baik-baik apa yang seharusnya dilakukannya.

Tak lama kemudian, bel pelajaran berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai.

Jevan terus saja melamun sejak percakapannya bersama Atha dan Zaky tadi.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid pindahan baru." Ucap Pak Budi ketika masuk ke kelas bersama dua orang siswi.

Jevan tak terlalu memerhatikan ke depan, ia hanya mendengar kekecohan teman sekelasnya.

"Silahkan perkenalkan diri kalian." Pak Budi mempersilahkan kedua siswi baru itu memperkenalkan diri masing-masing.

"Perkenalkan nama saya Ilona Adrianna, bisa dipanggil Ilona, saya murid pindahan dari SMA Cempaka." Salah satu murid pindahan tersebut memperkenalkan dirinya sembari tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang